Chereads / GAARA / Chapter 11 - Part 11

Chapter 11 - Part 11

"Karena pertandingan kalian akan di mulai minggu depan, maka besok adalah hari terakhir kalian latihan, ibu harap kalian akan menampilkan sesuatu yang sangat baik! ibu harap begitu" ujar sang wali kelas tegas.

Semua siswa hanya menggangguk kepalanya malas, mendengar ocehan Guru mereka.

" Baiklah sekian penyampaian dari saya, silahkan kalian lanjuti latihannya" Ujar Wali kelas Mengakhiri pembicaraan nya.

Semua siswa membubarkan diri, ada yang bergosip ria ada pula yang sedang bermain ice skating.

"Gabriel"Panggil seseorang menepuk pundak Gabriel.

Arasya terkejut kemudian membalikkan badannya melihat Nick tepat di depannya.

Arasya kemudian memasang wajah memelas yang selalu ada pada raut wajah Gabriel.

"Ada apa Mr.?" Tanya Arasya gugup.

"Ini, punya mu bukan?" Ujar Nick sembari mengulurkan Sepatu Ice Skate berwarna putih yang selalu Gabriel bawa, Gabriel sangat menyayangi sepatu tersebut karena dia membelinya dengan uang hasil kerja kerasnya selama di kafe.

"Ah terimakasih Mr" Ujar Arasya membungkuk lalu melangkah pergi.

Raut wajah Arasya kembali dingin setelah memalingkan wajahnya dari hadapan Nick.

"Perfect Arasya, akting mu memang bagus" Ujar Arasya dengan Senyum Smrik-nya.

Selama Latihan berlangsung Nick selalu saja memperhatikan Gabriel a.k.a Arasya yang sedang latihan.

Arasya begitu risih dengan tingkah Nick yang selalu memperhatikannya, dia begitu jengkel rasanya dia ingin mencolok mata Nick dengan Pulpen.

"Huff Tahan Arasya, Sebentar lagi" Ujarnya menenangkan diri.

"Okay guys, Kemari " Panggil Nick kepada semua Siswa.

"Latihan kalian sudah bagus dan jangan lupa jaga stamina, terimakasih waktunya, semoga kalian menang" Ujar Nick dengan senyuman mengakhiri kelasnya.

Semua siswa bertepuk tangan lalu pergi mengganti sepatu mereka.

Dari sepanjang Nick berbicara Arasya selalu memperhatikan Mely yang terlihat tidak biasa, begitu diam dan tidak banyak tingkah.

Satu persatu siswa di sana mulai pergi, Arasya berjalan menghampiri Mely yang sedang berjalan keluar dari lantai ice.

"Mely" Panggil Arasya sambil tersenyum. Mendengar seseorang memanggil nama nya, Mely membalikan badannya ke sumber suara.

"What?" Ujarnya ketus setelah melihat Arasya.

"Do you want to play with me? " Tanya Arasya. Arasya mengangkat satu alisnya menunggu jawaban Mely.

"Huh okay" Jawaban dari Mely membuat sudut bibir Arasya Tersenyum Smirk.

Mereka Bermain Ice bersama, Mely merasa ada sesuatu yang buruk akan terjadi, tinggal mereka berdua yang masih bermain di atas ice.

Arasya selalu memperhatikannya dengan tatapan yang susah di mengerti oleh Mely.

"Kau bermain dengan bagus Mely" Puji Arasya.

"Ya aku memang pandai bermain ice skating, tidak seperti, benar bukan?" Ujar Mely menyombongkan diri.

" Oh yah Kau pemain yang sangat handal, Apalagi di ranjang, Benar bukan?" Ujar Arasya dengan raut wajah Membunuhnya.

Mely tersentak kemudian mempercepat Laju nya, bermain dengan sangat cepat menghindari Arasya yang tepat di belakangnya.

"Bagaimana Jika kita sedikit bermain kasar, itu pasti seru" Ujar Arasya setelah sampai di samping Mely.

Deru nafas Mely mulai tidak beraturan, detak jantung nya tanpa diminta berdetak kencang.

Dia mempercepat gerakan kakinya, mereka kejar-kejaran di atas dinginnya ice.

Arasya yang tepat di belakang Mely, mendorong Mely hingga Mely jatuh terpelanting di atas ice kemudian kepalanya terbentur dinding penghalang ice yang tajam mengenai kepala nya.

Lantai ice yang putih mengkilap mulus di ternodai oleh kentalnya darah yang merembes dari kepala mely.

Kesadaran Mely pun menghilang, Arasya tersenyum devil menatap Mely terbujur kaku darah tak berhenti keluar dari kepalanya.

Arasya meronggoh Kantung jaket yang dia kenakan kemudian menelpon nomor darurat.

"Please Help me!" Ujar Arasya panik dia begitu lihai mempermainkan raut wajah dan suaranya yang seakan-akan takut.

"Harap tenang dan ceritakan apa yang terjadi" Ujar Seseorang di seberang.

"Hiks.. Help me, Tolong segera kirimkan bantuan, teman ku! Hiks.. Teman ku berdarah dia jatuh saat kami sedang bermain ice skating! Aku tidak tahu harus apa! aku takut! kumohon cepatlah datang! Hikss..." Ujar Arasya Panik dengan air mata yang jatuh dari pipinya.

Arasya melirik letak CCTV berada, kemudian melanjutkan tangisannya.

"Okay, kami akan segera kesana, aktif kan lokasi mu dan tunggu tim kami" Ujar seseorang di telpon.

"Hiks.. Kumohon cepat lah" Ujarnya kemudian mematikan sambungan telepon nya.

Tidak lama Kemudian bantuan yang dia minta segera datang, Arasya menghapus air matanya segera berlari ke arah tim penyelamat.

"Hiks.. Teman aku ada di sana, kumohon segara tolong dia" Ujarnya menuntun Tim ke arah Mely.

Tim tersebut mengejek ke adaan Mely, sedangkan Arasya sedang di tenangkan dan di beri minuman panas.

Arasya Tersenyum Smirk melihat Mely di angkat menggunakan tandu keluar dari tempat ice skating untuk di bawah ke rumah sakit.

"Teman mu akan di bawah ke rumah sakit, kamu jangan khawatir kami akan menolongnya"Ujar salah satu dari tim.

"Baiklah terimakasih telah membantuku" ujar Arasya.

"Yah dan pulanglah kami akan menghubungi mu nanti untuk meminta kejelasannya" Ujar

"Baiklah" Ujar Arasya. Orang Tersebut menepuk pundak Arasya kemudian berlalu pergi.

"Well well well Mari kita lihat Bagaimana kelanjutan nya, She dead or not? Nyawanya kini ada di genggamanku" Ujar Arasya menampilkan senyum smirk-nya, membuang handuk yang menutupi badannya kemudian berlalu pergi dari tempat kejadian.