Chereads / CEO Dadakan / Chapter 222 - Nyonya Zai Al Hasan

Chapter 222 - Nyonya Zai Al Hasan

Ai, ayo kita turun ucap Feby. Karena Zai yang masih menatapnya tanpa suara.

Ai panggil Feby lagi.

By, bagaimana jika rambutmu di urai saja.

Jangan mulai lagi Ai ucap Feby.

Aku serius, aku tidak ingin orang lain memandangimu pagi ini karena kamu terlalu cocok berdandan seperti ini.

Karena aku memang harus terlihat lebih menarik dari semua tamu mu.

Tapi aku tidak rela orang lain melihatnya.

Urai rambutmu atau aku akan membuat tanda di lehermu hingga jika ada lelaki lain yang melihat maka dia akan melihat bekas tanda kepemilikanku.

Ai, tidak lucu.

Aku serius By, aku benar2 akan melakukannya.

Aku tidak takut ucap Feby.

Zai langsung menarik Feby ke pangkuannya dan mencium leher jenjang Feby.

Feby kaget dan langsung memukul lengan Zai.

Ai, ucapnya.

Kamu yang mengizinkannya, aku hanya melakukan tantanganmu ucap Zai sambil tertawa ke Feby. Lagian juga tidak ada bekasnya ucap Zai, lihatlah.

Ai, kamu ya ucap Feby sambil merapikan bajunya lalu berjalan ke arah pintu. Aku tidak mau dekat-dekat dengan kamu ucap Feby.

Jangan by, aku minta maaf ya sayang ucap Zai berlari menyusul Feby yang sudah berdiri di depan pintu kamar.

Zai langsung membukakan pintu kamar dan mempersilahkan Feby berjalan lebih dulu.

John sudah menunggu di lift dari tadi.

Sudah berapa lama kamu di sini tanya Zai.

Sudah dari jam 7 Tuan.

Kenapa kamu tidak membangunkan kami tanya Feby.

Zai melihat ke arah John.

Maaf Nyonya, saya tidak berani membangunkan tuan. Karena selama ini Tuan Zai selalu tepat waktu.

Kamu pasti yang melarangnya kan ucap Feby ke Zai.

Mana berani aku by, dia hanya pengertian saja pada kita. Mana mungkin aku melarangnya untuk hal-hal baik.

Besok kalau kami belum keluar jam 7, kamu harus membangunkan kami.

Dengar itu John, itu perintah pertama Nyonya Zai Al Hasan. Jangan sampai kamu gagal besok.

Dengan senang hati Nyonya ucap John.

Eh, aku meminta bantuanmu untuk membangunkan kami. Bukan memerintah ucap Feby.

Kita sudah sampai sayang ucap Zai yang langsung menggiring istrinya keluar dari lift. Agar omelannya tidak berlanjut, karena Feby sebetulnya tidak suka di layani sama sekali.

Ruang makan lumayan terlihat penuh, Zai dan Feby langsung di antar ke ruangan VIP di tempat sarapan itu.

Kenapa kita tidak di luar saja Ai?

Kita bisa berkumpul dengan tamu yang lain.

Kita harus menyapa dulu para orang tua, setelah itu aku akan menemanimu menyapa teman-teman dari rumah sakit.

Ayah, Ibu ucap Feby berlari kecil menuju tempat ayahnya duduk.

Bagaimana tidur kalian semalam ucap Feby.

Kami tidur sangat nyenyak, kamu sapalah dulu Ayah mertuamu ucap Ayahnya.

Feby mencium ayah dan ibunya, lalu menuju kursi dekat Ayah Zai.

Ayah ucapnya, bagaimana tidur semalam apakah nyenyak.

Yah, semalam ayah tidur dengan nyenyak. Seakan-akan sudah tidak ada lagi beban di pikiran ayah, karena mengingat Zai sudah ada yang menjaga sekarang.

Boleh Feby memeriksa lengan ayah?

Tentu saja, ucap Datuk Noer.

Feby memandangi jamnya. Lalu meletakkan kembali lengan ayahnya.

Detaknya normal, berarti ayah tidur dengan nyenyak semalam.

Kalau begitu mulai sekarang, ayah sudah tidak bisa lagi berbohong. Mantu ayah kali ini, tidak bisa menerima kebohongan ayah.

Apakah aku bisa dikategorikan bersekongkol dengan ayah selama ini, ucap Lulu.

Tidak sayang, kamu adalah partner yang baik untuk ayah sejauh ini. Partner in Crime ucapnya sambil tertawa.

Ayah sangat bahagia, memiliki kalian semua. Dan jangan lama-lama, segeralah menyusul Kak Lulumu. Ayah akan lebih sehat jika kamu juga bisa memberikan cucu buat Ayah.

Absolutely Ayah ucap Zai sambil matanya melirik ke arah Feby.

Oh, are you serious?

Yah, ayah tenang saja. Kami tidak akan menunda masalah anak sama sekali ucap Zai. Iya kan by?

Tentu ayah, ayah tenang saja.

Kalian hanya perlu mendo'akan semoga usaha yang kami lakukan segera membuahkan hasil. Iya kan by ucap Zai sambil memeluk Feby.

Aamin, serentak semua orang di meja itu mengaminkan ucapan Zai.

Feby izin ingin menyapa teman-teman dari rumah sakitnya kepada keluarga yang masih sibuk mengobrol.

Zai menemani Feby menyapa satu persatu tamu dari rumah sakit.

Semua antusias mengajak Feby berbicara, Zai ikut membaur bersama mereka semua.

Adam yang duduk bersama Ayahnya melihat sinis kearah mereka.

Feby menuju meja Shinta dan Shanti yang duduk di dekat jendela mengarah ke taman.

Ai, aku ingin kumpul bersama mereka dulu boleh ucap Feby.

Tentu saja ucap Zai, aku juga ada beberapa hal yang ingin di bicarakan dengan Erick dan tim.

Aku titip istriku ya ucap Zai ke Shinta dan Shanti.

Dengan senang hati Tuan Jazid, ucap mereka.

Jangan terlalu formal, bicaralah santai denganku. Teman Feby adalah teman ku juga ucap Zai. Dia mencium kepala Feby dan meninggalkan mereka.

John kamu awasi Nyonya saja ucap Zai. Tapi jangan terlalu dekat, takutnya dia tidak nyaman. Ambil jarak tapi pastikan kamu bisa melindunginya jika terjadi sesuatu.

Siap Tuan jawab John. Yang mengambil tempat berdiri di depan pintu yang mengarah ke arah taman. Tapi dia tetap berdiri menghadap ke Feby.

Kevil dan Miccael terlihat berjalan ke arah mereka dan meletakkan makanan mereka.

Morning Sweety ucap mereka ke Feby, lalu mereka langsung ikut bergabung. Kamu belum mengambil apa pun Feb? tanya Kevin.

Belum tapi aku tadi sudah makan roti dan minum susu.

Kevin berdiri dan mengambilkan beberapa cake untuk Feby.

Zai langsung menyapa Kevin, mereka sempat mengobrol sebentar dan Kevin meletakkan bawaanya ke depan Feby.

Adam makin tidak bisa menahan dirinya, dia menggenggam gelas di tangannya dengan erat. Miccael menusukkan garpu ke cake dan memberikan garpunya ke Feby agar dia mulai makan.

Mereka asyik dengan obrolan mereka hingga Miccael mengganti piring kosong Feby dengan segelas jus yang sudah di ambilnya.

Zai lalu bergabung bersama mereka.

Jaz, setelah honeymoon mainlah ke NY. Beberapa teman kuliah dulu banyak yang menanyakan kenapa Feby sombong sekali tidak mengundang mereka.

Ku kira wanita yang cuek seperti Feby tidak memiliki banyak teman.

Sebenarnya Jaz, asal kamu tau ya. Feby ini banyak sekali yang suka, tapi Kevin selalu mengancam lelaki yang mau mendekati Feby.

Oh ya, terima kasih karena Kev. Aku berhutang banyak padamu, karena sudah menjaga Feby ku dengan baik.

Ternyata, selama ini kerjaan mu ya Kev ucap Feby. Pantas saja beberapa lelaki yang mendekatiku, rata-rata menghilang dan menjaga jarak dariku. Apa yang kamu katakan pada mereka sehingga mereka menjauhiku?

Ku katakan padanya, bahwa sebenarnya Feby itu sudah punya tunangan dan tunangannya adalah seorang yang tidak akan bisa mereka kalahkan. Jadi dari pada sia-sia lebih baik mereka menyerah saja.

Dan kamu tau, gara-gara kamu menikah dengan Jazid. Itu membenarkan rumor yang pernah aku sebarkan di kampus dulu.

Zai, berdiri dan mengangkat gelas nya.

Aku bersulang untukmu ucap Zai ke Kevin sambil membungkukkan matanya. Dan akan ku balas berkali-kali lipat kebaikan kalian berdua untuk Feby selama ini.

Kalau begitu apakah kamu bisa hadir di pesta kelahiran anakku nanti ucap Kevin.

Oh, tentu saja. Akan aku batalkan semua schedule ku. Kalau perlu, akan ku bawa beberapa teman untuk hadiah pesta nanti. Kabari aku 1 bulan sebelumnya.

Cukup kamu dan Feby saja, aku sudah senang. Terutama istriku pasti akan senang sekali karena dia ngfans denganmu dari lama.

Kalau begitu kita harus membuat panggilan video dengannya, bolehkah aku berkenalan dengannya.

Tentu saja, dia pasti akan sangat bahagia ucap Kevin.

Kevin tidak menyangka artis yang di eluh2kan istrinya ini menjadi suami teman baiknya. Dia sangat welcome pada semua orang, ya terutama dia terlihat sangat mencintai Feby. Sambil mereka mengobrol sesekali Zai pasti akan menoleh ke Feby dan mengelus kepalanya, seolah-olah menandakan kalau dia memperhatikan Feby walaupun sedang mengobrol dengan mereka berdua.