Chereads / CEO Dadakan / Chapter 215 - Persiapan Casual Party

Chapter 215 - Persiapan Casual Party

By, apakah kamu sudah siap tanya Zai di depan pintu kamar mandi.

Sebentar lagi ya Ai, aku ingin berendam sebentar. Kakiku capek sekali, karena harus menyapa tamu satu persatu.

Baiklah, kamu santai saja dulu. Kalau begitu aku akan mandi di kamar Ibu saja.

Apakah tidak apa2?

Tidak apa2, nanti aku akan minta Pur berjaga.

Kan tidak ada orang lain juga dilantai ini semua adalah keluarga kita kan, tidak perlu kamu meminta orang untuk menjagaku. Biarkan mereka juga istirahat sebentar, kamu jangan lupa bawa kunci cadangan ya.

Baiklah, aku tidak akan lama ucap Zai.

Ya, walaupun sudah menikah dan tinggal bersama. Feby masih merasa canggung dengan Zai. Dia masih enggan mengganti baju di kamar atau mandi tanpa mengunci pintunya. Tapi Zai tidak mempermasalahkan itu. Mereka ingin mengalir saja, jadi mengikuti suasana. Tanpa persiapan atau pembicaraan.

Steve menghubungi HT John, ada seseorang yang turun di lantai 8. Suruh pengawal untuk segera menangkapnya tanpa ada kegaduhan ucap perintah di HT.

Zai langsung mengambil HT di atas meja.

Steve, siapa yang ke lantai 8.

Seorang pria perawakan tinggi, menggunakan jas abu2 ucap Steve.

John sedang aku suruh mengambil barang di lobby. Siapa saja yang mendengar pesan ini, hadang dia jangan sampai membuat keributan ucap Zai. Jika sudah tertangkap tunjukkan dimana kamarku.

Siap Tuan, beberapa pengawal menjawab.

Zai, langsung mengambil kimono dan berlari.

Bu, aku kembali ke kamar ucap Zai tanpa menoleh.

Dia segera masuk ke kamar sambil menahan deru nafasnya.

By, panggil Zai di depan pintu.

Kamu sudah kembali Ai?

Ya, kamu belum selesai.

Bukankah kamu baru keluar 5 menit yang lalu.

Kamu sepertinya kelamaan berendam sampai tidak melihat waktu, naiklah. Aku bantu kamu mengeringkan rambutmu.

Sebentar lagi ya Ai ucap Feby.

Sekarang atau aku masuk dan mendobrak pintumu.

Baiklah ucap Feby, dia memasang kimononya dan keluar.

Duduklah ucap Zai menepuk ke tempat tidur, dia menarik kabel dan menghadap ke Feby.

Kita akan mengadakan pesta nanti malam, harusnya kamu tidak perlu mencuci rambutmu dulu. Sambil menghairdryer rambut Feby.

Bagaimana aku tidak mencuci rambutku, kamu sudah membuat rambutku rusak tadi.

Aku terlalu bersemangat sayang, sampai2 aku lupa kalau kita masih ada acara malam ini. Kalau tidak mana mungkin aku membiarkanmu bangun dari tempat tidur tadi.

Kamu taukan kalau aku sangat lelah, tapi kamu masih saja tidak membiarkan aku istirahat.

Ya, aku terlalu menginginkanmu. Sebenarnya kalau bukan karena ayah, mana mungkin aku membiarkanmu berdandan sampai 3x seperti ini. Aku masih tidak rela, waktu berharga kita ini diganggu oleh orang lain.

dr. Adam terdiam menyaksikan Feby dan Zai dari depan pintu.

Zai melihat dr. Adam dari kaca kamar.

Bukankah ini yang ingin kamu pastikan gumam Zai.

Ai, apakah belum kering?

Sebentar lagi sayang, kenapa?

Aku harus mulai berdandan sebentar lagi dan pasti MUA sudah menunggu .

Bolehkah aku meminta 1x kali lagi ucap Zai.

No, no, no ucap Feby...

Aku tidak boleh terlambat, kasian yang lain menunggu kita. Bukankah sekarang kita punya waktu lebih banyak setelah acara, dan aku akan meladenimu selesai acara nanti sampai kamu puas.

Ah, tapi aku butuh di charger sekarang.

Jangan manja, kalau kamu merasa lelah. Aku akan meminta John membawa kursi roda sekarang juga.

Baiklah, janji selesai acara kamu harus mengikuti apa pun kemauan dan kata2ku.

Janji ucap Feby.

Aku mencintaimu ucap Zai.

Feby memeluk Zai lalu berdiri mengambil gaunnya yang tergantung.

John langsung menutup pintu kamar.

Apakah tuan sudah puas menonton pengantin baru, sekarang waktunya tuan untuk turun.

John, meminta beberapa pengawal mengiringi dr. Adam.

Bagaimana bisa ucap dr. Adam berkali-kali.

Shinta dan Shanti dari tadi mencari keberadaan dr. Adam.

Darimana saja kamu? teriak mereka ketika melihat dr. Adam diiringi oleh beberapa orang.

Aku mencari Feby.

Gila kamu ya ucap Shinta, ngapain nyari istri orang.

Aku takut dia kenapa-kenapa!

Sebaiknya kita bawa dia ke kamarnya, jika terus begini lebih baik kamu tidak usah hadir di pesta malam nanti. Kamu bisa saja melakukan hal gila yang mempermalukan kita semua.

Dia bahkan sudah tidur dengan lelaki itu.

Dam sadar, Jazid itu suami Feby. Hal wajar itu, kamu yang tidak wajar karna mengejar istri orang.

Tapi, aku yang dulu bertemu dengannya, menjaganya, mencintainya. Kenapa dia tidak memilihku.

Karena Cinta tidak dapat ditebak. Apalagi di rencanakan.

Relakanlah, kamu menyakiti dirimu sendiri kalau seperti ini. Kami tidak akan membiarkanmu datang ke acara malam ini.

Aku tetap akan pergi. Aku tidak akan membuat keributan, aku berjanji ucap dr. Adam.

Baiklah, kami akan mengawasimu terus.

Ai, bukankah kita casual party?

He eh jawab Zai santai sambil memakan biskuit dan memainkan handphonenya.

Tapi, ini bukankah baju melayu.

Ya, kita menggunakan baju casual melayu ucap Zai.

Ini baju kurung bukan namanya.

Ya, benar dan aku pun akan mengenakan baju ini.

Bukankah Kemarin kita mengusung gaya retro.

Bukankah warna baju melayu ini, menggunakan warna retro.

Oh god, kamu benar2 ya ucap dr. Feby

Zai hanya tertawa melihat Feby yang kesal karena Zai mengganti kostum tanpa kompromi.

Apakah kamu tidak suka Ai?

Suka, hanya saja aku takutnya tamu kita akan lebih shock dariku.

Kita harus berbeda dari mereka semua sayang ucapnya sambil mengecup kening Feby di depan semua penata rias.

Feby hanya bisa melihat kesal ke Zai.

Sengaja sekali kamu ya Ai ucap Feby.

Aku akan menyiapkan susu dulu untukmu ya by.

John ambilkan susu yang kamu ambil tadi.

Baik Tuan ucap John.

Dia memberikan susu ke Feby yang sedang hair do.

Bagaimana By?

Ai, kenapa susunya beda ucap Feby.

Kata orang, jika sudah menikah harus segera mengganti susu menjadi susu perencanaan kehamilan.

Feby tersedak dan terbatuk-batuk.

By, kamu kenapa?

Ini yah, kamu sepertinya ngebet sekali mau punya anak. Gimana kalau fansmu pada ngamuk! Dengan pernikahan mendadak seperti ini saja, ada yang berpikiran kalau aku hamil.

Tidak masalah, yang benar2 sayang padaku mereka pasti senang mendapatkan versi mini dari Jazid Malik.

Kadang2 kamu ya Ai, awas ya kamu.

John, buatkan satu gelas lagi untuk Tuan.

Loh, kenapa buatku?

Karena kalau mau perencanaan, harus suami istri yang meminumnya.

Baiklah, John. Segera buatkan untukku. Aku sangat ingin memiliki versi mini dari diriku.

Maafkan ya, kalian pasti sudah lelah melihat tingkahnya selama ini ucap Feby. Malam ini sengaja Zai membawa tim artisnya. Dia tau, salah satu make up artisnya ada yang suka menyebarkan informasi dirinya dan menjadikannya bahan gosip di perusahaannya. Jadi, dia sengaja malam ini meminta satu tim manajemen artisnya untuk menghadiri acara malam ini.

By, aku lapar ucap Zai ketika make up artisnya mulai mendandaninya.

Kamu sudah makan biskuit satu toples masih lapar tanya Feby.

Efek susu perencanaan kehamilan ini, aku baca2 mana ada lelaki meminum susu itu.

Feby tertawa, itu karena kamu tidak menanyakan dulu padaku tentang susu itu. Biar kita impas, kamu harus mencobanya juga. John, tolong bawa makan malam tuan ke sini saja sekarang.

Aku sudah memikirkan harus meminum susu ini setiap hari, tadi saja aku susah meminumnya. Ternyata kamu sengaja ya ucap Zai.

Aku sudah mengatakan, akan mengikuti semua permintaanmu setelah kita membicarakannya. Karena kamu iseng, makanya aku juga mengisengimu ucap Feby sambil tertawa puas.

By, ucap Zai manja. Awas ya kamu.

Feby memotong steak dan mendekati Zai, mulai menyuapinya.

Maafkan ya, Artis kalian malah makan duluan dari kalian.

Tidak apa2 Nyonya ucap mereka.

Panggil saja Feby, sepertinya kita seumuran ucap Feby.

Jangan ucap salah satu senior mereka.

Tidak apa2, bukankah kalian satu keluarga untuk hal pekerjaan. Jadi anggap saja kita satu keluarga, karena tanpa dukungan kalian mana mungkin lelaki ini bisa setampan hari ini. Jadi kalau dia sombong pada kalian, di acak2 saja dandanannya biar dia tau seberapa penting kalian.

Erick hanya bisa tertawa mendengar perkataan Feby. Kalian tau, dikamus Jazid perkataan Feby adalah mutlak. Jadi, kalian boleh melakukannya.

Kamu jangan mengompori ucap Zai.

Feby terus menyuapi Zai sambil mengobrol santai dengan mereka semua. Sesekali Feby akan memberikan minum ke Zai, sambil membersihkan mulutnya.

Mereka sudah seperti melihat anak kecil yang di urusi. Sesekali dia akan melirik ke arah Feby dan tidak melepaskan tangannya dari lengan Feby.