Chereads / CEO Dadakan / Chapter 184 - Menjauh

Chapter 184 - Menjauh

dr. Feby masih duduk di luar ruangan, dia ingin berbicara kepada Zain tentang Zai. Bagaimana pun Kakaknya berhak tau kondisi adiknya.

dr. Zain bisa kita bicara sebentar ucap dr. Feby.

Ada apa dokter?

Tentang Tuan Zai, saya sudah bertanya tentang kondisi Zai dengan teman saya. Kemungkinan dia sakit, tapi untuk memastikan Zai harus di periksa langsung oleh psikolog.

Zai baik-baik saja, aku sudah memeriksanya.

Tapi yang terjadi kemarin kemungkinan karena psikosis.

Yang terjadi semalam, Zai merasa belum meminum obatnya dan meminumnya lagi padahal sudah bawaan setengah sadar karena mengantuk. Tidak ada indikasi lain, aku sudah coba berbicara dengannya. Kalau pun dia berbohong, aku pasti bisa tau. Seperti yang kamu tau, aku sangat ahli di bidangku.

dr. Zain sangat kelihatan tenang menjelaskan ke dr. Feby, benar tidak ada guratan bahwa dia mengkhawatirkan Zai sama sekali.

Aku berharap kalau aku salah ucap dr. Feby.

dr. Feby tenang saja, Zai tidak sakit apa2. Sepertinya dokter terlalu memikirkan adikku.

Kebetulan saja aku berada di sini dan merasa Zai berbeda akhir - akhir ini.

Mungkin ada yang memicunya bersikap dingin seperti ini ucap Lulu.

Maafkan kami dokter, kami harus segera ke bandara. Sampai bertemu lagi bulan depan, semoga semuanya sesuai dengan rencana kita untuk Imel.

Oh maaf kan aku dokter, jadi menyita waktu dokter.

Tidak apa-apa, kami pamit dulu ya dok dan titip Imel.

Sudah tugasku dr. Zain.

dr. Zain menggandeng Lulu untuk turun segera.

Honey, aku sudah bilang jangan memprovokasi siapa pun dalam masalah Zai.

Lebih baik dia menyadarinya sendiri.

Tapi setidaknya, kita harus memberinya kisi-kisi biar cepet sadar.

Bukan dr. Feby lagi menjalani ujian di beri kisi-kisi ucap Zain sambil tertawa.

Zai sedang duduk di meja makan dengan Prince, dia yang akan mengantar Prince hari ini.

Putra bersikeras menolak, tapi Zai memaksanya. Dia bingun jika terus berdebat begini, Imel bisa saja mendengar. Di tambah Prince dari tadi mengelus muka Zai yang terlihat masih sangat pucat.

Pur dan John akan satu mobil dengan Prince, sedangkan Putra meminta membawa beberapa pengawal lagi untuk Zai. Dia benar-benar terlihat masih tidak sehat, sedangkan Putra ada rapat penting pagi ini dengan Zepri jadi tidak mungkin jika dia membatalkan hanya untuk mendampingi Zai.

Semua akan baik-baik saja bang, i'm okey ucap Zai sambil melangkah menuntun Prince menuju mobil.

Kalau kamu masih tidak enak badan mending istirahat saja ucap Zain sambil mengiringi langkah Zai.

Atau aku temani saja ucap dr. Feby, sekalian aku mau kembali ke rumah sakit mengambil beberapa barang.

Maaf dokter, kita tidak searah ucap Zai.

Bukankah Prince bersekolah di AGCE?

Ya, tapi kami tidak melewati jalan rumah sakit. Kalau dokter memang butuh ke rumah sakit sekarang bisa nanti di antar bang Putra dengan Pak Asep saja.

Putra memukul kepala Zai, sepertinya kamu amnesia gara2 keracunan obat semalam ucap Putra.

Imel yang sedang berdiri di balkon sambil melihat ke arah mereka, menelepon Putra.

Puku, kenapa kamu memukul bang Zai.

Putra langsung menoleh ke belakang, kami hanya bercanda Iku. Jangan takut ucap Putra sambil menarik tangan Zai melambaikan tangan ke Imel.

Maaf dokter, kebetulan mobil kami sudah tidak muat ucap Zai. Kami berangkat duluan ya bang.

Aku bisa meminta Pur berpindah ke mobil belakang ucap Putra.

Aku tidak ingin formasinya di ubah ucap Zai.

Kalau dokter memang bersikeras mau ikut, silahkan ikut mobil di belakang. Nanti akan kami turunkan di lobby rumah sakit setelah mengantar Prince sekolah.

Tidak masalah ucap dr. Feby. Aku duduk dimana saja, sama saja. Toh tujuanku tetap sama ke rumah sakit.

Zai memeluk Zain dan langsung naik ke mobil.

dr. Feby berpamitan ke Zain dan dr. Chris.

Zai melihat dr. Feby dan dr. Chris yang sedang berpelukan.

Jalan Pak Bambang ucap Zai.

Tapi tuan kita masih menunggu dr. Feby naik ke mobil.

Biarkan saja, nanti Prince terlambat.

Pak Bambang menjalankan mobilnya.

dr. kita harus jalan sekarang ujar Robert sambil berlari menuju ke arah mobil karena mobil Zai sudah melaju kearah gerbang.

dr. Feby segera berpamitan pada Lulu karena dia tadi sempat membahas tentang Imel dengan dr. Chris jadi belum berpamitan ke Lulu.

Zai sepertinya cemburu bisik Lulu ke Zain.

Ya, tapi sepertinya dia ingin menghindari dr. Feby

Tiba-tiba dr. Feby lupa jika hp nya masih tercharger di ruang makan dan kembali masuk ke dalam rumah.

Zai meliat ke arah spion untuk memastikan bahwa mobil yang mengawal mereka sudah ada di belakang.

John tanya kenapa mereka masih belum kelihatan.

Tuan, info Robert mereka masih menunggu dr. Feby.

Pesankan taxi saja untuk dr. Feby, suruh Robert berangkat sekarang ucap Zai dingin.

Baik tuan ucap John.

Ayah, are you okey?

I'm okey ucap Zai ke Prince.

Tapi Ayah kelihatan tidak sehat.

Ayah tidak apa2 sayang, tidurmu semalam nyenyak tanya Zai?

Ayah, semalam kenapa ayah pingsan?

Ayah hanya ketiduran sayang, ayah tidak apa2 ucap Zai sambil mengelus kepala Prince.

Semalaman aku menangis, ayah harus menjaga kesehatan. Aku tidak mau ayah sakit ucap Zai sambil memeluk Zai.

Hey, kenapa Super Z jadi melo seperti ini! Ayah janji akan baik-baik saja, kamu jangan takut ucap Zai.

Tuan, biarkan Pur saja yang mengantar Tuan Muda.

Baiklah, tapi kamu dampingi sampai ke kelas. Aku menunggu di sini ucap Zai.

Ayah akan menjemputmu nanti, sampai ketemu siang nanti ucap Zai.

Prince mencium Zai dan turun sambil melambaikan tangan.

Zai mencari obat di dalam tasnya.

Tuan ada yang bisa saya bantu ucap Pak Bambang.

Sepertinya saya ketinggalan obat pak ucap Zai sambil membungkuk menahan sakit di perutnya.

Sebaiknya kita kembali sekarang saja Tuan ucap Pak Bambang.

Dia segera menghubungi John dan mereka segera memutar kembali kendaraan.

John menghubungi Putra memberi tahukan kondisi Zai dan meminta arahan Zepri untuk penanganan Zai.

Robert memutar balik kendaraan dan menuju apartemen, dia meminta maaf tidak bisa mengantar dr. Feby karena Zai tiba-tiba tidak sadarkan diri. dr. Feby bersikeras ikut ke apartemen, dia yakin bisa membantu untuk pertolongan pertama.

Zai dibawa kembali ke apartemen agar Imel tidak tau Zai sakit. Zepri sudah duluan menunggu di parkiran apartemen dengan beberapa pengawal. Paman Anggo menjemput dokter keluarga dan segera menuju ke apartemen.

Putra dan Paman Dhani melanjutkan rapat terkait masalah cabang di Luar Negeri dan rencana rapat tahunan yang akan di selenggarakan di Lombok. Dia belum bisa menyusul melihat kondisi Zai.

Imel terus menghubungi Zepri karena Zai masih belum kembali dari mengantar Prince. Karena Zepri sibuk mengurusi Zai, dia tidak tau kalau Imel menghubunginya. Hingga Imel menghubungi ke Putra berkali-kali.

Shanty memberikan memo ke Putra bahwa Nyonya meminta Tuan segera membalas pesannya.

dr. Feby mencoba menyadarkan Zai, ditemani Dokter Burhan mereka melakukan Scan pada Zai.

Ternyata di apartemen Zai ada satu ruangan khusus yang sudah di siapkan Zain jika sesuatu hal terjadi pada Zai maka pemeriksaan dapat dilakukan di sana. Dengan kondisi popularitas Zai sekarang, akan beresiko jika ada yang tau jika Zai sakit.