Chereads / CEO Dadakan / Chapter 191 - Perasaan Ini

Chapter 191 - Perasaan Ini

dr. Feby menarik kursi ke samping ranjang Zai. Dilihatnya muka Zai terlihat sangat kurus dan pucat.

Akhirnya aku bisa melihat mu Zai, 2 minggu ini semua akses ke kamarmu di jaga ketat. Aku bahkan tidak bisa untuk mengintip kondisimu, mereka benar2 membatasi area tempat kamu di rawat. Walaupun aku tiap hari memeriksa kondisi Imelda tapi tidak satu pun dari mereka membicarakan tentangmu.

Melihat dirimu seperti ini benar-benar membuatku sedih. Akhir2 ini aku sering teringat dengan sikapku padamu waktu itu. Maaf kalau hal itu melukaimu, aku hanya tidak ingin kamu banyak berharap padaku. Sejak aku mengetahui bahwa dia sudah tiada, aku benar-benar tidak pernah bisa berhubungan tanpa membandingkan dirinya dengan pasanganku. Kamu lelaki yang baik Zai, banyak wanita yang lebih baik dariku di luar sana. Bahkan aku merasa aku tidak pantas untuk Artis terkenal sepertimu. Aku hanya seorang dokter biasa yang tidak memiliki ambisi apa pun, selain membantu orang yang membutuhkan keahlianku.

Rasa bersalah ini karena aku takutnya kamu sangat terluka dengan perkataanku waktu itu. Apa lagi aku lihat banyak ahli psikolog yang datang dalam 2 minggu ini, dan tidak satu pun yang memeriksa Imelda. Mereka pasti di datangkan untuk memeriksa mu.

Aku banyak membaca buku tentang neurosis akhir2 ini, kamu sudah dalam fase psikiosis (Psikosis adalah kondisi ketika penderitanya mengalami kesulitan dalam membedakan kenyataan dan imajinasi). Zai, dr. Feby menggenggam tangan Zai dengan erat. Aku tidak tau apa yang membuat mu tidak bisa sadar sampai sekarang, tapi setidaknya beri aku kesempatan untuk bisa meminta maaf padamu. Aku berjanji kalau kamu sadar, aku akan menceritakan semuanya padamu. Jujur, akhir2 ini aku sering merindukan canda dan tawamu.

dr. Feby mengeluarkan Ipod dari saku bajunya. Aku harus kembali melihat kondisi Imelda, tapi aku berjanji akan kembali lagi. Mungkin Kakakmu dan Tuan Putra akan menghalangiku untuk menemuimu lagi, aku akan meninggalkan Ipodku di sini. Berusahalah memberi perkembangan yang baik ketika kamu mendengarkan ini, aku sudah merekam sebuah cerita di dalam sini. Imelda cerita kalau kamu sangat suka cerita detektive, maka dari itu aku merekam suaraku pada saat membaca sebuah buku. Jika kamu memberikan respon yang baik, maka aku akan memiliki alasan untuk datang ke sini menemanimu.

dr. Feby memasangkan earphone ke telinga Zai dan bergegas ke arah pintu darurat yang dijaga ketat oleh beberapa pengawal.

Izinkan aku keluar sebentar ucapnya kepada pengawal yang menjaga pintu darurat.

John memberikan kode agar mereka membukakan pintu itu.

dr. Feby tidak bisa menahan air matanya, dadanya sesak. Di ruangan itu dia berusaha menahan tangisnya karena dia tahu Zai akan mengetahui jika dia bicara sambil menangis.

dr. Feby duduk di tangga darurat sambil menahan dadanya. Rasa sesak ini, benar-benar tidak bisa di tahannya. Dia seperti kekurangan oksigen ketika melihat kondisi Zai tadi.

Lulu yang berusaha mengejar dr. Feby ditahan oleh Zain ketika akan membuka pintu darurat.

Zain menggelengkan kepalanya.

Bukankah kita sepakat, apa pun caranya Zai harus bisa bangun kembali. Jadi biarkan aku mengatakan semuanya pada dr. Feby.

Tapi kalau Zai tau, maka dia akan terluka.

Apa yang lebih penting sekarang? Kita hampir kehilangan Zai tadi. Jika sesuatu yang buruk terjadi pada Zai, kita tidak hanya kehilangan Zai saja kemungkinan Imelda dan Princess juga. Aku sudah tidak perduli, bagaimana Zai nanti yang penting dia harus bisa segera sadar. Kamu lihat kan Zain, responnya terhadap dr. Feby sangat bagus. Dari pada membuat Zai melupakan dr. Feby, biarkan saja dr. Feby yang membantu menstimulus keinginan Zai untuk bangun sekarang. Kita memang tidak boleh egois sebagai dokter, tapi kita tidak hanya dokter Zain. Yang terbaring sekarang adalah adikmu, sudah seharusnya kita menggunakan segala kemungkinan yang bisa membuatnya sadar walau pun itu akan melukai orang lain sekarang.

Zain melepaskan genggaman tangannya dari Lulu.

Lulu melihat ke arah Zain.

Lulu mendorong pintu darurat dan melihat dr. Feby sedang menghapus airmatanya.

Kita perlu bicara ucap Lulu pada dr. Feby. Ikuti aku.

Lulu membawa dr. Feby ke ruangan monitor Zai.

Aku dan Zain sudah melihat serta mendengar yang kamu katakan pada Zai tadi, jujur kami tidak tau apa yang sebenarnya kamu katakan pada Zai pada saat itu sehingga Zai menjadi seperti ini.

Lu, ucap dokter Zain.

Baiklah, aku akan mengatakan langsung ke intinya.

Zai memiliki neurosis 9 tahun yang lalu dan dia sudah tidak pernah menunjukkan gejala sampai bertemu denganmu.

dr. Feby mencoba mencerna maksud Lulu.

Ya, sebagai salah satu dokter terbaik di rumah sakit ini kamu pasti sudah mengerti yang aku maksud.

Aku masih tidak bisa mencerna ini ucap dr. Feby.

Kamulah obsesi Zai sekarang. Dia mencintaimu tanpa dia rencanakan, dan akhirnya kamu menjadi obsesinya. Sejak kamu menolaknya dan mengatakan sudah memiliki orang yang kamu cintai, serta memintanya menjaga jarak dengamu. Serangan paniknya sering datang. Sebelum dia melakukan pertemuan dengan dokter Shanty tiap hari dia akan datang ke rumah sakit untuk melihatmu dari jauh, mengikutimu ke luar sampai memastikan kamu kembali lagi ke rumah. Dia sudah tidak peduli dengan penampilannya, dan bahkan sempat beberapa kali dia memasuki mall tanpa menggunakan apa2.

dr. Feby menggenggam tangannya erat, dia merasa bingung dengan yang di katakan Lulu.

Ada satu hal yang membuat Zai semakin frustasi akhir-akhir ini. Dia terus mencari sosok pria yang kamu katakan, bahkan sampai meminta sahabatnya mencari sampai ke luar negeri untuk mengetahui siapa sebenarnya lelaki yang kamu katakan tapi hasilnya nihil karena tidak ada orang yang pernah melihat kamu berpacaraan dengan siapapun. Semuanya hanya teman, tapi tidak ada yang pernah memiliki hubungan serius denganmu.

Yang membuat kondisi semakin memburuk karena Zai merasa dia tidak pantas untuk siapa pun terutama untukmu. Penolakanmu jadi pukulan terbesarnya, dia bisa tidak tidur berhari-hari dan tanpa sadar melukai dirinya sendiri. Dia merasa dirinya memang tidak pantas untukmu sampai akhirnya dia membuat batasan untuk menghindarimu. Demi melupakan rasa sukanya padamu, dia memilih menjauhimu dan tidak ingin ada kontak denganmu, buruknya kamu adalah dokter adiknya jadi mau tidak mau kalian tetap akan bertemu.

Zai tidak menyadari, tekadnya menjauhimu malah membuat rasa cemasnya semakin sering muncul. Rasa takut dan perubahan perilaku yang sama sekali tidak dia sadari.

Jadi aku yang membuatnya menjadi seperti ini ucap dr. feby sambil suaranya yang sudah mulai bergetar.

Ini bukan salahmu juga sebenarnya ucap Zain. Ini karena Zai sudah dari awal sakit, tapi sudah lama sakitnya tidak muncul. Kami pun hanya bisa menyimpulkan jika kondisi Zai sekarang karena dia lebih nyaman dalam kondisi sekarang. Dia tidak sanggup menahan dirinya untuk menyukaimu sehingga baginya sekarang sudah yang terbaik.

Awalnya aku melakukan penanaman alam bawa sadarnya untuk menghilangkan obsesinya padamu, tapi sepertinya tidak ada pengaruh sama sekali karena setiap ada orang yang menyebut namamu maka akan ada peningkatan frekuensi di monitor ini. Itu berarti dia masih sangat peduli padamu.

Aku tau ini termasuk egois, tapi maafkan kami.

Rencana awal kami menstimulusnya dengan Prince dan Imelda, tapi melihat kondisi Imelda sekarang itu terlalu beresiko dan Prince juga bisa-bisa trauma jika terus melihat kondisi Ayahnya seperti ini.

Tolong bantu kami, bantu kami agar Zai sadar bahwa yang di alaminya sekarang hanyalah mimpi. Bahwa kamulah yang nyata.

Kami sudah hampir kehilangan dirinya tadi, bagaimana pun keterikatan Zai dan Imelda sangat kuat. Jika terjadi sesuatu pada Zai maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi sesuatu juga pada Imelda.

dr. Feby menggenggam baju di dadanya.

Dadanya benar-benar sesak sekarang, dia sudah mengira jika Zai mengalami psikiosis tapi tidak pernah mengira jika dialah obsesinya.