Chereads / CEO Dadakan / Chapter 224 - Mak Comblang

Chapter 224 - Mak Comblang

Zai terlihat sedang menonton salah satu filmnya di kamar.

Ah, aku pikir kamu melupakanku ucap Zai sambil meraih tangan Feby dan menariknya duduk disampingnya.

Tuan, saya izin kembali ucap Pur.

Terima kasih Pur ucap Feby.

Dengan Senang Hati Nyonya.

Aku siapkan makananmu sebentar ya ucap Feby.

Aku belum terlalu lapar, kamu temani aku menonton sebentar. Kamu pasti belum menonton filmku yang ini kan.

Feby bingung mau menjawab apa. Boleh aku berkata jujur?

Ya, aku sudah siap kata Zai. Kamu pasti belum pernah menontonnya, karena itu aku mengajakmu. Sudahlah, kamu tidak perlu menyesal begitu.

Mulai hari ini, aku akan menonton satu persatu filmmu.

Tidak usah seperti itu ucap Zai. Kalau kamu menonton terus, kapan lagi kamu memiliki waktu bermain bersama ku.

Maksudku ketika kamu sedang sibuk di luar, maka aku akan mengisi waktuku dengan menonton filmmu satu persatu.

Ah, kamu membuatku semakin mencintaimu ucap Zai sambil mencium tangan Feby.

Feby melihat ke arah Zai yang masih mencium tangan Feby sambil matanya terus menonton.

Dipandangnya muka Zai, terbayang perkataannya kepada Shinta dan Shanti tadi. Apakah yang dikatakannya tadi memang seperti yang di rasakannya, tapi dia tidak berencana untuk bersandiwara tadi. Setiap kata yang keluar dari mulutnya tadi sepertinya isi hatinya. Karena dia selalu melihat pancaran bahagia setiap Zai melihat kearahnya, pandangan yang selalu membuatnya merasa nyaman. Bahkan dia sekarang tanpa perlu alarm pengingat bisa langsung mengingat apa pun yang harus dilakukannya untuk Zai. Dia akan sesekali melihat ke arah Zai ketika mereka ada di tempat yang sama. Bahkan merasa ada yang tidak nyaman kalau seandainya terlalu lama meninggalkan Zai.

Zai terlihat tersenyum kecil sambil melihat ke arah TV, padahal dia sebenarnya sedang menatap kaca yang ada di samping TV. Dia melihat Feby yang terus memandanginya dari tadi, dia yakin kalau Feby sudah mulai memiliki perasaan padanya. Belum lagi perkataan Feby yang di rekam Pur tadi ketika mereka di sana. Tidak lama lagi, Feby pasti mencintainya.

By, apakah Shinta dan Shanti masih jomblo?

Feby tersentak dan langsung melihat ke arah TV. Kenapa Ai?

Aku memiliki beberapa teman yang sedang jomblo, apakah mereka mau berkenalan?

Tentu saja, aku juga baru mau menanyakan padamu. Sepertinya Shanti mulai membuka hatinya jadi aku tadi berencana menanyakan padamu apakah kamu memiliki teman yang sedang jomblo.

Wah, kita memang sehati. Aku memiliki teman yang tidak memiliki pasangan, siapa tau mereka ada yang cocok.

Kalau begitu nanti ajak saja Shanti dan Shinta ke kursi VVIP, aku akan meminta orang menyiapkan agar tempat duduk mereka berdekatan nanti malam.

Terima kasih Ai, kamu selalu tau apa yang aku mau lakukan. Tapi ada satu lagi.

Apa?

Bolehkah aku mengajak Kevin dan Micceal juga?

Tentu saja sayang, aku sudah menyiapkan kalau untuk mereka. Mereka adalah tamu istimewa kita, tidak mungkin aku melupakan mereka berdua. Ketika mereka mengambil gelangnya nanti, mereka akan mendapatkan untuk kursi VVIP.

By, aku ingin makan di balkon saja boleh.

Tentu saja ucap Feby, aku siapkan dulu ya. Kamu duduk duluan di balkon.

Balkon kamar mereka menghadap langsung ke laut. Mulai tadi pagi wisata air dan permainan anak sudah di siapkan. Imelda dan Putra membawa Prince bermain di pantai, bersama Audrey dan Jerem tadi pagi. Tapi walaupun ini sudah siang tapi pantai masih terlihat sangat ramai.

Ditempat berbeda Zepri yang duduk di cafe pinggir pantai bersama Putra membahas beberapa hal terkait pekerjaan. Akan ada teleconference nanti malam dengan cabang di Jerman. Apakah kamu sudah menyiapkan semua datanya tanya Putra ke Zepri.

Zep panggil Putra.

Ah, iya Tuan maaf ucap Zepri.

Apa yang kamu lihat curiga Putra.

Tidak ada tuan jawabnya.

Putra lalu membalikkan badannya dan melihat apa yang di lihat Putra.

Kamu menatap dr. Shinta dari tadi ucap Putra.

Tidak tuan ucap Zepri.

Kamu menyukainya Zep tanya Putra.

Tidak tuan jawab Zepri cepat.

Kamu yakin dengan kata-kata mu? Kudengar dia masih single kemarin dia yang sempat berdiskusi dengan Zain terkait kondisi Imelda juga. Kalau kamu mau, aku bisa membantumu mengenalnya.

Tidak perlu Tuan, orang seperti ku tidak pernah bermimpi untuk menyukai orang-orang dari kalangan tertentu.

Kenapa? Kamu sekarang adalah Sekretaris dari Direktur Utama. Apakah menurutmu posisimu ini sangat rendah sampai kamu berkata seperti itu?

Tidak tuan, sama sekali tidak. Saya bukan bermaksud begitu.

Kamu itu orang kedua yang ditakuti di perusahaan, bahkan wakil Direktur pun tidak sekuat kata2mu di kantor.

Percaya dirilah, kamu bukan Zepri yang dulu. Sekarang kamu lulusan S2 luar negeri, dan merupakan Sekretaris Direktur Utama AGC. Kamu orang terpenting bagi keluarga Zen dan keluarga ku khususnya. Dikantor kita memang atasan dan bawahan tapi di rumah kamu adalah tameng utama keluarga. Jadi tidak boleh ada rasa minder sama sekali untukmu. Selain perintahku, perintahmu adalah mutlak di keluarga ini jadi kamu bukanlah orang lain bagi kami.

Maafkan Tuan, saya tidak bermaksud apa-apa. Tapi bagaimana pun, kadang-kadang saya merasa minder karena latar belakang keluargaku.

Kamu adalah bagian dari keluarga AGC, jadi aku dan Imelda adalah keluargamu. Bukankah adik terkecilmu sudah akan lulus kuliah tahun depan.

Iya Tuan. Bahkan sampai hari ini saya masih merasa mimpi bisa mengirim mereka semua berkuliah, ini semua karena kebaikan Tuan dan Nyonya.

Bukan, bukan karena kami. Tapi karena dirimu, kamu orang yang baik dan bertanggung jawab. Aku tidak akan melarangmu menikah sekarang, dulu aku melarangmu untuk memiliki hubungan dengan wanita manapun. Karena aku ingin kamu kerja lebih keras dan menjadi seperti sekarang. Jadi, kalau ada wanita yang kamu sukai. Kejar saja, tapi ingat jangan sampai lupa dengan tugas utamamu.

Tentu saja Tuan, aku hanya akan memilih wanita yang bisa menerima pekerjaanku. Dan bisa menerima bahwa aku memiliki tugas khusus di AGC yang kadang harus dirahasiakan.

Puku, panggil Imelda yang membawa Prince sudah penuh dengan pasir di seluruh badannya.

Wah, jagoan Daddy. Sudah puas mainnya.

Belum Daddy tapi kata mommy sudah tengah hari jadi harus segera kembali ke atas. Kalau tidak nanti akan terbakar karena panas.

Good Job Prince, nanti sore bisa main lagi tapi sekarang kita kembali ke kamar dulu ya.

Ingatkan aku ketika waktunya teleconference ya ucap Putra ke Zepri.

Baik, Tuan.

Setelah ini, kami tidak berencana keluar jadi kamu bisa bebas menikmati fasilitas ucap Putra.

Terima kasih Tuan ucap Zepri.

Jarang-jarang kamu menyarankannya untuk bersantai Puku.

Sepertinya Zepri menyukai dokter Shinta ucap Putra sambil membuka baju Prince.

Bagaimana kamu tau?

Tadi ketika menunggumu di cafe, aku lihat Zepri tidak fokus dan ketika aku berbalik kulihat apa yang dilihatnya ternyata dokter Shinta.

Kalau begitu tunggu apa lagi, kamu aturlah agar mereka bisa berkenalan.

Kenapa harus aku yang mengaturnya tanya Putra ke Imelda.

Ya, karena lelaki kaku seperti Zepri itu. Yang mengobrol dengan wanita saja tidak pernah, bagaimana bisa mendekati duluan. Apalagi dia itu selalu minder tentang keluarganya.

Kamu tau hal itu?

Tentu saja, selama ini kamu tidak memperhatikan. Satu-satunya wanita yang sering bicara dengannya hanya Pur karena dia mungkin merasa nyaman karena mereka sama-sama pengawal. Padahal kan dia sekarang bukan lagi pengawal, dia adalah sekretaris direktur utama ucap Imelda.

Wah, istriku memang terbaik.

Kalau begitu, aku akan bicara dengan Kak Feby saja. Kan Shanti adalah teman dekatnya. Kalau begitu aku ke kamar mereka dulu ya Puku.

Nanti saja, bukankah nanti malam kita akan menonton konser. Kita bertemu di sana saja, nanti Abangmu malah marah lagi di ganggu.

Ini siang Puku, bagaimana bisa dikatakan mengganggu.

Kamu lupa, bagaimana kita dulu ucap Putra.

Baiklah, baiklah ucap Imelda tertawa mendengar jawaban suaminya terkesan mengejek ingatannya. Karena mereka kemarin pun, sampai tidak keluar seharian.