Chereads / CEO Dadakan / Chapter 174 - Lawan Seimbang

Chapter 174 - Lawan Seimbang

Pencarian Putra 2 minggu ini benar2 membuahkan hasil. Mereka berhasil menangkap kaki tangan adiknya Serrah yang memalsukan laporan mereka. Dave tidak akan memberikan ampun pada adik tiri istrinya. Setiap orang harus menerima konsekuensi dari perbuatannya. Jika Keluarga Serrah tidak bisa menerima keputusan Dave tidak masalah karena selama ini Dave selalu menghormati dan menghargai mereka kalau mereka memilih membela yang jelas2 berbuat salah, Dave juga tidak mungkin tidak berbuat apa2. Perusahaan ini di bangun dengan keringat oleh Sahabat yang melebihi saudaranya sendiri jadi jika dia tega mencelakai Putra sama saja mencelakai dirinya sendiri. Jika dia tidak segan mencelakai Iparnya sendiri, kenapa Dave harus segan mengikuti aturan yang jelas2 benar.

Dave, aku serahkan semua padamu. Semua keputusan terkait Adik Iparmu. Bicarakanlah dengan Serrah terlebih dahulu bagaimana pun, dia anak dari ibu Tirinya.

Tidak perlu, jika Serrah lebih memilih membela mereka aku tidak masalah. Aku yang di celakai kenapa harus aku yang mengalah.

Hormatilah Serrah, kamu dan dia bukan baru kenal. Dia selama ini selalu mensupport kita, jika kamu merasa terbebani di sini. Aku bisa mengirimmu ke Jerman menggantikan Lulu. Lulu sudah mengikuti tes 1 tahun ini. Kemungkinan dia akan kembali lagi bekerja sebagai Dokter. Zain berhasil mengembalikan Ingatannya walaupun belum 100 persen.

Terus yang di sini?

Aku akan merekrut Lay, dia sudah terlalu lama mendampingi Dodzan. Sudah waktunya dia mendapat tempat yang layak. Toh Dodzan sudah kuat sekarang. Wishel bisa menggantikan Lay, dia sudah siap sekarang.

Tapi bukan memerlukan waktu untukmu menarik Lay?

Aku sudah membahas semuanya dengan Zepri. Siang ini, aku akan rapat dengan para pemegang saham terkait Lay. Siapkan saja dirimu dan sampaikan hal ini dengan Serrah.

Aku ikutin keputusanmu saja Put, Serrah pun akan lebih tenang di sana. Terlalu banyak masalah akhir2 ini membuat Serrah serba salah. Dia bisa lebih tenang di sana, toh di sana juga ada Lulu serta Ajeng. Jadi semuanya akan baik-baik saja jika dia ikut aku ke Jerman.

Persiapkanlah semuanya, berangkatlah bulan depan. Lay akan berangkat ke sini minggu depan. Kamu akan ditangguhkan dulu 1 bulan ini, sembari menunggu surat keputusanmu keluar Ke Jerman. Kamu bisa mengajari Lay terlebih dahulu untuk masa transisi ini.

Kamu akan pulang?

Setelah bertemu dengan Lay, jadi kemungkinan minggu depan aku akan pulang.

Aku merasa kasian dengan Imel, kehamilannya tidak mudah kan? Kalau ingat waktu Prince kemarin.

Ya, tapi yang kedua ini lebih bersahabat. Imel masih beraktifitas tapi tidak seperti dulu. Zai selalu menjaganya bahkan sangking narsis si Zai itu, dia sampai tidak memperbolehkan Imel turun dari mobil setiap mengantar dan menjemput Prince. Dia sangat suka euforia Mamud (Mama Muda) jemput anaknya itu. Bahkan dia suka duduk bareng mama muda itu dan bergosip. Setiap hari dia akan bercerita gosip yang dia dapat kepadaku, sampai2 sekarang aku hafal Ibu A pakai merk apa, Ibu B pakai merk apa. Bahkan mereka pernah bercerita senyaman apa Bra merk A dan B.

Benar2 ya si Zai itu, selalu haus sama perhatian. Orang artis ketemu banyak fans menjauh, eh dia malah seneng.

Dia memang selalu bahagia menerima perhatian, tapi jika tentang Imel maka semua berbalik. Dia menerima perhatian dari fansnya dan memberikan semua perhatiannnya ke Imel.

Siang itu Zai membawa Imel ke rumah sakit, semalaman Imel merasa tidak nyaman di bagian perut bawah. Dia menghubungi dr. Feby dan membuat janji temu hari ini. Imel tidak mau memberi tau Putra karena takut dia cemas. Zepri sudah membuat pengamanan di rumah sakit, tinggal menunggu Chan dan Tari datang saja maka tim Dua akan menutup akses lift.

Tim Satu sudah berjaga dilantai atas dan memeriksa perawat agar tidak ada perawat yang masuk selain yang sudah diberi datanya ke Zepri. Setelah kejadian Dave, Putra meminta Zepri memperketat pengamanan ke Imel terutama ditempat umum.

Putra sudah mendapat persetujuan dari rapat pimpinan dan Lay akan menjabat manager cabang menggantikan Dave. Selama masa pengnonaktifan Dave mulai kemarin, Putra mengambil alih sementara kuasa atas kantor cabang. Rapat hari ini akan sampai malam, Putra bahkan tidak sempat untuk beristirahat. Setelah jamuan makan malam dia mencoba menghubungi Imel dan Prince. Imel memang agak sedikit demam jadi mukanya sedikit pucat, dia meminta Pur mengambilkan lipstik dan blush on untuk menutupi kalau dia sedang tidak enak badan. Beberapa malam ini dia sulit tidur, mungkin karena kehamilannya mulai besar juga jadi dia mulai sangat lelah akhir-akhir ini. Beberapa kali dia mimpi buruk. Mungkin karena dia terlalu memikirkan Putra.

Puku, bagaimana kondisi di sana?

Semua sudah selesai, aku akan kembali Minggu depan setelah Lay datang ke sini. Kamu kelihatan tidak sehat Iku, apakah akhir2 ini kurang nyaman?

Aku baik-baik saja Puku, sangat sehat dan besok rencana akan konsultasi dengan dr. Feby karena sudah tinggal 1 bulan lagi. Rencana memeriksa posisi bayi apakah memungkinkan untuk kelahiran normal.

Aku akan selesaikan secepatnya pekerjaan di sini, kamu harus banyak istirahat. Minta Zai untuk mengurus semua terkait Prince ya, kamu lebih baik istirahat dirumah saja.

Baiklah, kamu tenang saja. Zai dan Zepri sangat menjagaku. Chan juga menyempatkan mampir setiap hari, tiap akhir pekan Tari juga mengunjungiku. Kamu fokus saja sama pekerjaan di sana ya.

Aku merindukanmu Iku...

Mee Too Hon... Jangan lupa makan, jangan lupa istirahat ujar Imelda sambil tersenyum ke Putra.

Aku masih ada kerjaan, kamu istirahat dulu ya ujar Putra lalu mematikan teleponnya.

"Lay, aku butuh bantuanmu"

Ada apa Put?

Aku harus segera pulang, kamu secepatnya kemari agar aku lakukan perkenalan terlebih dahulu. Sepertinya Imelda tidak dalam keadaan sehat.

Imelda sedang sakit?

Tidak, kehamilannya sudah memasuki bulan ke delapan sepertinya sudah mulai berat.

Syukurlah, kalau ingat ketika aku masih ikut Daniel kemarin. Melihat Imelda mengandung Prince sungguh kasihan.

Kalau mengingat waktu itu, aku masih sering menyalahkan diriku sendiri. Menyetujui dia berangkat ke Jerman untuk belajar, padahal dia menyembunyikan kehamilannya karena bermasalah.

Aku akan berangkat besok dari Brasil. Lusa Sore aku seharusnya sudah landing di sana.

Baiklah, aku punya harapan besar padamu Lay.

Thank You Put, kamu dan Dave membuka jalan untukku.

Karena kamu memiliki kompetensi itu, walaupun kamu teman kami jika kamu tidak memiliki kompetensi maka so sorry sob jawab Putra sambil tertawa...

Bagaimana Pun, Thank you ucap Lay sambil menutup teleponnya...

Dodzan menepuk pundak Lay yang masih melamun di kursinya.

Kenapa kamu seperti sedih sekali mau meninggalkanku? Dulu kamu dengan tegas meninggalkan Daniel.

Lay tertawa mendengar perkataan Dodzan. Kata siapa aku sedih? Aku sangat bahagia karena bisa bergabung ke AGC, perusahaan internasional dengan bos yang terkenal luar biasa.

Jadi maksudmu, kamu nga betah bekerja denganku?

Jangan cemburu, kamu termasuk yang berjasa dalam hidupku jawab Lay sambil menepuk pundak Dodzan.

Cemburu, kamu membuat kata2mu jadi ambigu. Untung aku sudah menikah dengan Ajeng, jadi tidak akan di anggap pacarmu...

Aku besok akan berangkat Dodz, Putra harus segera pulang karena Imelda sepertinya kurang sehat.

Bagaimana dia tau?

Kamu tau?

Aku mendapat kabar dari Lulu kemarin, Zai meminta Zain pulang ke Indonesia karena Imelda sudah berapa hari ini demam. Karena Audrey dan Jeremy masih belum libur sekolah, jadi aku akan ke Jerman menjaga mereka. Dania pun masih sekolah di sini jadi setelah Ajeng mengurus izin untuk Dania, kami akan menetap di Jerman sementara waktu.

Kamu hati2 ya, Ibu Rania sudah mengirim detektif ke Jerman.

Aku tau, wishel sudah menginfokan padaku. Kami mungkin hanya di rumah saja atau seperti kata Ajeng, semua terkait Dania harus private.

Jangan merindukanku ucap Lay sambil menepuk pundak Dodzan.