"Aku pernah melihatnya tapi dimana?"Ujar nick sambil meminum bir di tangan Kananya.
Tak
"Ah yah, salah satu teman Gabriel yang memakainya, Hoodie dengan Lambang elang di belakangnya,Ck besok akan ku tanyak kepada mereka" Ujar nick kemudia berjalan ke arah balkon apartemennya.
"Pemandangan kota london yang penuh dengan gedung pencakar langit, kendaraan yang hilir mudik memadatinya ditambah dengan lampu yang menerangi kota london di malam hari tampak indah bagiku. tapi siapa sangka di balik terangnya kota london terdapat begitu banyak manusia yang haus akan kegelapan. Salah satunya adalah di Gaara, entah di mana di berada dan bagaimana rupanya, ternyata dia adalah serigala yang licik dan cerdas, yang tak segan merindukan kegelapan untuk dia peluk, menghabisi nyawa seseorang bagaikan boneka yang di koyak, darah yang merah mengalir dari tubuh sang lawan malah membuatnya senang. Aku berharap segera bertemu dengannya dan membuka semua kedok miliknya dan juga aku penasaran dengan rupanya"Ujar nick bermonolog sambil memandangi kota london.
Siapa sangka takdir yang dia cari selama ini sudah terhubung dengannya tanpa dia sadari, pertemuan yang tak terduga mengambil langkah awal akan terbentuknya sebuah hubungan yang mengikat mereka dengan benang merah.
Entah Benang merah tersebut akan putus nantinya atau malah mengikat mereka semakin erat.
Takdir yang tidak bisa di hindari, Takdir yang tidak bisa mereka ubah akan menghantui mereka.
"Arasya, Please Bebaskan aku! aku tidak mau berada disini, kumohon Arasya" Ujar Gabriel dengan derai air mata yang mengalir di pipinya.
"Cup cup cup sayang. Apa kau bilang, ingin keluar? Sayang sekali kesempatan mu akan habis, entah itu aku atau kau yang akan lenyap tapi kali ini yang ada di posisi yang menguntungkan adalah aku, bukan kau! jdi sebaiknya berhenti merengek dan saksikan apa yang aku buat"Ujar Arasya kepada Gabriel.
"Arasya Please"
"Ck sayang sekali kau tidak bisa Gabriel, dan yah apakah kau sudah tau, Mike? Teman lelaki bajingan mu itu, Dia sudah ku lenyapkan dari muka bumi ini, sekarang dia tenang di alam sana bebas dengan sesuka hatinya dan lebih membahagiakan lagi kau bebas dari bully! hore Gabriel menang, Ye ye ye ye la la la la" Ujar Arasya Excited.
"Hiks itu bukan kabar bahagia Arasya, Kau baru saja memberitahu ku kabar Duka, teganya kau membunuh nya"
"Ck HARUS NYA KAU ITU BAHAGIA BEBAS DARI SEMUA YANG MENYIKSA MU! TAPI APA YANG KU LIHAT, KAU MALAH MENYALAHKAN KU SETELAH APA YANG KU PERBUAT DI HIDUP MU! TEGANYA KAU? DENGARKAN INI BAIK BAIK GABRIEL! JAWABAN DARI KAU ATAU AKU YANG LENYAP AKAN KU JAWAB SEKARANG JUGA! YANG BERADA DI POSISI MENGUNTUNGKAN ADALAH AKU MAKA AKULAH YANG MENJADI PEMENANGNYA! DAN KAU" teriak Arasya kemudian Arasya menunjuk Gabriel.
"AKAN LENYAP DARI DUNIA INI! psyungggggg and Bom" lanjut Arasya menampilkan smirk-nya
" Jadi persiapkan diri mu, bye Gabriel" ujar Arasya tersenyum lebar.
Bagi Gabriel senyum Arasya kali ini sangat mengerikan, tidak biasanya dia tersenyum seperti itu, karena setau Gabriel Arasya hanya tahu menampilkan senyum smrik-nya.
"Entah apa lagi yang kau rencanakan, aku harap kau tidak membunuh dan merenggut nyawa orang lagi, Arasya" ujar Gabriel dalam jati. Kemudian pantulan dirinya di cermin menghilang.
Asap rokok yang di keluarkan dari mulut Arasya mengembul ke udara, Arasya bersandar ke tembok sebuah toko yang sempit.
"Ini, yang kau minta, semuanya lengkap"Ujar Pria yang di balik toko.
Arasya membuang puntung rokoknya kemudian menginjaknya dengan sepatunya.
Arasya memeriksa kembali pesanan yang dia minta.
"Bagus, ini itu tidak kurang kau cek sendiri jika tidak percaya." ujar arasya sembari melempar amplop yang berisi uang.
Arasya bersiap meninggalkan toko tersebut tetapi langkahnya terhenti karena sang pemilik toko.
"Ingat kau jangan sampai ketahuan, bahwa kau memiliki senjata itu, karena itu adalah senjata yang sangat langka, kau bisa berurusan dengan hukum jika memilikinya"ujar pria tersebut dengan kriput di wajahnya, looks scary. Arasya membaliksn tubuhnya menghadap ke pria paruh baya tersebut.
"Ck. kau kira aku bodoh, sudahlah tutup toko peyot mu itu, ini bahkan tidak bisa di sebut dengan toko lagi,heh" ujar arasya mengejek kemudia kembali melanjutkan langkahnya yang tertunda.
Dor dor dor
Bunyi senapan kini mengisi penuh sebuah rumah yang tidak terpakai lagi, yang hanya di terangi satu lampu yang tergantung di atas sebuah meja hanya menjadi alat satu satunya penerangnya.
Satu persatu Orang yang sedang beradu tembak tersebut gugur, darah menghiasi ruangan tersebut.
Kini hanya 3 orang yang tersisa saling bertodong senjata dan tidak ada yang mau mengalah. Satu di antara ketiganya Ia lah seorang wanita bertudung Hitam, Gaya Khas Arasya.
Satu Diantara pria yang sedang menodongkan senjata ke Arasya Adalah pelatih ice skate Gabriel. Siapa lagi kalau bukan Nick.
"Turunkan Senjata mu" Ujar Nick yang masih menodongkan senjatanya.
"Dimana dia?" Ujar Arasya yang masih menodongkan senjatanya menghiraukan Ucapan Nick.
"Aku bilang turunkan senjata mu"Ujar nick. Arasya kemudian menurunkan senjatanya mengikuti intruksi Nick.
"Dimana dia, panggil dia kemari atau ku habisi kalian" Ujarnya Menampilkan Wajah dinginnya
"Ada yang mencarimu" Ujar Nick menyentuh Earpiecenya.
Tidak lama Kemudian Ketukan sepatu pentopel terdengar dari Arah tangga.
"Siapa kau, kenapa kau mencariku" Ujar Mr. yudi dengan tangan yang di masukan didalam saku celananya.
"Gaara" Ujar Arasya Sembari menatap dingin Mr. yudi, tatapan mata Arasya seakan menusuk Mr. Yudi. Membuatnya berdiri kaku, Salahnya sendiri mengejar serigala.
Nick yang mendengarnya pun terkejut, pasalnya orang yang di carinya kini berdiri di hadapannya, tetapi wajahnya hanya terlihat separuh karena tertutupi Hoodie.
"Hmmm" Mr. yudi berdehem menghilangkan kegugupannya.
"Ada apa kau mencari ku"Ujarnya Setelah berusaha menormalkan Tubuhnya.
"Kill You" Ujar Arasya Dingin. Anak buah terutama Nick yang mendengar Ucapan Nick bersedia menembak Arasya, tetapi Mr. yudi yang memberi gestur untuk tidak menembak Arasya kembali menurunkan Pistol mereka.
"Kenapa kau mau membunuhku, aku sedang tidak bermain dengan mu" Ujar Mr. yudi.
"Identity?" Setelah mendengar Ucapan yang di keluarkan Arasya, kini Mr. yudi tersadar akan bahaya yang datang menghampirinya.
"Kau tidak bisa membunuh ku di kawasan ku " Ujar Mr. yudi masih mencoba menggertak Arasya.
" I Don't care" Ujarnya. Langkah demi langkah Arasya mendekati Mr. yudi.
Anak buah Mr. yudi pun kembali menodongkan senjatanya ke arah Arasya yang mendekat ke arah Tuan mereka dan menjadi temeng tuannya.
Arasya berlari ke arah Mr. yudi yang di halangi oleh Anak buahnya, Belum sempat anak buah Mr. yudi melepaskan Pelurunya ke arah Arasya, Mr Yudi terlebih dahulu jatuh dan meringis.
Siapa yang kira gerakan gesit Arasya tidak ada yang melihatnya, Mereka hanya melihat Arasya yang berlari ke arah mereka , tetapi kini Arasya sudah ada di belakang Mr. yudi dan menembaknya.
Tidak ada suara tembakan yang terdengar, kini hanya ada erangan dan tindakan Mr. yudi yang menggaruk Ke arah lehernya.
Nick yang ingin menembak Arasya terhenti karena tidak mendapatkan Arasya di hadapannya.
" Kau Mencari ku? usaha mu sia-sia Ucapkan selamat tinggal pada Atasan mu itu" Nick mencari asal suara Arasya tetapi tidak mendapatkannya.
"Dimana kau? apa yang kau lakukan padanya" Tanya Nick.
"Hanya menembaknya dengan jarum kecil berisi Racun yang akan memicu serangan Jantung, hanya itu saja" Ujarnya Santai.
"Sialan, Akan ku bunuh kau! Liat saja nanti"
"Aku menunggumu untuk kau bunuh" ujar Arasya. Kemudian Suaranya pun hilang.
"Sialan" Umpat Nick.
"Pantas saja dia di juluki pembunuh bayaran yang paling berbahaya, dia sangat gesit dan gerakannya halus tak terbaca" Lanjutnya.
"Heh, cepat bantu aku mengangkat nya" Ujar nick.
Kemudian mereka mengangkat Mr. yudi yang masih merasa gatal dan segera di larikan ke Rumah sakit.
"