Zepri langsung membantu Shinta turun dan memerintahkan helikopter langsung kembali lagi.
Aku sudah menyiapkan satu villa untukmu, kamu pasti sangat lelah. Feby dan yang lain sedang beristirahat, kita akan bertemu ketika makan malam nanti dengan mereka.
Terima kasih Zep...
3 hari ini pasti berat sekali bagimu Ta. Maaf karena aku terlambat mengambil tindakkan.
Aku yang harusnya berterima kasih karena aku liburanmu jadi terganggu.
Aku malah tenang kamu di sini Ta, dari kemarin aku mencoba segala kemungkinan untung saja aku mengingat jika kamu mengajakku ke Club itu.
Bagaimana kamu bisa menemuka alamat club sahabat?
Zepri tertawa, aku ini pengawal Ta. Dan aku banyak mengenal orang2 dari jalanan. Jadi, selain memakai mereka aku meminta bantuan support dari Tuan Putra hingga kamu bisa sampai di sini.
Ini villa mu, istirahatlah. Aku akan menjemputmu ketika mau pergi makan malam.
Zep, panggil Shinta...
Bukankah ini terlalu besar ucap Shinta... Bolehkah aku bergabung dengan kamu saja, jujur aku belum nyaman untuk sendirian sekarang.
Hmmm... Villa ku di sana, sambil menunjuk. Tapi aku bersama pengawal yang lain. Aku akan menemanimu sampai nanti kamu tidur. Baru aku akan kembali ke villaku.
Maafkan ku, karena terus merepotkanmu.
Aku yang membawamu ke sini, jadi aku akan bertanggung jawab denganmu selama di sini.
Mandilah dulu, aku akan menunggumu di sini ucap Zepri sambil menghidupkan Televisi di ruang tamu. Setelah itu ada yang mau aku tanyakan padamu.
Baiklah ucap Shinta, sambil berjalan masuk ke kamar.
Zepri melihat langkah Shinta yang terlihat berat dan lelah.
Ta, aku lupa. Kalau malam ini kita akan bersantai di tepi pantai. Berpakaianlah yang sedikit tebal, aku takut nanti kamu terkena flu.
Aku tidak membawa baju hangat Zep.
Nanti, sebelum ke tempat dinner kita mampir ke Villa ku sebentar. Aku akan meminjamkan punya Pur kepadamu.
Tidak usah, aku kurang nyaman memakai barang milik orang lain ucap Shinta. Pandangan Pur padanya ketika memancing kemarin tidak bersahabat menurut Shinta jadi dia tidak mau mengambil resiko lain.
Aku sudah terbiasa kena angin pantai, kamu tenang saja.
Zepri menarik nafas panjang.
Apakah ada hal yang bisa aku bantu terkait berita yang beredar?
Aku bingung Zep, berita itu sebenarnya tidak seperti itu.
Dia mengkhianatiku dan aku meminta berpisah. Dia menikah 1 tahun setelah kami putus tapi menjelaskan hal itu ke media apa keuntungannya? Mereka bahkan bisa lebih memelintir menjadi lebih parah dari sekarang.
Ta, jadilah pasanganku ucap Zepri tiba-tiba.
Shinta menahan langkahnya kembali dan menjatuhkan tas di tangannya.
Maafkan, apakah aku mengagetkanmu ucap Zepri langsung berlari membantu mengangkatkan tas Shinta.
Cara menghiburmu benar2 anti mainstream ucap Shinta.
Aku serius ta, mari kita menikah.
Zep, ini pertemuan kita ke dua dan dari awal kamu berkata tidak ada keinginan untuk menikah.
Jujur, aku menyukaimu dari pertama kali melihatmu di rumah sakit dengan dokter Feby. Dari awal aku benar-benar tidak berani untuk mendekatimu karena status keluargaku. Beberapa waktu kita di hotel membuatku merasa nyaman begitu bersama denganmu, tapi aku masih tidak berani menghadapi perasaanku. Tapi 2 hari ini aku benar2 terasa sesak melihat berita yang beredar.
Aku masih sulit mencerna semua ini Zep.
Kalau kamu menerima lamaranku, aku akan berusaha meyakinkan kedua orang tuamu dan berusaha agar bisa di terima oleh keluargamu. Penolakan yang akan ku dapat nanti akan ku terima dan kuperjuangkan asalkan kamu menerimaku.
Apakah kamu serius?
100% serius, menikahlah denganku ucap Zepri.
Kamu tau Zep, apakah kamu yakin bisa menjalin hubungan tanpa cinta?
Cukup aku yang mencintaimu dan kamu menerima cintaku. Aku akan berusaha membahagiakanmu.
Kamu yakin?
Percayalah padaku, aku berjanji akan membahagiakanmu dan tidak akan pernah mengkhianatimu.
Kalau kamu memang yakin bisa memberiku semuanya. Apakah kamu bisa mendahulukanku dari pada keluarga Zen?
Zepri langsung tersentak dengan pertanyaan Shinta, dia tidak menyangka hal itu akan menjadi alasan untuk Shinta menolaknya.
Ta, Zepri terdiam lama dan mulutnya terasa kaku.
Maafkan aku Ta, aku akan berusaha membahagiakanmu dengan segala kemampuanku. Tapi jangan minta aku memilih di antara kalian, karena kalian ibarat mata kanan dan kiriku. Aku tidak mungkin memilih salah satunya karena aku benar2 membutuhkan kalian semua.
Baiklah, aku akan menerima lamaranmu jika kamu mendapatkan restu dari Shanti dulu. Masalah Papa dan Mama, jika kamu bisa mendapatkan izin dari Shanti maka mereka bukan masalah bagimu.
Benarkah ucap Zepri menarik nafas sambil tertawa, terima kasih karena menerimaku.
Terima kasih karena kamu sudah berani jujur tentang dirimu. Kalau kamu tadi memilih ku dari pada keluarga Zen. Aku pasti akan menolak lamaranmu.
Kenapa?
Karena tidak mungkin kamu akan meninggalkan keluarga Zen yang sudah membesarkanmu seperti sekarang, itu pasti bohong. Karena kamu jujur makanya aku menerimamu, aku bukan wanita egois yang akan menyuruhmu memilih antara dua orang yang kamu sayangi.
Terima kasih, Zepri memeluk erat Shinta.
Rasa aman ini yang tidak pernah aku rasakan selama ini, terima kasih karena mencintaiku ucap Shinta berbisik ke Zepri.
Tiba-tiba pintu villa di buka dan membuat Zepri dan Shinta kaget.
Sorry ucap Feby, aku mengganggu kalian.
Masuklah Nyonya ucap Zepri yang langsung melepaskan pelukannya ke Shinta.
Aku langsung berlari ke sini begitu mendapat info dari Zai kalau Shinta sudah tiba di sini.
Tidak apa-apa Nyonya, silahkan Nyonya duduk dulu saya akan meletakkan barang Shinta dulu.
Zai menunjuk2 Zepri dari jauh, Prince menjutekkan mukanya.
Zepri meletakkan tas Shinta dan langsung kembali keluar.
Aku benar2 mengkhawatirkanmu Ta, ucap Feby sambil menangis.
Feb ayolah, aku tidak apa2. Kamu lihat, aku baik-baik saja ucap Shinta.
Kenapa kamu menonaktifkan hp mu dan tiba2 menghilang.
Aku tidak bermaksud menghilang, aku tidak ingin Papa, Mama, Shanti dan Kak Raffa terbawa masalahku. Aku hanya ingin menenangkan diri sebentar dan handphone ku benar2 berisik entah dari mana mereka mendapatkan nomor hp ku hingga tidak ada jeda sama sekali berdering.
Ta, ini telepon dari Mama mu ucap Zepri sambil memberikan teleponnya ke Shinta.
Feby dan Zai saling melirik memberikan kode.
Iya Ma, Shinta bersama Feby dan Zai juga. Harusnya Mama menitipkan ke Feby kenapa ke Zepri. Shinta tertawa mendengar perkataan Mamanya. Baiklah, akan Shinta sampaikan ke Zepri. Iya Ma, salam buat Papa. Love You too
Zep, kata Mama jangan lupa minum vitamin dan kita harus langsung pulang ke rumah Mama ketika sudah pulang nanti.
Baiklah ucap Zepri yang meletakkan jus untuk mereka.
Feby dan Zai saling memberi kode.
Kenapa Zepri harus pulang kerumah orang tuamu?
Aku pun bingung, padahal mereka belum pernah bertemu tapi Mama malah banyak berpesan padaku agar baik2 pada Zepri.
Aku tidak mungkin berani melamarmu jika belum mendapat persetujuan orang tuamu.
Kamu serius sudah meminta izin mereka?
Sebenarnya aku pernah bertemu dengan Mama mu secara tidak sengaja di sebuah pusat perbelanjaan. Waktu itu Papamu terjebak macet parah dan hari hujan, jadi aku membantunya menyebrang jalan agar Papamu tidak sulit memutar.
Kamu jangan2 sudah merencanakan semuanya.
Bagaimana aku bisa tau jika itu orang tuamu, aku waktu itu hanya sedang menunggu Nyonya berbelanja dan bertemu dengan Mamamu secara tidak sengaja. Aku baru tau ketika kemarin saaat melakukan panggilan video dengan Shanti untuk meminta izin membawamu ke sini. Tidak baik jika hanya via telepon sedangkan aku belum mengenal kedua orang tuamu, jadi aku melakukan panggilan video biar bisa berbicara secara langsung. Dari situ aku baru tau kalau mereka berdua orang tuamu.
Berarti syaratku tadi terlalu mudah untuk kamu bisa menikahiku.
Menikah teriak Feby. Kalian berdua serius? Baru juga bertemu.
Bukan karena lama atau barunya Nyonya, tapi kenapa harus di tunda ketika kedua sudah merasa yakin pada perasaan masing2.
Kamu tidak mungkin langsung mencintainya Ta, aku tau kamu.
Cukup aku yang memberikan cinta dan Shinta menerimanya. Buatku sudah cukup.
Wah, Zai langsung bertepuk tangan lalu mengangkat tangannya untuk mengajak Zepri tos. Ini baru keluarga Zen ucap Zai.
Feby langsung menoleh ke Zai agar menutup mulutnya.
Ai, bisa kamu diam dulu.
Baiklah, ucap Zai sambil menutup mulutnya dan memberikan tanda hati ke Zepri.
Ta, aku tanya sekali lagi. Kamu yakin dengan keputusanmu?
Jujur, aku sudah tertarik dengan Putra dari awal bertemu ketika dia bersama Tuan Putra aura nya benar-benar membuatku penasaran. Tapi setelah mengenal dekat, aku tau kenapa dia bersikap seperti itu. Feb, percayalah akan keputusanku.
Pri, kalau sampai kamu menyakiti temanku. Akan ku minta kepada Zai untuk menghilangkanmu.
Zai pura-pura memicingkan matanya.
Anda tidak akan memiliki kesempatan untuk melakukan itu tuan Zai, jadi jangan buang-buang tenagamu untuk mengawasiku begitu.
Memang orang-orang bang Putra tidak mudah di intervensi gerutu Zai.
Zepri menahan tawanya melihat Zai terlihat kesal padanya.