00 | Prolog

Ps. Khusus di part ini, cerita diambil berdasarkan sudut pandang tokoh, yaitu dari sudut pandang Mikaela. Selebihnya akan menggunakan sudut pandang orang ketiga serba-tahu.

Enjoy...

***

Kemanusiaan bukanlah sesuatu yang dapat dibeli dengan apapun, begitupun dengan manusia itu sendiri. Mungkin benar, atau mungkin begitulah seharusnya. Setidaknya dulu, sebelum ras kotor penghisap darah mulai menguasai bumi.

Vampire, begitulah mereka menyebutnya, atau mungkin memang itulah sebutan untuk mereka, makhluk rendahan yang penuh dengan arogansi dan rasa haus darah mereka yang benar-benar menjijikan.

Entah bagaimana mengungkapkannya. Intinya mereka semua menjijikan.

Tapi semenjijikan apapun kata-kata yang kugunakan untuk mendeskripsikan makhluk-makhluk rendahan itu, hidup yang kujalani selama ini bisa dibilang lebih menjijikan dari mereka. Begitulah kenyataannya.

Aku Mikaela Jeanne Gibbons, anak dari pasangan Alfred Gibbons dan Marriane Caitlyn Gibbons. Anak terakhir dari dua bersaudara.

Benar, keluargaku tergolong kurang kreatif karena memiliki nama belakang yang sama. Walaupun begitu, mereka semua tidak pernah absen dari seluruh ingatan tentang kebahagiaan yang pernah kualami dalam hidup.

Ya, merekalah dasar dari kebahagiaan masa kecilku.

Perang antara manusia dan vampire sebenarnya telah berlangsung dari setahun sebelum aku dilahirkan, namun orangtuaku benar-benar tidak ingin kedua anak mereka merasa ketakutan, mungkin itu sebabnya mereka menyembunyikan peristiwa tersebut dari kami berdua.

Aku dan kakakku benar-benar tidak tau tentang peperangan yang terjadi antara manusia dengan vampire hingga umurku genap berusia enam tahun.

Bagaimana aku bisa mengetahuinya?

Tentu saja. Karena saat itu segerombolan vampire datang dan menyerbu kota yang kami tinggali. Kedua orangtuaku tewas, dan kakakku diculik. Begitulah yang mereka—vampire—lakukan kepada anak-anak. Bagi anak laki-laki, mereka akan mengubahnya menjadi sama seperti mereka dan dilatih untuk membantai sisa-sisa manusia yang ada di bumi. Sedangkan untuk anak perempuan, akan dijadikan budak dan diperjual-belikan kepada para bangsawan yang rela membayar.

Aku bahkan tidak mengerti mengapa para vampire juga menggunakan uang.

Entahlah, biarkan itu menjadi urusannya mereka, aku tidak tahu, dan juga tidak ingin tahu.

Selama dua belas tahun ini aku sudah tujuh kali berganti majikan, empat kali dijual dan sisanya mengambilku dengan paksa dari tangan majikanku. Entah mengapa para bangsawan itu selalu tertarik untuk menjadikanku budak mereka. Mungkin tubuhku adalah faktor utama mengapa mereka ingin sekali memilikiku.

Jangan kira para bajingan penghisap darah itu hanya tertarik pada tipe darah tertentu, hasrat mereka tidak mungkin serendah itu. Buktinya di kebanyakan film-film vampire tidak ada wanita jelek yang menjadi tokoh utamanya.

Tolong jangan singgung tentang Bella, karena aku team Jake.

Ya, hasrat mereka bukan hanya kepada darah, tetapi juga ke bagian tubuh yang lain. Layaknya manusia normal, mereka juga punya ketertarikan terhadap bagian-bagian tubuh yang tergolong intim dan tentunya menggairahkan.

Dan begitulah akhirnya, setelah tujuh kali berganti majikan, aku sekarang sudah dianggap lebih rendah dari sampah. Secantik apapun barang itu, tidak akan laku di pasar manapun jika sudah tujuh kali dipakai oleh pemilik yang berbeda, setidaknya daya jualnya sudah sangat rendah.

Di sinilah aku, duduk bersandar pada tembok bangunan kumuh yang mungkin dalam hitungan menit akan roboh bila dilihat dari warnanya, di balik jeruji besi yang lebih mirip kandang hewan, tanpa sehelai benangpun yang menutupi seluruh permukaan kulitku, ditambah dengan rantai yang mengikat di leherku, menunggu rantai ini ditarik dengan keras oleh juragan vampire yang mengelola tempat kumuh ini, karena itu berarti akan ada lagi bangsawan yang membayarnya untuk membeliku.

Ya, masih untung kalau dia hanya menariknya sebentar, karena biasanya aku diseret sampai ke tempat bangsawan itu menunggu. Luka-luka memar di tubuhku juga belum hilang bekas perlakuan manis dari majikanku sebelumnya.

Aku, Mikaela Jeanne Gibbons, inilah kisah hidupku yang menyedihkan, sekaligus menjijikan. Aku tidak akan berharap banyak, karena harapan sudah hilang dari bumi ini sembilan belas tahun lalu saat vampire mulai menyerang. Benar-benar hilang.