Zai tanpa sadar mengikuti langkah rombongan anak itu. Dia sengaja menjaga jarak agar tidak terlalu kelihatan bahwa sedang mengikuti mereka.
Anak lelaki itu mengajak anak perempuan itu memasuki sebuah toko khusus mainan anak-anak. Anak perempuan itu duduk sambil menunggu anak lelaki itu berkeliling mencarikan mainan.
Sesekali dia menghampiri sambil menjahili anak perempuan itu dan kembali lagi sambil membawakan sebuah mainan.
Banyak mainan yang dibawakan anak lelaki itu, tapi anak perempuan itu menggelengkan kepalanya.
Paman Go, membantu mengambil sebuah boneka panda dari rak paling atas dan memberikan kepada anak lelaki itu agar diberikan pada anak perempuan itu.
Anak lelaki itu terlihat sedikit menolak dan berbincang agak lama, tapi akhirnya dia mengalah dan membawa boneka itu kearah anak perempuan tersebut.
Anak perempuan itu, menyambut boneka tersebut sambil memeluk anak lelaki itu. Mereka terlihat berbincang dengan senang, Paman Go mengambil sebuah gantungan kunci berbentuk bulan Sabit. Lalu diberikannya untuk anak perempuan itu satu dan satu lagi kepada anak lelaki itu.
Mereka memeluk lelaki itu sambil menariknya keluar dari tempat tersebut dan kembali.
Zai melihat gedung itu, dia merasa sangat familiar dengan gedung itu tapi kenapa tidak ada tanda plang di luar gedung itu. Zai berjalan menuju kegedung itu dan berdiri di depan pintu. AGC ucapnya, melihat tulisan besar di atas resepsionis. Tapi kenapa berbeda dengan yang sekarang ucapnya, tampilan dalamnya sangat berbeda gumamnya. Dia memasuki gedung dan melihat kedua anak tersebut sedang duduk sambil memakan cake strawberry.
Zai duduk di dekat jendela sambil memesan segelas coffe.
Anak berdua itu pasti bukan anak orang tua biasa, beberapa pengawal bersiaga di dekat mereka. Belum lagi mereka di dampingi oleh beberapa pegawai perusahaan sepertinya.
Zai terus memperhatikan kedua anak tersebut, dia ikut tertawa ketika anak wanita itu sengaja menempelkan cream dari cakenya ke hidung anak lelaki itu. Mereka berlari berkejar-kejar memutari tempat itu. Sepertinya orang-orang ini mengenalnya, karena mereka akan membungkukan badannya ketika melewati anak lelaki itu.
Kak panggil seorang bocah perempuan terlihat lebih muda dari mereka. Dengan menggunakan gaun putih dan rambut di ikat dua, dia berlari sambil diiringi oleh 2 orang wanita paruh baya.
Nona Muda jangan berlari ucap lelaki itu sambil menangkap anak perempuan itu.
Ada apa sayang ucap anak lelaki itu sambil menghampiri anak perempuan itu.
Tidak, ini teman Kakak. Sepertinya itu adiknya anak lelaki itu gumam Zai.
Dia terlihat memperkenalkan adiknya ke temannya, sesekali adiknya akan merangkulkan lengannya ke tangan kakaknya. Terlihat dia tidak suka kakaknya terlalu memperhatikan anak perempuan itu.
Anak lelaki itu terlihat lebih sibuk sekarang, karena adik perempuannya terus menarik perhatiannya jika dia terlihat memperhatikan anak perempuan itu.
Lelaki itu mendekati anak perempuan tadi dan membisikkan sesuatu.
Anak perempuan itu loncat kegirangan dan segera menarik tangan pengasuhnya ke arah lift sambil melambaikan tangan ke arah kakak lelakinya.
Anak lelaki itu kembali mendekati temannya yang hanya duduk melihat dia menemani adiknya bermain dari tadi.
Dua orang lelaki turun di iringi oleh beberapa pegawai menemui kedua anak itu.
Terlihat raut sedih di muka anak perempuan itu karena mereka harus segera berpisah karena sepertinya ayah mereka memiliki pekerjaan bersama.
Anak lelaki itu memberikan paper bag sebagai tanda perpisahan kepada anak perempuan itu. Dia memberikan boneka Panda yang tadi sudah mereka pilih.
Anak perempuan itu terlihat enggan untuk berpisah, dia sesekali menoleh kebelakang ketika rombongan ayahnya berjalan ke arah lobby.
Anak lelaki itu berlari menyusul dan mengiringi langkah anak perempuan itu ke arah mobil.
Anak lelaki itu mengatakan sesuatu sebelum anak perempuan menaiki mobil dan anak perempuan itu tersenyum sambil loncat kegirangan.
Kedua orang tua itu tertawa sambil saling merangkul.
Sepertinya kerja sama mereka akan semakin berjalan lancar dengan kedekatan kedua anaknya.
Anak lelaki itu melambaikan tangan sambil sebelah tangannya di gandeng orang yang kemungkinan ayahnya.
Orang tersebut menggendong anak lelaki itu dan menciumi anak lelaki itu. Mereka terlihat saling menggoda karena kejadian anak lelakinya yang berjanji pada anak perempuan itu. Sesekali anak lelaki itu menciumi pipi ayahnya. Mereka terlihat sangat dekat dan bahagia gumam Zai yang tanpa dia sadari meneteskan air mata melihat hal itu.
Aku merindukanmu Ayah ucapnya tanpa dia sadari.
Anak perempuan tadi datang lagi dan di sambut oleh lelaki yang mirip dengan Paman Anggo. Dia membawa sebuah boneka Panda dan menunjukkan ke lelaki itu. Dia melompat dan teriak kegirangan, sepertinya tadi dia pergi ke toko swalayan depan.
Anak perempuan itu sangat lucu dan cantik gumam Zai.
Dia berjalan keluar dari gedung itu dan bingung harus kemana. Atau dia kembali saja kerumah Imelda, Imelda pasti akan mencarinya karena dia sudah terlalu lama bermain di luar.
Zai mengingat-ingat dimana dia memarkir mobilnya dan mencari hp di saku bajunya. Tapi sama sekali dia tidak menemukan kunci atau pun hp nya. Dimana sebenarnya dia sekarang, tetapi semua tampak hampir sama tapi berbeda.
Seorang anak perempuan menangis sambil mengejar anak lelaki itu.
Kak tolong jangan pergi ucap anak perempuan itu ke anak lelaki itu.
Imel ucap Zai, anak ini mirip Imel. Zai mengingat foto Imel di ruang belakang, dia pernah berfoto menggunakan baju ini.
Anak lelaki itu kembali dan mengatakan sesuatu kepada anak perempuan itu. Lalu dia menaiki mobil.
Zai berjalan ke arah anak perempuan kecil itu tapi langkahnya tidak sampai-sampai. Anak perempuan itu di gendong oleh lelaki tadi dan memasuki mobil lainnya.
Dia merasa mengenal anak perempuan itu, Imel teriaknya tiba-tiba. Itu Imel kecil ucapnya, dia mengejar mobil yang telah melaju meninggalkan tempat itu sambil terus memanggil Imel.