-oOo-
"KEVIN BURUAN!!!" Tangan nya mengambil sepatu di rak yang ada disebelah tubuhnya.
Buk.
"ARGH! GILA LO REV! SAKIT ANJIR!!!" Teriak laki-laki bernama Kevin itu dengan tangan yang berganti dari mengikat tali sepatu menjadi mengusap-usap kepalanya yang terkena lemparan sepatu.
Wanita itu menghentak-hentak kan kakinya sambil berkacak pinggang. "YA LO LAGIAN LAMA BANGET NGIKET TALI SEPATU AJA!!! BURUAN!!! KITA UDAH TELAT INI ASTAGA!!!" Teriaknya lagi.
Kevin langsung mengikat tali sepatunya kembali dengan gerakan cepat, masa bodo lah tali sepatunya tidak terikat kencang.
Ia segera berdiri dari duduknya. "Iya-iya sorry udah ayo buruan." Lalu berlari kearah mobil nya, meninggalkan wanita yang ada didepannya itu.
Wanita itu terlihat menatap tajam punggung Kevin yang berlari menuju mobil. "BURUAN-BURUAN PALA LO!" Ucapnya, lalu berlari menyusul Kevin. Dan mobil pun melesat kencang, meninggalkan komplek perumahan mereka dan menuju ke SMA GARUDA.
Mereka sudah benar-benar telat dihari pertama nya menjadi kelas 12.
***
"Aduh pak, biarin kita masuk ya?" Mohon nya, dengan tangan yang bertaut didepan wajah.
Kevin memutar bola matanya. "Reva, gak usah sok-sok an imut deh lu." Tubuh nya merinding melihat wajah sok imut Reva.
Reva berdecak dan melirik Kevin tajam. "Lu kalo gak bisa bantu apa-apa mending diem aja deh! Udah tau gua lagi ngerayu pak Jamal." Dan Reva pun kembali merayu pak Jamal dengan wajah yang dibuat se-imut mungkin. Padahal tanpa harus melakukan itu, wajah Reva pun sudah imut.
"Gak bisa atuh neng, ini neng udah telat 30 menit." Ucap pak Jamal sambil menggeleng-geleng kan kepalanya.
Reva mengerucutkan bibirnya dengan wajah cemberut mendengar penolakan pak Jamal.
Kevin tertawa kecil. "Tuh kan, percuma lu ngelakuin parodi badut kaya tadi. Gak mempan!"
"Ini semua gara-gara lo!!! Dasar kebo gak tau diri, tau gitu mending gue bawa mobil sendiri" Racau nya, lalu meninggalkan Kevin menuju mobil Kevin.
Kevin menghela nafasnya, lalu mengangguk kan kepalanya kearah pak Jamal sebagai bentuk hormat dan berjalan menuju mobilnya, menyusul Reva.
"Sorry elah, gua kira kita bakal telat beberapa menit. Ternyata kita telat 30 menit heheh." Ujarnya dengan cengiran.
Reva mendengus.
Ia harus memikirkan cara untuk masuk ke dalam sekolah, tidak mau tahu apapun caranya yang penting ia bisa masuk ke sekolah hari ini.
Entah ada apa dengan dirinya yang tiba-tiba punya niat setinggi langit untuk masuk sekolah.
Reva memiringkan duduknya menghadap Kevin dengan wajah berseri. "Gue ada ide."
Kevin menoleh dengan alis terangkat. "Apa?"
Sebelum mengucapkan nya Reva mengambil nafas dalam-dalam.
"Panjat pager belakang sekolah." Jelasnya.
Kevin tertawa.
Mendapatkan respon seperti itu membuat Reva bingung dan kesal secara bersamaan. "Kok ketawa sih?! Gue serius."
Masih dengan tawa nya Kevin berkata. "Serius lu manjat pager belakang sekolah? Dengan rok setengah jadi lu ini?" Tanya nya sambil menunjuk rok sekolah Reva.
Reva mendengus, rok nya memang bisa dikatakan setengah jadi setelah dirinya memutuskan untuk memotong rok sekolah nya yang sepanjang lutut menjadi seatas lutut.
"Gak usah ngeledek deh! Rok keren begini dibilang rok setengah jadi." Gerutunya sambil menepuk-meluk bangga rok nya.
"Hahaha, oke-oke. Ide lu boleh juga."
Lalu tiba-tiba Kevin teringat sesuatu, lebih tepat nya bingung karena sesuatu.
"Bentar-bentar." Ucap Kevin, lalu mengulurkan tangannya untuk menyentuh dahi gadis itu.
Tidak panas, biasa-biasa saja. Lalu apa yang terjadi dengan gadis bar-bar disebelahnya ini?
Bayangkan, Reva yang nakal, tidak disukai guru dan bar-bar ini lebih memilih manjat pagar belakang sekolah agar bisa masuk sekolah daripada memilih untuk membolos kan diri.
Memandang Kevin heran, Reva pun menyingkirkan tangan Kevin di dahinya. "Kenapa sih?" Tanya nya, lalu ikut-ikutan memegang dahinya. Tidak ada apa-apa di dahinya, pikirnya.
Berdecak pelan Kevin pun memandang serius Reva, sedangkan Reva yang ditatap seperti itu memandang heran Kevin.
"Apaansih? Daritadi gak jelas banget." Ucapnya lalu mengalihkan pandangannya keluar mobil.
"Ada yang salah Rev."
Reva kembali memfokuskan pandangannya ke Kevin.
"Apaan yang salah?" Tanya nya.
Dengan dramatis, Kevin pun memundurkan tubuhnya hingga punggungnya menyentuh pintu mobil yang ada dibelakangnya.
Tangannya menunjuk-nunjuk Reva dengan pandangan ngeri. "Lu ketempelan! Iya kan? Ngaku lo setan!" Teriaknya masih dengan menunjuk-nunjuk wajah Reva.
Menabok tangan Kevin yang berada di depan wajahnya, Reva pun mendengus. "Jangan kumat, gue gak bawa obat."
Menggeleng-gelengkan kepalanya, Kevin pun kembali menunjuk-nunjuk wajah Reva. "Engga-engga, lu beneran ketempelan Rev."
Mengambil botol minum yang ada di dashbord mobil, Kevin pun menenggak nya sedikit lalu berkumur.
Reva memandang aneh sahabat nya itu, memang ada apa dengan dirinya?
Memonyongkan bibir nya, Kevin siap untuk menyembur Reva dengan air didalam mulutnya yang sudah ia bacakan doa.
Melihat itu, Reva pun langsung menutup bibir Kevin dengan telapak tangan nya. "WOI! GILA LO!" Teriaknya, lalu mengarahkan wajah Kevin kearah samping.
Menelan air yang ada di mulutnya, Kevin pun melepaskan tangan Reva yang ada di depan mulutnya.
"Sumpah! Ini Reva sahabat gue kan? Hah?" Kevin menyentuh wajah Reva, lalu menggoyang-goyangkan wajah itu ke kanan dan ke kiri berulang kali.
Karena pusing mendapatkan perlakuan seperti itu, Reva pun memukul wajah Kevin.
Buk
"Awh..."
Mengisi wajahnya pelan, Reva pun kembali memandang Kevin. "Lu kenapa sih? Udah otw gila? Iya?"
Masih dengan ringisan nya. "Ya lu lagian tumben amat milih manjat pager sekolah buat masuk sekolah, biasanya juga langsung ngajak bolos." Gumam nya, mengusap-usap wajahnya yang terkena pukulan dari sahabat gila nya itu.
Mengerutkan alisnya, Reva pun diam membenarkan ucapan Kevin. "Iya juga ya?" Tanya nya, memandang Kevin.
Kevin mengangguk-anggukan kepalanya. "Ya kan? Apa kata gue!"
Mengibaskan tangannya didepan wajah, Reva pun kembali menatap Kevin. Kali ini dengan wajah serius Reva bicara. "Gak mau tau, kita harus masuk hari ini!!!" Ucap nya dengan mengepalkan tangan nya didepan wajah Kevin.
Mengedipkan matanya beberapa kali, Kevin berdehem. "Terserah lu dah. udah gak mau mikir gue."
Tersenyum senang, Reva pun menepuk pundak Kevin. "Ayo, kebelakang sekolah!"
Kevin mengangguk, lalu mengeluarkan ponsel dari saku nya dan menghubungi seseorang untuk membantu rencana mereka.
Dengan wajah bingung, Reva pun bertanya. "Loh? Itu lu nelfon siapa?"
Kevin menoleh sambil tersenyum. "Julian."
Mata Reva membesar mendengar jawaban Kevin.
"Lo gila?!"
-oOo-
Hey! Hey! Hey!
Gimana sama chapter pertama cerita ini?🤔 ada yang tau gak kenapa respon Reva begitu pas Kevin bilang Julian?? Yang tau bisa comment ya!
Semoga kalian suka ya!❤
Dan jangan lupa untuk Rate, Like & Comment nya gais⭐✨
Sampai jumpa di next chapter...see you🙏🏻✨💗
#Salam AKP