Awak media masih terus menunggu di depan gerbang rumah ibu Imelda, sesekali Imelda meminta pak bambang untuk mengantarkan camilan dan minuman ke mereka. Sudah 1 minggu dari kepulangan mereka, satu orang pun tidak ada yang bersedia memberikan pernyataan.
Sebuah mobil sport Hitam terlihat dari kejauhan diikuti oleh sebuah mobil *lph*rd dibelakangnya dengan seri 1314 ND melaju ke gerbang.
Bukan kan itu milik Daniel Biandra ucap salah satu awak, iya betul jawab seseorang menunjuk mobil di belakangnya. Itu punya keluarga Biandra. Gerbang tiba-tiba terbuka dan mobil langsung melaju ke dalam, pengawal segera berjaga serta menutup kembali pintu.
Daniel turun dari mobil sport hitamnya, lalu dia menjemput Dania yang turun dari mobil satunya dibarengi Ajeng serta Dodzan.
Dania berjalan sambil digandeng Dodzan, suasana di dalam sudah ramai. Hari ini Ajeng sengaja datang beserta asistennya untuk memberikan desain gaun pertunangan Zai dan Feby. Sebuah mobil box memasuki halaman rumah dan dua orang desainer segera membawa beberapa gaun yang sudah di persiapkan untuk di coba oleh Feby.
Apakah Putra tidak ada di rumah Aunty tanya Daniel ke ibu Imelda.
Ya, dia ada rapat di luar kota beberapa hari ini. Karena itu Zepri stand by di sini. Apakah aku boleh bertemu Imelda?
Tentu saja, tujuan mu ke sini bukankah ingin melihat Princess?
Iya Aunty.
Tunggu sebentar lagi, tadi Imelda lagi mengAsi Princess.
Hay brother ucap Zai ke Daniel.
Padahal aku baru mau ke paviliun belakang setelah melihat Princess. Bagaimana kondisimu?
Ya seperti yang kamu lihat, aku tetap terlihat tampan kan walau berkursi roda.
Tentu, tidak ada yang bisa menandingi ketampananmu sampai sekarang. Oh ya, selamat atas pertunanganmu.
Perkenalkan, ini Feby tunanganku.
Wah, kenapa mukanya tidak asing. Apakah kita pernah bertemu ucap Daniel.
Ah, lagu lama kaset baru. Kamu mencoba menggoda tunanganku, udah cari wanita lain saja. Yang ini tidak mungkin bisa kamu goda.
Benarkah, kalau begitu bagaimana kamu beri aku kesempatan mengobrol dengannya 1 jam saja.
Jangan harap ucap Zai sambil tertawa, aku tidak sebodoh itu brother. Membiarkan wanita cantik seperti Feby, mengobrol berdua dengan lelaki sepertimu.
Daniel tertawa lepas, ternyata kamu masih belum percaya diri ucap Daniel.
Gimana mau percaya diri, kalau aku cacat begini.
Brother, kamu pikir aku akan percaya dengan aktingmu ini.
Akting ucap Zai, aku tidak berakting. Kamu bisa mengecek semuanya.
Daniel membisikkan ketelinga Zai, kamu mungkin bisa membohongi semua orang di dunia ini. Tapi tidak untuk aku brother, aku tau kamu baik-baik saja. Karena itu aku tidak mendatangimu dulu begitu sampai di sini.
Zai tertawa, maaf Dan. Aku lelaki normal dan sudah memiliki tunangan. Maaf aku tidak bisa menerima perhatian berlebihan seperti ini darimu ucap Zai sambil mendorong Daniel.
Asisten yang di bawa Ajeng menderetkan semua gaun sambil menatap ke arah Zai.
Sepertinya kakak-kakak ku bahagia sekali ucap Imelda yang menuruni tangga sambil di bantu Lulu.
Lu, teriak Zain.
Biarkan Pur yang membantu Imelda. Kamu lebih baik, istirahat saja.
Ah, kamu sudah melebihi kak Chan ucap Lulu. Diam, bawel sekali kamu Hon. Aku hanya memegangi lengan Imelda saja.
Iya kak, ucap Zai. Kakak juga perlu hati-hati. Karena kalau kakak terluka sedikit saja, maka kakak akan jadi tahanan Datuk Syah Noer Hasan di KL sampai waktunya melahirkan. Garis keturunan asli itu.
Zai ucap Zain.
Maaf bang, aku tidak bermaksud apa2.
Sekali lagi kamu ngomong seperti itu, kakak kasih Lada mulutmu ucap Lulu sambil melotot ke arah Zai.
Daniel mengiringi langkah Imelda ke kursi, lalu Pur memberikan Princess ke Imelda.
Wah, ini benar-benar Princess ucap Daniel.
Nia sini, lihat adik kecil ucap Daniel.
Cantik sekali Aunty mommy ucap Dania.
Hay sayang, apa kabarmu?
Sangat sehat ucapnya, prince ucap Dania.
Prince sedang bermain dengan Audrey dan Jerem di kamarnya. Naiklah ucap Imelda, mereka sedang membangun istana princess ucap Imelda.
Bolehkah Pi ucap Dania.
Tentu, tapi hati2 ya. Bermain dengan baik ucap Daniel.
Dania memanggutkan kepalanya tanda setuju, lalu Pur membawa Dania ke atas.
Maaf karena tidak mengunjungimu di rumah sakit, aku sibuk menemani Dania selama dia di sini.
Tidak apa2 kak, aku tau kamu juga pasti banyak pekerjaan akhir-akhir ini. Kata Putra kamu sekarang mencoba mengelola Club Golf.
Cara pengangguran lah, kebetulan aku dulu sempat membeli sebuah tanah. Jadi sekarang lagi di bangun untuk Lapangan Golf.
Semoga berjalan lancar kak, bagaimana dengan Tuan Biandra? Apakah masih tidak memaafkan mu?
Terbalik Mel, aku yang masih belum bisa memaafkan ayahku.
Wah, jadi terbalik ya kak. Bagaimana pun Tuan Biandra pasti sangat sedih karena dari dulu kakak kan anak emasnya jadi tidak mudah buatnya menerima penolakan yang kakak lakukan.
Aku merasa sekarang malah lebih baik, aku bisa tenang tanpa harus mengikuti semua permintaannya yang terkadang tidak masuk akal. Sepertinya aku memang tidak cocok untuk meneruskan usaha keluarga Bian.
Janganlah kak, bagaimana pun kamu harus melindungi usaha keluarga Bian. Dodzan sudah tidak mungkin kembali lagi kak, oh ya bagaimana dengan siapa nama adik kakak satu lagi?
Dyan, dia lebih memilih menikmati hidup dengan membuka usaha kuliner dan dia memang tidak pernah tertarik untuk masuk ke perusahaan.
Tuan Bian sebenarnya menyayangimu kak tapi ambisinya mengalahkan rasa sayangnya. Siapa tau dengan kamu berontak seperti ini, dia akan beubah.
Entahlah, kalau sudah sifat mungkin akan susah Mel. Ini saja tekait Dania, ayah dan Dodzan masih belum berbaikan. Bukan malah senang, ini malah menyalahkan Dodzan sebagai pendukungku dan merebut Dania dari keluarga Rania. Sehingga ayah Rania sudah tidak mau lagi membantunya jika ada masalah selain menyerahkan hak asuh Dania.
Karena itu kak, sampaikan pada Tuan Bian. Lebih baik dengan jalan yang benar dari pada harus bertahan dengan orang-orang itu untuk mencapai tujuan. Yang ada malah menimbulkan masalah baru.
Kamu seperti tidak tau ayahku saja Mel ucap Daniel.
Sudah kewajiban kakak untuk meluruskan, karena sudah tidak masanya lagi untuk Tuan Bian mengendalikan semuanya. Ini waktunya kakak mengambil semua milik Ibu kakak. Bukankah sudah waktunya Three D berubah dan menjadi perusahaan yang baik di tangan kakak.
Tapi ada waktunya aku lelah Mel, seperti sekarang. Di saat aku mempertahankan Dania dan memperjuangkan Dania. Ayahku lebih memilih melepas Dania ke keluarga Rania dengan alasan ada hak Dania di keluarga Rania padahalkan sudah bukan zamannya lagi mempertahankan keadaan hanya karena warisan.
Karena itu kak, sudah waktunya kakak mengambil alih semuanya. Agar kakak bisa mengendalikannya. Ayo bangkit, aku akan terus mendukung usahamu. AGC akan menjaga mu sampai kamu memperoleh posisi terbaik di Three D Company. Sudah waktunya kita hilangkan masalah-masalah orang tua kita, bukankah kita bisa menjadi Macan Asia jika bisa saling mensupport.
Kamu berkata, seolah Putra akan setuju jika kita saling mendukung?
Tentu saja, Putra selalu bisa memisahkan urusan perasaan dan bisnis. Kalau aku yang memintanya, Putra pasti mendengarkanku.
Kamu masih saja selalu terlalu baik, padahal aku bisa saja datang dengan maksud mendapatkan dirimu lagi.
Imelda tertawa terbahak-bahak, apalah aku kak yang ibu 2 anak ini mau kamu dapatkan. Lebih baik kamu cari wanita yang lebih cantik dan menarik dari ku. Banyak wanita di luar sana yang lebih baik dan menarik dariku. Aku menjagamu karena bagaimana pun kamu adalah teman terbaik kak Meldyan dulu dan juga menjaga ku dulu. Jadi ayo, kita jaga hubungan baik ini ucap Imelda sambil tersenyum ke Daniel.
Aku hanya ingin kamu bahagia, walaupun bukan denganku. Aku sudah cukup bahagia ucap Daniel. Aku akan mempersiapkan diri dulu, jika sudah yakin maka aku akan kembali untuk menempati posisi tertinggi Three D company demi kenyamanan kita bersama ucap Daniel sambil menatap ke arah Imelda. Aku akan mendapatkannya jika itu demi kenyamananmu ucap Daniel di dalam hatinya, bagaimana pun caranya.