JANGAN JADI SILENT READERS YA😭
JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW, RATE, LIKE & COMMENT. TERIMAKASIH🙏🏻
Semua itu sangat berharga bagi saya🙏🏻🙂
▪HAPPY READING▪
-oOo-
"Tutup mata lo pada!" Teriak Reva kepada Kevin dan Julian yang berada di bawah pagar, tepatnya pagar belakang sekolah mereka.
Kevin tertawa. "Gak ah, sayang kali rezeki ditolak." Ucapnya menyeringai sambil menatap Reva yang masih berada di atas pagar.
Buk
"Awh..." Kevin menatap tajam Julian yang memukul kepalanya.
Ditatap seperti itu bukannya membuat Julian takut, malah balik menatap tajam Kevin. "Balik badan plus tutup mata." Ucap nya datar, lalu membalikan tubuhnya dan tubuh Kevin.
"Iya dah iya." Dengan malas Kevin pun membalikan tubuhnya, masih tak rela rezeki nya dilewatkan begitu saja.
Reva yang masih diatas sana pun menyeringai. "Good Boy." Ucap nya.
Setelah berhasil menurunkan tubuhnya sampai setengah pagar yang berkarat itu, Reva pun kembali menurunkan kakinya untuk bisa turun. Tetapi, kakinya salah pijakan diantara besi-besi pagar sehingga tubuhnya oleng.
Sebelum dirinya benar-benar jatuh, Reva teriak. "AHHH!"
Mendengar teriakan Reva, Julian dan Kevin pun refleks berbalik. Lalu, Julian segera menangkap tubuh Reva sebelum tubuh gadis itu jatuh ketanah. "Rev!"
Namun naas, bukannya berakhir dengan Reva digendongannya. Ia pun ikutan jatuh ke tanah dengan Reva yang berada diatas tubuhnya.
Tubuhnya mendadak kaku dengan batu-batu yang berada dibawah tubuhnya, belum lagi Reva yang menindih nya.
"Shh..." Ringisnya
Reva yang masih belum sadar pun seketika sadar setelah mendengar ringisan Julian.
Membangunkan tubuhnya dari atas tubuh Julian, Reva pun segera berdiri sambil mengulurkan tangannya untuk membantu Julian.
"Aduh, sorry banget Yan. Sakit banget ya?" Dengan rasa bersalah Reva menatap Julian yang masih meringis dibawah sana.
Tapi Julian menggeleng mendengar pertanyaan Reva. "Gak terlalu kok." Ucap nya lalu membalas uluran tangan Reva untuk membantu dirinya.
Masih ditempat dan di keadaan yang sama Julian pun membersihkan seragamnya yang sedikit kotor.
"Lagian sok-sok an jadi pahlawan si lo! Udah tau Reva badak, masih aja ditolongin." Ucap Kevin sambil tertawa menatap Julian dan Reva yang menatap tajam kearahnya.
Reva pun tak terima lalu menabok lengan sahabat nya itu. "Minta gua tabok ya lo!"
"Btw, itu udah lu tabok Rev." sahut Julian dengan memandang malas kearah dua sahabat gila itu.
Kevin meringis, masih pagi tapi ia sudah mendapatkan 4 pukulan dari kedua sahabatnya. Bagaimana jika seharian penuh ia bersama sahabatnya itu, ia bergidik ngeri. Mungkin ia akan segera mati mendadak, pikirnya.
"Sakit elah Rev, masih pagi juga udah dapet 4 tabokan gue. Mending cium gue dah Rev, sampe 100 kali pun gua jamin kuat." Menaik-turunkan alisnya Kevin menatap Reva dengan menyeringai.
Sebelum Reva mengeluarkan kalimat pedasnya, Julian lebih dulu bersuara. "Peti mati udah gua siapin dirumah." Lalu berlalu meninggalkan Kevin dengan Reva yang ada digandengan nya.
Kevin melotot tak terima. "Gila! Serem juga lo!" Teriaknya.
Reva pun membalikan badan dan memeletkan lidahnya. "Kevin besok mati! Wle!" Ucap nya dengan tertawa keras.
Belum sempat Kevin melempar sepatunya untuk menimpuk mulut pedas Reva, mereka telah hilang dari pandangannya, berbelok masuk ke kolidor sekolah.
"Heran gue, tuh anak pas lahir bagian mana yang keluar duluan ya? Jangan-jangan mulutnya duluan lagi yang keluar pertama, sampe punya mulut pedes gitu." Gumamnya, lalu berlari menyusul Julian dan Reva yang sudah hilang dari pandangannya.
***
"Mau sampe kapan tangan gue digandeng kaya anak monyet gini?" Tanya Reva sambil memandang tautan tangan mereka.
Julian terkekeh, lalu mengeratkan genggamannya. "Sampe mati juga gua jamin bakal genggam tangan ini terus."
Reva memutar bola matanya malas, sudah sangat sering ia mendapatkan perlakuan seperti ini dari Julian. Padahal mereka tidak pacaran, tapi ia tahu kalau Julian memang memendam perasaan kepadanya.
Jadi, ia hanya menerima-menerima saja karena tidak mau menyakiti teman dari sahabatnya ini. Lagian perlakuan Julian juga masih berada di batas normal dan tidak melewati batas, jadi ia tidak perlu merasa risih kan?
Ditambah lagi, ia sedang sendiri. Jadi fine-fine saja. Walaupun beberapa kali Julian menyatakan perasaan nya tapi Reva tidak bisa menerimanya. Entah kenapa hatinya hanya menerima jika Julian berlaku manis seperti ini, tapi tidak dengan ucapan manis Julian kepadanya.
Maka dari itu, ia hanya menganggap Julian sebagai kakak nya karena perhatian yang ia terima . Ditambah lagi Julian lebih tua satu tahun dari dirinya, walaupun sekarang mereka sama-sama duduk dikelas 12.
"WOY!"
Mereka menghentikan langkahnya ketika mendengar teriakan dari suara yang mereka kenal pemiliknya.
"Tungguin kek! Maen tinggalin aja lo berdua." Ucap Kevin membungkukan badan nya dengan nafas yang tersenggal-senggal.
Melihat itu, Reva pun mengambil botol minumnya dari dalam tas dan memberikannya kepada Kevin, tahu jika sahabat bodoh nya itu tidak pernah membawa air minum.
"Thanks." Ucap Kevin lalu meminum langsung dari botol milik Reva.
Julian yang melihat itu pun mengerut bingung, bagaimana bisa Reva dan Kevin minum dalam satu botol. Bukankah itu sama saja dengan ciuman secara tidak langsung?
"Jangan minum langsung dari botol nya juga kali!" Sewot Julian sambil menarik paksa botol Reva dari Kevin yang masih minum.
Reva menoleh kearah Julian dengan wajah bingung dan Kevin memandang tajam Julian karena membuat baju nya basah karena menarik paksa botol minum itu membuat airnya tumpah kemana-mana.
"Apaan sih?! Orang lagi aus juga!" Sahut Kevin sambil berusaha mengambil kembali botol minum Reva.
Julian pun langsung menjauhkan botol minum itu. "Gak! Enak aja lo minum langsung dari botol nya, itu sama aja ciuman secara gak langsung bro!" Jelas Julian dengan alis mengerut menatap Kevin.
Karena tahu akan segera datangnya perang dunia ketiga, Reva pun bersuara.
"Kita udah biasa kok kaya gitu, jadi sans aja." Ucapnya santai.
Julian pun langsung melotot tak terima mendengar ucapan Reva, sedangkan Kevin terkekeh penuh kemenangan.
"Udah biasa Bro! Sini-sini botol nya, masih aus nih abang Kevin." tangannya pun langsung menyambar botol minum Reva dan kembali meminum airnya sambil menaik-turunkan alisnya menatap Julian.
"Seger bro! Mau gak?" Ledeknya, mengangkat botol minum itu kearah Julian.
Laki-laki didepan nya ini benar-benar sedang terbakar api cemburu.
Sebelum kembali meledek Julian.
Julian sudah menatap tajam Kevin, dan menarik paksa tangan Reva menuju kelas mereka. Meninggalkan Kevin kembali.
Berdecak pelan Kevin menggerutu. "Baru tadi ditinggalin, sekarang udah ditinggalin lagi! Berasa maen kejar-kejadian kaya di film India gue."
Sebelum langkah mereka menjauh, Reva berbalik menatap Kevin.
"Jangan dihabisin air minum gue, kampret!" Teriaknya.
Tapi, Julian langsung bersuara.
"Gak usah minum dari situ lagi, nanti gue beliin air minum sama botol yang baru."
Dan itu mampu membuat Reva diam, tidak protes seperti biasanya.
Menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal, Reva pun hanya bisa terkekeh canggung.
Orang jomblo disukain banyak orang begini nih -Gumam nya.
-oOo-
Hey! Hey! Hey!
Gimana sama chapter 2 ini?🤔
Jangan lupa untuk Follow, Rate, Like & Comment ya gais!✨❤
See you di next chapter🙏🏻🌈
#Salam AKP