Chereads / CEO Dadakan / Chapter 214 - Formal Party

Chapter 214 - Formal Party

Semua teman dari divisi kandungan hadir malam ini, mereka diberikan kesempatan untuk menginap 3 hari 2 malam. Jadi sebenarnya beberapa sudah ada yang hadir kemarin pada acara akad nikah tapi tidak bisa memasuki arena akad nikah. Mereka bisa menikmati semua fasilitas yang sudah disiapkan oleh Zai, kecuali mendekati tempat akad nikah. Pengamanan sangat ketat sehingga Kembar ahli psikologi hanya bisa menonton dari kamar bersama dokter Adam.

Kalian lihat bukankah ini Feby seperti dalam sangkar emas. Bahkan untuk bertemu dengan kita saja, dia tidak bisa ucap dr. Adam.

Tidak bisa dipungkiri, ini memang sedikit mengerikan. Tapi semua ini demi kebaikan Feby juga, calon suaminya adalah artis dengan jutaan penggemar. Bukan berarti tidak ada haters, aku yakin ini demi kebaikan Feby juga ucap Shinta.

Ya, dia seperti itu pasti karena takut Feby kabur dari dia makanya buru2 memaksa Feby menikah dengannya. Kondisi dia lumpuh itu makanya ingin segera mengikat Feby dengan pernikahan.

Sudah tonton saja ucap Shanti, kamu terlalu banyak berfikir. Selama ini dia selalu menceritakan cerita masa kecilnya menurutku agar orang tidak curiga kenapa tidak ada lelaki yang bersamanya. Jadi dia mengalaskan soal teman masa kecilnya tapi sebenarnya dia menyembunyikan hubungannya dengan Jazid.

Tapi setelah melihat Zai berdiri di akad nikah yang di siarkan langsung. Banyak do'a yang terucap dari para penggemar dan dr. Adam memilih lalu meninggalkan kamar.

Hari ini Feby mengenakan Gaun Putih dengan diamond mengitari bagian leher gaunnya dan Zai menggunakan Jas Warna Navi masih dengan rancangan RA. Rahayu. Semua pakaian yang dipakai pengantin adalah desain khusus dan tidak diperjual belikan. Jadi Feby benar2 menjadi pengantin yang tidak tertandingi kecantikannya hari ini. Zai masih di dorong menggunakan kursi roda dari atas dan turun memasuki ruangan diiringi oleh Jerem Audrey, Riel dan Prince. Walaupun langkah Zai lambat tapi dia tidak menggunakan kursi roda untuk naik ke panggung kali ini. Dia masih berakting bahwa dia masih belum kondisi sembuh total. Ini demi membuat keadaan lebih di dramatisir.

Opening Speech acara hari ini adalah seorang guru besar di Universitas NY. Dia di datangkan langsung oleh keluarga Zen karena beliau dulunya adalah Dosen yang sangat baik kepada Feby.

Feby terlihat kaget melihat Dosennya itu memasuki panggung.

Bagaimana kamu bisa membawanya ke sini ucap Feby ke Zai.

Aku hanya bercerita pada ayah, dan ayah yang meminta beliau untuk hadir di sini.

Beliau orang yang sangat sulit untuk di ajak kemana-mana.

Kalau begitu, kamu harus memberiku hadiah ucap Zai.

Sudah ku sangka, kamu pasti akan mengambil keuntungan dari kebaikan ayah.

Zai tertawa hingga hampir saja terjatuh, karena melepas pegangannya pada Feby. Yang dengan sigap menangkapnya.

Ai, jangan terlalu banyak bergerak. Kalau kamu jatuh, aku tidak akan bisa menahan badanmu.

Kalau begitu, kita harus jatuh berdua.

Ih, kamu aja. Bukan masalah sakitnya, tapi malunya akan di sebut tujuh turunan ucap Feby.

Aku nga masalah malunya, asal kamu mau memberiku keturunan.

Apa sih cubit Feby ke lengan Zai.

Baiklah, ucap Profesor Cart. Sepertinya pasangan pengantin kita ini menganggap mereka hanya berdua di sini. Sehingga membuat kita seolah olah tidak ada.

Sorry Prof ucap Feby sambil tersenyum.

No Problem, memang kalau kondisi baru. Seolah olah dunia milik kita dan yang lain hanya menyewa saja. Tapi saya berharap, ini tidak ketika baru saja. Karena Feby adalah mahasiswa terbaik saya dulu. Dia orang yang gigih dan memiliki perasaan yang sangat halus. Saya sengaja datang ke sini, bukan karena undangan dari Datuk Noer Hasan saja tapi karena saya ingin melihat langsung orang yang di pilih oleh Feby. Apakah layak untuknya atau tidak.

Bagaimana Prof ucap Zai melepaskan tangannya dari lengan Feby dan mencoba memutar badannya. Feby sigap menjaga Zai, siapa tau tiba2 dia oleng.

Dari sebelum saya ke sini, saya banyak mencari informasi tentangmu.

Semua pasti baik-baik ucap Zai.

Tentu saja tidak, karena itu saya ingin memastikan langsung dan bersedia menerima undangan ke sini.

Thank You Prof ucap Feby sambil berjalan mendekati Profesor Cart.

Bagaimana Prof, aku sudah terlanjur menikah dengannya kemarin. Harusnya anda datang lebih awal ucap Feby ke Prof Cart.

Karena aku tau dia memiliki sisi baik, makanya aku membiarkan akad nikahmu kemarin. Kalau tidak sebaik itu, maka aku pasti sudah mengacau pernikahanmu kemarin.

Feby tertawa lepas... Kalau begitu, dapatkah anda menerimanya sekarang.

Tentu ucap Profesor Cart.

Dia walaupun masih sulit untuk berjalan dan artis terkenal, tapi menyempatkan diri untuk menyambutku kemarin ketika datang. Aku yakin bahwa dia bersungguh-sungguh denganmu.

Prof jangan terlalu banyak memujinya, dia bisa besar kepala nantinya.

Terima kasih sudah sempat hadir hari ini Prof ucap Zai. Sebenarnya aku sangat kesulitan menemukan hal yang membuat Feby senang, dia bukan perempuan biasa yang bisa senang ketika mendapat hadiah Baju, Tas branded atau pun perhiasan. Jadi ketika dia bercerita ketika kuliah memiliki seorang dosen yang sudah seperti keluarga di situ saya berpikir menghadirkan Prof hari ini. Apakah kamu senang By?

Ya, sangat senang. Aku sudah lama ingin mengajak beliau main ke sini. Tapi kesibukan beliau membuat waktu kami tidak pernah cocok. Bahkan ketika aku menelepon dan mengatakan akan menikah beliau hanya mengatakan harus mengecek jadwal dulu. Aku kira Prof benar2 tidak bisa datang. Terima kasih karena sudah menyempatkan hadir hari ini Prof.

Sebelum kamu mengundang, utusan Datuk Noer sudah datang duluan ke NY dan menyampaikan bahwa meminta aku menjadi kado untukmu. Kado pernikahan lagi. Aku sempat tidak percaya tapi setelah mereka memaksa jadi saja aku percaya diri untuk hadir di sini. Apakah aku bisa dikategorikan hadiah untukmu Feb?

Tentu Prof, aku bahagia karena kamu bisa hadir di sini. Terima kasih Prof.

Zain mengambil ailh Mic, selanjutnya Datuk Noer Hasan akan memberikan kata sambutan kepada tamu dan diiringi kata sambutan dari pihak keluarga Feby.

Feby sesekali menengok ke arah Zai untuk menanyakan kondisinya apa masih kuat untuk berdiri.

I'm Okey ucap Zai, di bawah panggung Zepri, John dan Pur berjaga. Sesekali Prince akan mendekati Zepri dan memeluknya dari belakang.

Uncle Zep, Prince haus ucapnya.

Zepri sigap mengendong Prince dan memberikan Prince minum. Lalu mengantarnya lagi ke panggung.

Sempet2nya anakmu minta minum ucap Imel ke Putra.

Ya, dia masih belum ngerti. Lihatlah dia dari tadi terus menggandeng tangan Feby.

Ya, kamu lihat saja ucap Imel ke suaminya yang cemas kalau2 nanti anaknya berulah.

dr. Adam semeja dengan orang satu divisinya, meja mereka tepat berada di samping kanan altar. Boleh kita bertukar kursi ucap dr. Shinta dan dr. Shanti. Mereka takut tiba2 dr. Adam melakukan sesuatu.

Kenapa kalian bisa di sini juga?

Kami ingin melihat Feby lebih dekat ucap mereka santai.

dr. Adam terlihat kesal dan malas melihat dua sahabatnya ini. Karena sama sekali tidak ada yang mendukung pemikirannya.

Dam, bukankah mereka sekarang terlihat serasi?

Nga' ucap dr. Adam.

Loh kok nga? Sekarang bukankah Jazid sudah tidak lumpuh lagi? Jadi dia sudah pantas untuk Feby.

Entahlah, tapi aku masih tidak percaya pada hubungan mereka ini.

Come On, bukalah matamu Dam. Ikhlaskan, masih banyak wanita yang lebih dari Feby. Hanya saja kamu tidak membuka matamu.

Karena aku membuka mata aku bisa mengetahui penderitaan Feby, kalian saja yang tidak membuka mata jadi melihat kepalsuan yang di buat artis itu.

Sudahlah ti, jangan membuang tenagamu. Sebentar lagi mereka akan turun dan menyapa para tamu. Lebih baik kamu simpan untuk nanti ucap Shinta.

Sepertinya Feby sudah tau apa yang akan terjadi, Zai dan Feby berjalan ditemani oleh Zepri dan John di bagian belakang. Serta dr. Zain serta dr. Lulu untuk menyapa semua tamu. Lihatlah, bukankah dua orang itu sudah lebih dari cukup untuk menangkap teman dokter kita ini.

Jangan norak ucap dr. Adam, aku tidak sudi bertegur sapa dengan mereka.

dr. Adam lalu berdiri meninggalkan tempat acara.