Chereads / CEO Dadakan / Chapter 183 - Tanda-Tanda Psikosis

Chapter 183 - Tanda-Tanda Psikosis

dr. Feby mengirimkan pesan ke dr. Sandra, dia menanyakan tentang gejala yang muncul dari Zai dan bercerita tentang Zai yang tidak mengingat hal yang dilakukannya.

Jam 06.00 dr. Sandra menghubungi dr. Feby, dia mengatakan kemungkinan penyakit berdasarkan penjelasan dr. Feby tapi bagaimana pun dia harus bertemu dengan pasiennya untuk memastikan itu. Karena kalau dilihat dari gejala yang di sebutkan oleh dr. Feby kemungkinan neurosis tapi kalau sampai tidak sadar yang dilakukan atau tanpa sadar melakukan sesuatu yang membahayakan diri itu mengarah ke psikosis. Berbahayanya mereka akan melukai diri sendiri tanpa sadar sudah melukai dirinya sendiri. Bahkan ada yang sampai bunuh diri tanpa mereka sadari.

Zai, naik melihat kondisi Imelda. Pagi2 sekali, Putra sudah memarahinya karena semalam Imelda susah tidur mencarinya.

Imelda masih tertidur lelap, badannya masih sedikit hangat tapi mukanya tidak sepucat kemarin.

Zai merapikan rambut Imelda dan menarik selimut agar menutupi Imelda dengan baik.

Imelda terbangun melihat Zai duduk di samping tempat tidurnya.

Kamu sudah enakkan mel?

Sudah, abang semalam kenapa tidak melihatku?

Semalam abang menyelesaikan membaca naskah yang dikirim Bahar tanpa sadar abang tertidur ucap Zai. Putra mewanti-wantinya, jika sampai Imel tau kejadian semalam maka dia akan memisahkan Prince dan Imel darinya.

Semalam perasaanku tidak enak bang dan terus kepikiran Abang ucap Imelda yang dibantu duduk oleh Zai.

Kamu jangan memikirkan apa pun, mulai hari ini abang akan menemanimu di sini.

Apakah pekerjaanmu sudah selesai?

Semua sudah selesai jadi kamu tenang saja. Aku akan menemanimu mulai hari ini sampai Princess lahir, sambil mengelus pundak tangan Imelda.

dr. Feby berdiri di depan pintu, dia tidak ingin mengganggu waktu Imelda dan Zai. Zai terlihat sangat perhatian pada Imelda, mungkin kalau orang tidak tau akan mengira mereka suami istri. Tatapan tulus Zai ke Imelda membuat dr. Feby tidak nyaman tapi balik lagi Putra saja tidak masalah, terus dia siapa sampai merasa seperti itu.

Imelda melihat dr. Feby yang berdiri di depan pintu. Kenapa dokter hanya berdiri di situ?

Masuklah ucap Imelda.

Zai menoleh ke arah dr. Feby. Lalu pindah ke sofa dekat jendela.

Dia meminum kopi yang sudah di siapkan Bik Agus, sambil membuka tabletnya.

dr. Feby memeriksa kondisi Imelda, dan mengatakan bahwa demamnya sudah hilang tapi tetap harus di pantau.

Aku sudah tidak apa2 dok, ucap Imelda. Dokter sudah bisa kembali ke rumah sakit. Bukankah jadwal praktek dokter sangat padat.

Aku sudah mengalihkan ke dokter Adam ucap Imelda. Dia sementara akan menggantikan jadwalku. Bagaimana pun kita tetap harus waspada, karena jadwal kelahiran Princess tinggal 1 bulan lagi. Demammu memang sudah hilang tapi bisa saja naik lagi, kita tidak boleh lengah ucapnya.

Hari ini dr. Chris bukankah akan kembali ke Jerman ujar Imelda.

Iya, mereka hari ini akan berangkat. Mungkin sebentar lagi mereka akan naik ucap dr. Feby sambil memeriksa infus Imelda sambil melirik ke arah Zai.

Apakah kabarmu baik pagi ini Tuan Zai?

Aku sangat baik dokter ucap Zai.

Apakah kamu sedang tidak sehat bang?

Tidak Imel, itukan pertanyaan basa basi orang-orang untuk memulai percakapan, kamu jangan berpikir yang tidak-tidak. Kamu lihatlah abang, bukankah sangat sehat.

Kamu terlihat sedang banyak pikiran bang.

Gimana aku tidak banyak pikiran kalau kamu sakit begini? Sedangkan abangmu ini pertengahan bulan setelah kamu lahiran harus memulai syuting dan meninggalkan kalian lagi.

Aku akan menyusulmu bang, kalau kamu kangen pada kami.

Yang penting kamu sehat dulu, kita bisa bertemu di akhir bulan pada saat break. Atau abang akan mempercepat proses syuting agar bisa bermain sama kalian nanti. Ucap Zai sambil tersenyum ke Imelda.

Abang turun ganti baju dulu ya ucap Zai sambil mengelus kepada Imelda, dokter Feby bukankah ada yang mau dokter tanyakan pada ku. Kebetulan aku punya waktu sekarang, bagaimana kalau kita bicara di ruangan depan.

dr. Feby melihat Zai dengan tatapan bingung. Baiklah... Ada beberapa hal yang ingin saya diskusikan dengan Tuan Zai.

Tentang apa tanya Imelda?

Kebetulan ada beberapa dokter yang fans berat Tuan Zai, saya ingin meminta sedikit waktunya untuk memberikan tanda tangan.

Oh, kalau itu Abangku tidak masalah asal jangan minta makan malam saja. Bang Zai tidak boleh terfoto dengan siapa pun sampai peluncuran filmnya selesai. Aku tidak ingin dia terlibat masalah hanya karena menolong orang lain.

Kamu jangan memikirkan itu, abangmu ini sudah hampir 10 tahun masuk ke dunia ini. Kamu istirahat saja.

Aku mengatakan ini, karena abang susah menolak permintaan orang-orang terdekat. Walaupun akhirnya abang akan kerepotan menyelesaikan semuanya sendirian.

Tenang saja, aku tidak akan merepotkan Tuan Zai sama sekali ucap dr. Feby sambil tersenyum dan mengikuti langkah Zai.

dr. Feby, mohon jangan mengatakan apa pun di depan Imel. Apakah dokter tidak mendapat pesan dari bang Putra?

Aku tidak mendapat pesan apa pun.

Walaupun begitu, dokter pasti tau bahwa tidak boleh ada yang mengganggu kondisi mental Imelda. Maka dari itu, saya mohon dengan sangat. Dokter tidak perlu bertanya apa pun tentang diriku dan tidak perlu mencampuri urusanku.

Aku sudah bertanya pada temanku, sepertinya kamu sakit.

Maaf dokter, ini urusanku dan aku tidak suka orang lain mencampuri urusan pribadiku.

Kamu perlu di obati Zai, kalau tidak akan berbahaya.

Maaf dokter, kita tidak sedekat itu untuk saling memanggil nama. Sekali lagi ku katakan, jangan pernah mencampuri urusanku. Jangan lagi sok tau tentang diriku, kita tidak sedekat itu untuk berbagi urusan pribadi.

Aku hanya ingin membantumu, tidak lebih dari itu.

Aku tidak butuh bantuan siapa pun ujar Zai. Tidak orang terdekatku, apa lagi kamu ucap Zai sambil menunjuk ke arah dr. Feby dan langsung meninggalkannya.

Zain dan Lulu yang baru saja naik untuk berpamitan dengan Imelda, pura-pura tidak melihat ke arah dr. Feby.

Benar katamu sayang ucap Lulu. Zai lebih mengerikan jika dia merasa di kasihani.

Bagaimana pun dia seorang dokter, instingnya lebih kuat dari orang biasa seperti Imelda dulu. Jadi walaupun Zai mengejar Imelda sampai ke sini, Imelda tidak tau kalau Zai menjadikan Imelda obsesinya. dr. Feby tidak perlu kita beri tahu, dia bisa mengetahui sendiri. Kalau sampai kita yang memberi tahu maka Zai akan bersikap dingin juga kepada kita ucap Zain.

Untung aku istri penurut ucap Lulu ke Zain...

Kamu memang selalu yang tebaik, makanya aku benar-benar tidak bisa jauh darimu 1 hari saja.

Lulu tertawa mendengar jawaban Zain, karena memang mereka belum pernah berpisah setelah menikah. Zain memiliki ketakutannya sendiri, kejadian yang membuat mereka berpisah dulu masih sering menghantui Zain. Aku yang mengalami amnesia sampai melupakannya dan Zain yang dibawa ke US oleh Ayahnya untuk menjalani pengobatan berakhir dengan hampir kehilanganku. Bahkan sekarang ayahnya sudah tidak bisa lagi membatasi anak-anaknya, Zain yang memilih menetap di Jerman bersamaku, Zai yang sibuk syuting dan hanya kembali pada hari besar selebihnya dia lebih suka di Indonesia bersama Prince dan Imel.

Mereka memang sekarang tinggal terpisah tapi suasananya berbeda, setiap hari Zain dan Zai akan menghubungi ayahnya untuk menanyakan kabar dan mengobrol tentang segala hal. Sosok ayah benar-benar muncul setelah kejadian Zain memilih meninggalkan semuanya demi mencariku. Dia mengalah demi melihat anaknya kembali padanya dengan senyuman. Egonya dilepaskan, bahkan perpisahan Zai dan Hirah pun tidak menjadi masalah besar. Bagi Datuk Noor sekarang, bagaimana caranya dia melihat kedua Putranya hidup dengan bahagia.