Istri Kevin sangat bahagia, sebenarnya dia ingin ikut tapi karena kehamilannya. Perjalanan jauh takutnya berefek pada kandungannya, dan anak pertamanya juga masih kecil. Demi kenyamanan Kevin, dia memilih tidak ikut berangkat.
Adam terlihat berjalan ke arah meja Feby, John bergerak dari tempatnya dan berdiri di samping Feby.
Tempat sarapan yang awalnya terdengar orang-orang mengobrol tiba-tiba senyap seketika. Ketika beberapa pengawal terlihat bergegas mendekati meja pengantin baru itu.
John langsung memberikan aba-aba agar mereka menghentikan langkahnya.
Ti kamu sudah makan tanya Adam, kalau sudah ada yang ingin aku bicarakan dengan mu.
Oh, boleh ucap Shanti dan diikuti dengan lirikan mata Shinta.
Adam dan Shanti berjalan ke arah kolam di luar.
Ti, bantulah aku. Satu kali ini saja ucap Adam, aku ingin bicara baik-baik dengan Feby. Aku berjanji setelah itu, aku akan melupakannya.
Kamu lihat Dam, Feby selalu di jaga oleh pengawal. Aku tidak bisa membantumu apa-apa, aku tidak ingin persahabatan ini malah membuat luka salah satu dari kita. Terimalah takdir yang sudah di tuliskan oleh Tuhan.
Kamu lihat, bagaimana bahagianya Feby. Mereka terlihat saling mencintai, dan Zai juga lelaki baik. Dia sangat menjaga dan memperhatikannya. Kalau kamu memang mencintainya, harusnya kamu bisa menerima dia dengan siapa pun asalkan dia bahagia. Tapi jika kamu memaksakannya bersamamu padahal kamu tau dari pandangan mata mereka saling mencintai maka bukan cinta yang kamu punya tapi ego tidak ingin dikalahkan orang lain.
Ti, Feby adalah sebuah lilin yang menerangi duniaku selama 4 tahun ini. Dunia ku mulai gelap, malamku seperti tanpa cahaya sama sekali 1 bulan ini. Diriku mulai tertarik kembali ke dalam kegelapan itu, bantulah aku Ti ucap Adam sambil berjongkok di depan Shanti.
Dam, aku benar-benar tidak bisa. Diluar dari rasa suka ku padamu selama 7 tahun ini ucap Shanti. Aku tidak ingin kamu lebih terluka lagi, bukan karena rasa sukaku yang membuatku egois tidak ingin membantumu. Seperti aku yang merelakanmu selama 4 tahun ini terus menyukai Feby dan mendukung atas sukamu kepadanya. Aku berharap kamu bisa sepertiku, menerima bahwa kebahagiaan Feby lebih dari segalanya. Aku mendukungmu asalkan kamu bahagia selama 4 tahun ini, aku juga berharap kamu bisa mendukung Feby apa pun pilihannya. Jika kamu memang mencintainya, seperti aku yang masih terus mencintaimu. Aku memilih berdiri berdampingan denganmmu, dari pada memilih menjadi musuhmu. Karena apa, setidaknya jika kamu terluka seperti sekarang. Aku bisa menjadi orang yang kamu cari untuk bersandar.
Adam terdiam, dia tidak menyangka jika Shanti menyukainya selama ini.
Ti, ucap Adam terbata ketika Shanti berdiri dari kursinya.
Kamu tidak perlu mengatakan apa-apa. Aku hanya memberikan contoh ini padamu, aku sudah lama merelakan dirimu jadi kamu jangan merasa tidak enak padaku. Sekali lagi maaf karena aku tidak membantumu kali ini. Aku tidak ingin kehilangan salah satu dari kalian, di luar dari rasa sukaku padamu. Aku juga sangat menyukai Feby dan tidak ingin kehilangan kesempatan seperti kamu yang menghilangkan kesempatan bagimu untuk tetap di sampingnya.
Shanti menahan sesak di dadanya lalu berjalan kembali ke kamar.
Shinta yang melihat hal itu langsung berlari menyusul Shanti.
By, Shanti terlihat menangis ucap Zai.
Apakah boleh aku ikut menyusulnya tanya Feby hati2 ke Zai.
Tentu saja sayang, aku akan menemani yang lain di sini. Kamu pergilah bersama Pur ya biar nanti Prince dengan Zepri saja. Aku akan bilang ke Bang Putra.
Zai menghubungi Putra dan memanggil Zepri yang terlihat sedang duduk dengan manajer hotel.
Pur langsung keluar dari ruangan VIP.
Thank You, aku duluan ya ucap Feby ke Kevin dan Micceal. Dan bergegas menuju ke kamar Shanti.
Pur, maafkan jika merepotkanmu. Zai sepertinya ingin kamu ikut masuk ke dalam nanti, jadi buatlah dirimu senyaman mungkin ya nanti di sana.
Siap, tidak masalah Nyonya.
Feby memencet bel kamar, Shinta membuka pintu.
Apa yang terjadi tanya Feby ketika melihat Shanti yang baru keluar dari kamar mandi.
Tidak ada apa2 ucap Shanti.
Serius, Zai tadi melihat kamu seperti menangis. Makanya aku mencemaskanmu ucap Feby.
Shanti duduk di sofa, kemarilah kalian. Aku akan membuat pengakuan pada kalian ucap Shanti.
Kenapa terkesan kamu serius sekali ucap Shanti.
Ya, ini benar-benar serius. Aku tidak ingin kalian tau dari orang lain.
Apa perlu aku suruh Pur untuk keluar?
Shanti sempat melihat ke arah Pur.
Tidak usah. Bukankah dia bisa diminta untuk berpura-pura tidak mendengar apa2.
Feby lalu tertawa.
Pur, bisa kamu bantu untuk tidak melaporkan hal ini?
Sesuai perintah Nyonya, saya tidak mendengar apa2 di kamar ini.
Terima Kasih ucap Feby.
Feb, Ta sebelumnya aku mohon maaf tapi selama ini aku memiliki perasaan pada Adam.
Oh itu, kami kira apa tadi ucap Shinta.
Kenapa kalian tidak kaget mendengarnya.
Ta, kita berteman bukan satu atau dua hari ucap Feby.
Dan aku adalah saudara kembarmu. Kamu masih yakin kami tidak mengetahui itu.
Apakah aku sangat jelas selama ini?
Feby dan Shinta mengangguk berbarengan.
Shanti diam tak bergerak, tapi kamu tidak bisa menerima Adam bukan karena aku kan ucap Shanti.
Tentu saja tidak, aku memang tidak pernah memiliki perasaan sedikit pun padanya. Selama ini aku sangat berterima kasih pada Adam dan kalian berdua yang menerima ku pertama kali di sini. Walaupun awal kita kenal karena kalian adalah teman Adam. Tapi aku memperlakukan kalian bertiga secara sama, cuma bedanya karena Adam berlawan jenis jadi dia menganggap aku berbeda dengannya tapi sama sekali tidak pernah aku membedakan kalian bertiga.
Feb, maaf kalau aku menanyakan hal ini.
Tapi sama seperti Adam kami pun penasaran kenapa kamu orang yang suka ketenangan bisa menerima Jazid yang jelas adalah seorang artis terkenal dan memiliki banyak sekali Fans. Itu jelas akan merepotkanmu nantinya.
Karena dia adalah Zai, aku mengenalnya bukan karena dia Jazid Malik. Tapi aku berkenalan dengannya sebagai Zai Al Hasan. Dan aku baru tau dia artis Jazid Malik setelah kami kenal cukup lama. Dia satu2nya orang yang memberikan ku rasa aman dan nyaman. Dia yang selalu membuatku merasa sejauh mana pun aku pergi, ada orang yang selalu menungguku dan tempat untuk kembali.
Dam, ucap Shanti tiba-tiba sambil mengeluarkan hp nya. Kamu sudah jelas mendengarnya, tugasku cukup sampai di sini. Shanti lalu meletakkan hpnya.
Sorry ucap Shanti.
Feby tertawa, kamu tau aku yang selalu berharap kamu bisa jujur pada perasaanmu selama ini. Jangan melakukan hal yang bisa menyakitimu, tolak kalau seandainya hal itu membuatmu terluka. Kalau kamu sudah yakin, lebih baik kamu mengatakan rasa sukamu padanya.
Sudah.
Sudah ucap Feby dan Shinta berbarengan.
Iya, tadi aku sudah mengatakan bahwa aku menyukainya.
Wah, wah... luar biasa ucap Feby.
Ini baru Shanti yang aku kenal.
Selanjutnya aku harus bagaimana?
Tidak usah bagaimana-bagaimana. Kami mendukung apa pun yang ingin kamu lakukan ucap Feby sambil mengelus pundak Shanti.
Setelah ini aku tidak akan mengungkit apa pun lagi soal perasaanku terhadap Adam. Aku memilih mengikhlaskannya, dan mencoba mencari jodoh seperti kamu ucap Shanti.
Seperti aku ucap Feby. Tapi kamu tidak naksir Zai kan?
Ya, nga'lah maksudku lelaki yang bisa memberi rasa aman dan nyaman.
Baiklah, atau kamu ingin dari kalangan artis juga? Aku bisa meminta Zai mengenalkan pada temannya.
Ah, mana ada artis yang mau dengan wanita seperti aku ini.
Ih, siapa tau ucap Feby.
Nanti malam, aku akan menyiapkan kursi khusus untuk kalian berdua serta Kevin dan Micceal. Kalian silahkan jalan2 dan menikmati liburannya, aku harus menyiapkan makan siang Zai sebentar lagi.
Maafkan karena lupa kalau kamu sudah tidak single lagi. Salam buat Jazid, sampai ketemu nanti malam ya.
Feby dan Pur kembali ke atas.