Kurang dari 1 minggu pesta Feby dan Zai, keluarga besar Feby akan datang besok. Sebuah hotel berbintang sudah di booking untuk tamu-tamu dan keluarga yang hadir dari luar negeri. Hanya yang memiliki undangan yang bisa memasuki kawasan hotel. Hari ini tim pengawal akan melakukan pensterilan wilayah, semua tamu sudah harus posisi check out siang ini. Tidak tanggung-tanggung keluarga Noer Hasan membooking Hotel selama 1 minggu, untuk pesta dan dinikmati oleh tamu serta keluarga yang hadir.
Pemberitaan pesta Feby dan Zai diberitakan hampir semua media internasional. Karena masalah Hirah, berita pesta ini menjadi hal yang dinanti-nanti.
Zain meminta Feby untuk mengambil beberapa barang di rumah karena tertinggal ketika Zain ke paviliun. Dia melihat Feby yang sudah berjalan memasuki rumah Ibu Imelda dan langsung masuk ke kamar Zai.
Ada seorang dokter yang bersedia diwawancarai media ucapnya ke Zai yang lagi membetulkan duduknya. Dia mengaku teman dekat Feby dan bersedia untuk menceritakan tentang perjalanan dokter Feby.
Tolong handle sampai semua selesai bang, aku tidak ingin ada masalah untuk Feby. Kalau perlu beli media itu, jangan sampai dia mewawancarai dia.
Kamu tau dia siapa?
Sepertinya dia dokter yang waktu itu kami temui, dia menyukai Feby dan tidak bisa menerima Feby bersama ku.
Apakah namanya Dokter Adam?
Ya, itu namanya.
Bicaralah dengan Feby tentang ini, dia harus siap dengan segala kondisi.
Bang, apakah semua sudah selesai di atur?
Ya, semua surat2 sudah selesai di urus sekretaris Lim. Untung orang2 kedutaan sudah diminta ayah untuk tidak membocorkan informasi apa2.
Apakah kamu dan Feby sudah yakin dengan keputusan kalian?
Ya, awalnya aku tidak pernah terpikir dia akan bersedia mengambil keputusan ini. Tapi karena dia berkali-kali meyakinkan ku bahwa dia sudah siap, dia sudah menebak kalau dr. Adam akan melakukan ini.
Semuanya tidak semudah yang akan kalian kira sebenarnya tapi abang tau maksudmu adalah memberikan guarante kepada dr. Feby bahwa yang dilakukannya tidak akan sia2.
Bang, aku tidak ingin orang menganggap jika aku menyukai Feby karena obsesi. Hal itu pasti akan menyakitkannya. Aku benar2 menyukai dan menyayanginya bang, dengan segala keterbatasanku.
Abang tau itu, kamu orang baik Zai jadi jika yang terjadi sekarang memang karena obsesi. Semoga obsesimu tidak akan berubah, dan kalau berubah pun kamu tidak mungkin tega menyakitinya. Dia sudah mengorbankan semuanya untukmu.
Keluarga besar Feby akan datang lusa, dengan kondisi yang kamu tunjukkan sekarang kemungkinan akan ada penolakan. Ayahnya seorang Profesor terkenal, jadi buatnya materi bukan hal yang harus diperhitungkan karena itu ayah akan meminta perwakilan dari kerajaan untuk ikut menerima kedatangan mereka. Agar mereka menurunkan sedikit egonya untuk menerima kondisimu sekarang. Atau kamu sudah mau menyudahi drama ini?
Belum bang, aku ingin Feby mendapat lebih banyak simpati karena tidak meninggalkanku dalam kondisi seperti ini.
Baiklah, itu terserah kamu saja. Tapi jangan terlalu lama bersandiwara abang takut nanti kamu bernasib sial dan ada orang yang tau.
Abang tenang saja, aku tidak akan mempermalukan penghargaan yang sudah kudapatkan.
Dasar bocah ucap Zain mengacak kepala Zai.
Ai, kamu mau mandi kapan ucap Feby yang sudah berdiri di depan pintu.
Aku malas mandi hari ini, bagaimana kalau kamu bantu bawakan air panas ke sini saja.
Apa perlu aku yang membantumu menyekanya ucap Zain.
Tidak bang, terima kasih.
Aku biasa Feby yang membantuku.
Itu memang mau mu ucap Zain sambil melempar bantal ke Zai.
Ah, sudahlah. Aku mau melihat kakak iparmu dulu.
Oh ya, malam ini kita semua sudah harus tinggal di hotel setelah di sterilkan oleh penjaga. Jadi, kalian harus segera berkemas.
Baik Bang ucap Feby.
Aku akan berkemas setelah selesai menyuapi Zai makan ucap Feby.
Yang sakit itu kakinya bukan tangannya. Kamu jangan terlalu memanjakannya. Dan juga bukannya dia sudah mulai bisa melangkah walaupun belum lancar.
Iya bang ucap Feby.
Suruh dia lebih giat berlatih, kamu itu tunangannya bukan pengasuhnya ucap Zain ke Feby.
Bang, teriak Zai ke Zain. Kamu jahat ucapnya.
Zain puas tertawa karna melihat muka Zai yang masam.
Sudah... sudah... aku tidak apa2 ucap Feby. Lagian juga aku senang bisa mengurusimu. Jangan di ambil hati ya apa yang abangku ucapkan. Sekali pun aku tidak menganggapmu pengasuhku tapi aku sangat senang setiap kamu memperhatikan setiap detail terkecil dariku dan juga aku sudah mulai terbiasa dengan sentuhanmu.
Ai ucap Feby.
Zai tertawa, aku sungguh sungguh mencintaimu ucap Zai.
Aku tau ucap Feby. Hampir 10 kali kamu mengucapkan kata itu setiap hari.
Karena memang itu yang aku rasakan, bahkan rasanya kurang ucap Zai. Aku ingin tiap hari kamu mendengarkan isi hatiku, aku sangat senang ketika bisa meluapkan isi hatiku.
Sudah, lama2 dokter Feby akan bosan ucap Imelda yang datang sambil mendorong stroler Princess.
My Princess ucap Zai, sini sama Ayah ucapnya sambil mengambil Princess yang sedang tertidur nyenyak di strollernya.
Bang, aku perlu bicara dengan dokter Feby. Aku sudah mendenger semuanya dari Putra.
Bicara saja di sini. Apa yang ingin kamu rahasiakan. Dan panggil dia kakak, jangan dokter lagi. Dia kakak iparmu dan sekarang bukan dokter.
Sekali dokter tetaplah dokter bang, walaupun dia tidak praktek tapi dia tetaplah dokter dan lagian dia dokterku kenapa kamu sensitif hari ini.
Aku tidak ingin orang lain mendengar seolah-olah kamu tidak menerimanya sebagai kakak iparmu jika kamu memangginya begitu.
Baiklah.
Aku akan to the point saja.
Kak Feb, apakah kamu sudah yakin dengan keputusanmu ucap Imelda.
Aku tau arah pembicaraanmu ucap Zai. Kenapa kalian semua menanyakannya lagi, itu sama saja membuat Feby harus mempertimbangkan lagi keputusannya.
Lebih baik begitu kak ucap Imelda kesal. Dan kamu jika masih ingin di sini, lebih baik diam ucap Imelda. Atau aku akan mengajak dokter Feby mengobrol di luar.
Baiklah, Zai menutupkan mulutnya.
Apakah aku terlihat seperti orang yang tidak memiliki prinsip ucap Feby.
Tapi ini tentang masa depanmu, dan aku tidak ingin kamu menyesalinya nanti ?
Aku sudah meletakkan masa depanku ke Zai, ketika aku mengakui tunangannya ke Hirah dulu.
Tapi bagaimana tentang perasaanmu ucap Imelda.
Bukankah cinta akan mulai tumbuh jika terus bersama, bahkan kenyamanan bisa mengalahkan cinta. Aku merasa nyaman berada di dekat Zai, dan tenang ketika melihat nya baik-baik saja. Kami sudah sama-sama merasa nyaman satu sama lain. Kami merasa sudah saling melengkapi akhir2 ini. Dan Zai sudah bersedia menungguku sampai aku benar2 meyakini perasaanku jika aku mencintainya.
Kalau begitu jalanilah dengan baik karena kehidupan kalian sekarang akan mulai jadi bahan konsumsi publik. Aku hanya tidak ingin, salah satu dari kalian terluka. Tapi jika kamu memang sudah memilih, maka aku hanya berharap kalian bisa saling mengisi dengan baik. Sebagai adik aku hanya ingin mengingatkan saja tidak bermaksud lainnya, mohon Kak Feby tidak merasa tersinggung dengan pertanyaanku ucap Imelda.
Aku tau, kamu bermaksud baik pada kami berdua. Tapi kami sudah sepakat ucap Feby, untuk menjalani bersama sampai akhir. Jadi tolong do'akan saja yang terbaik untuk kami berdua.
Aku akan selalu berdo'a yang terbaik untuk kalian tanpa kalian minta pun. Setidaknya aku tidak ingin berprasangka dengan kalian, aku memilih menanyakan langsung. Agar suatu hari nanti jika ada salah satu dari kalian yang kehilangan arah maka aku tidak akan segan untuk mengingatkan kalian.
Zai tertawa, silahkan saja. Aku senang kamu menjadi alarm untukku.