Datuk Noor kecolongan dengan salah satu tenaga medis yang di kirim ke Indonesia, salah satunya ternyata adalah saudara jauh dari mantan pacar Zai. Sudah 1 minggu dia kembali ke KL, berkali-kali orang tua mantan pacar anaknya itu terus menghubunginya untuk meminta izin menjenguk Zai. Walau pun sudah di tolak berkali-kali dia tetap kekeh menghubungi sekretaris Datuk Noor tiap hari.
Hari ini, malah dia sendiri yang datang ke perusahaan untuk bertemu dengan Ayah Zai. Walau berkali-kali di katakan bahwa kondisi Zai saat ini tidak memungkinkan untuk dia menerima kunjungan.
dr. Feby membersihkan badan Zai. Dia sudah meminta izin Zain, karena walau pun tidak berkeringat tapi Zai tetap perlu di bersihkan. Kemarin-kemarin, dr. Feby hanya membersihkan tangan dan bagian kaki Zai. Tapi hari ini dia meminta izin untuk membersihkan badan Zai.
Zain membantu dr. Feby membuka baju Zai, dia membersihkan dengan kain yang sudah di berikan air hangat.
Apakah kita boleh memiringkan badannya tanya dr. Feby ke Zain melihat banyak alat yang ditempel di badan Zai.
Lebih baik tidak ucap Zain.
dr. Feby menganggukkan kepalanya.
Kenapa kamu bisa sangat tenang tanya dr. Feby ke Zain? Waktu itu pun sama, ketika kamu mengatakan bahwa Zai tidak apa2 dan tidak mungkin bunuh diri.
Karena aku percaya pada Zai, dia pernah melewati masa kehilangan Imelda sampai akhirnya kami bisa menemukannya. Dia melewati masa-masa itu dengan baik, bahkan ketika aku tidak sadarkan diri untuk waktu yang sangat lama. Dia bisa mengurusku sambil meneruskan karir keartisannya dan menjadi seperti sekarang. Dia pasti sedang berusaha untuk bangun sekarang, hanya saja belum menemukan jalannya.
Aku sampai sekarang masih sering terpikir, kenapa orang sepertiku bisa menjadi obsesinya. Kami baru bertemu setelah aku menjadi dokter Imelda, dan seingatku kami tidak pernah saling mengenal sama sekali sebelum itu.
Kalau saja kita bisa tau alasan neurosisnya muncul, maka akan mudah buatku menyembuhkannya ucap Zain. Kamu yakin tidak pernah ke KL, Singapore?
Ya ucap dr. Feby, aku sangat yakin. Kalau pun ada yang mau ngfans harusnya itu aku kan, karena aku bisa melihat Zai di film2nya tapi jujur aku tidak ada rasa apa pun walaupun sudah menonton filmnya dulu.
Sekarang tanya Zain tiba-tiba.
Jujur, aku menyukai Zai. Dia sangat baik dan tulus. Tapi aku masih bingung dengan perasaanku sendiri. Selama ini aku masih sering memikirkan orang dari masa laluku dan terburuknya aku selalu membandingkan dengannya jika ternyata orang yang sedang bersamaku ternyata sifatnya tidak seperti dirinya. Aku tidak ingin nantinya, malah melukai orang yang bersamaku sekarang.
Apakah kamu sudah pernah mencobanya?
dr. Feby terdiam dan menatap kosong keluar jendela.
Dia pasti laki-laki yang luar biasa sampai kamu belum bisa melupakannya.
Berapa lama kalian sudah terpisah?
20 tahun lebih ucap dr. Feby
Bukankah usiamu sekarang belum 30 tahun kan, berarti teman masa kecilmu?
dr Feby menganggukkan kepalanya.
Zain tertawa, ternyata yang dicemburui adikku cinta masa kecilmu. Pantas saja kalau semuanya nihil, bahkan Zai sampai menyelidiki lelaki yang pernah dekat denganmu di kampus dulu. Katanya dia satu2nya lelaki yang sering bersamamu, ketika di cek ternyata dia sudah menikah sekarang.
Kalian sampai menyelidiki Kelvin? Dia itu sahabatku selama kuliah, sekarang dokter spesialis anak di NY. Aku jadi penasaran ceritanya?
Aku sih tidak terlalu tau ceritanya, yang pasti sahabat Zai yang membantunya menyelidiki tentang mu. Kalau Zai bangun, kamu bisa menanyakan langsung padanya.
Aku yakin dia akan bangun segera, banyak hal yang belum kita bahas dulu. Bahkan aku harus meminta maaf padanya atas sikapku waktu itu. Aku terlalu takut menyakiti orang lain hingga menutup diriku sendiri.
Kamu tidak salah dok, hanya saja kamu belum bisa lepas dari kenangan masa lalu mu. Kalau kamu butuh teman ngobrol, aku bisa membantumu. Aku tidak memiliki lisensi untuk praktek di sini, jadi kita hanya bisa mengobrol santai.
Aku sangat senang bisa mengobrol denganmu seperti ini ucap Dokter Feby.
Kalau semua sudah membaik, aku akan membantumu untuk bisa menerima kenyataan. Bukankah menunggu orang yang tidak bisa kamu jangkau itu lebih melelahkan ucap Zain
Aku pun bahkan tidak punya kesempatan menunggunya ucap dr. Feby.
Zain mengernyitkan dahinya.
Dia sudah kembali menghadap sang pencipta waktu masih kecil.
Maksudmu kamu menutup diri walaupun tau lelaki itu sudah meninggal.
Aku tidak menutup diri, hanya saja aku berusaha tidak ingin memberikan luka pada orang yang menyukaiku karena itu aku memilih membuat mereka menjauh dariku.
Kamu harus melepaskan ucap Zain. Ini terjadi karena kamu belum menerima kenyataan bahwa dia sudah tidak ada di dunia ini. Jika kamu sudah bisa menerima kenyataan maka kamu baru bisa mulai membuka hatimu untuk lelaki lain.
Adikku bisa masuk dalam pertimbanganmu nantinya ucap Zain sambil tersenyum ke dr. Feby.
Tapi dia mencintaiku karena obsesinya bukankah nantinya bisa melukai salah satu dari kami jika ternyata obsesinya berubah.
Kamu orang baik Dok, sama seperti Imel. Kami sampai sekarang masih belum bisa mencari tau penyebab Obsesi Zai ke Imelda, tapi Zai masih tetap menyayangi Imelda sampai sekarang. Jadi bukan berarti ketika obsesinya berubah, dia akan meninggalkan yang sudah ada ucap Zain.
dr. Feby mencoba menarik nafasnya agak panjang.
Kamu mulai menyukai Zai sebenarnya ucap Zain tiba2.
dr. Feby terkejut mendengar ucapan Zain.
Aku akan merahasiakannya tenang saja, karena sekarang pertimbanganmu sangatlah banyak.
Lepaskanlah ucap Zain... Jika Kamu bisa melepaskannya, maka keraguanmu akan hilang perlahan-lahan.
Jangan lupa mempertimbangkan Zai di pikiranmu, aku jamin adikku orang yang pantas untuk mendapat kesempatan mencintaimu.
dr. Feby hanya bisa tersenyum tipis. Kalau pun aku bisa menerimanya jarak kami tetaplah jauh, dia bukan hanya Zai dia adalah Jazid Malik ucap dr. Feby sambil melepaskan genggaman tangannya yang tanpa sadar menggenggam tangan Zai dari tadi.
Kamu bisa membantunya memilih, menjadi Jazid Malik atau Zai ucap dokter Zain sambil tertawa.
Yang ada aku akan dihabisi oleh penggemarnya kalau sampai Zai memilih meninggalkan nama Jazid Malik.
Kamu punya banyak waktu untuk memikirkannya, sampai Zai kembali seperti semula. Aku tau adikku lelaki yang baik dan pantas untuk kamu pertimbangan.
Aku tau kalau itu, aku takutnya aku yang tidak pantas untuk Zai.
Aku tidak akan salah menilai orang ucap Zain ke dr. Feby.