Chereads / CEO Dadakan / Chapter 172 - Rencana Putra

Chapter 172 - Rencana Putra

Ibu Rania mengirim orang untuk memata-matai Daniel. Setiap hari rutinitasnya tidak ada yang berubah. Sesekali Daniel mencoba bertemu dengan beberapa pengusaha untuk menawarkan konsep investasi yang ingin dikembangkannya. Seminggu 3x Daniel akan bermain golf, sabtu minggu dia akan berada di gym. Tidak ada hal signifikan yang dilakukannya. Bahkan mereka menyadap telepon Daniel tapi tidak ada pembicaraan yang menyangkut Dania.

Di Aaw Group sendiri masalah di kantor cabang Singapore benar-benar membawa efek yang membuat Putra harus segera ke sana. Dave sudah berupaya maksimal tapi apa daya, fitnah dan tuntutan yang di ajukan kepada Aaw Cabang Singapore membuat banyak sekali kerugian dan pemberhentian sementara pekerjaan.

Sebenarnya Putra dan Dave sudah curiga ini perbuatan Pacara Rania. Mereka tidak boleh gegabah karena bagaimana pun efeknya sangat kuat kalau mereka menyampaikan statement tanpa bukti yang kuat, apa lagi perusahaan mereka berdiri di negara lain maka harus hati-hati sekali.

Iku, Zai akan datang besok. Selama aku menyelesaikan masalah di sana, Zai yang akan menemanimu di sini.

Berapa lama rencananya?

Belum bisa di pastikan Iku, kalau pun ini terus berlanjut. Aku terpaksa menutup sementara cabang di sana dan menarik semua karyawan ke sini. Beberapa akan aku rekomendasikan ke perusahaan lain.

Aku hanya memikirkan nasib karyawan2 di sana Puku!!

Ini pun pilihan berat untukku tapi kantor pusat tidak bisa menanggung kerugian lebih besar lagi.

Bagaimana Dave?

Dave mengakui kelalaiannya, karena dia terlalu yakin dengan orang kepercayaannya jadi saja hal ini terjadi. Dia mungkin menganggap seperti dirinya yang bebar2 loyal kepadaku.

Kamu jangan terlalu menyalahkannya ya Puku, aku kasihan padanya.

Tenang saja, bagaimana pun dia adalah teman baikku. Sebenarnya fashionnya memang di Entertain tapi dia memang lebih cocok jadi artisnya dari pada manajemennya.

Besok kita cek kandunganmu dulu ya Iku, agar aku bisa lebih tenang meninggalkanmu.

Baiklah, setelah menjemput Prince kita ke rumah sakit ujar Imelda. Jam berapa Bang Zai akan datang?

Dia naik Jet Pribadi jadi sekitar Pukul 1 sianglah.

Baiklah, aku akan meminta bik Yani membersihkan kamar bang Zai dulu.

Tidak usah Iku, nanti kamu dan Zai akan tinggal di rumah ibu selama aku tidak ada. Di sana Bik Agus sudah membereskan kamar Zai.

Kenapa tidak di sini saja? Karena Prince akan jauh dari sekolah.

Tidak apa2, aku lebih tenang ketika kamu dekat dengan Ibu ketika aku tidak ada. Paman Anggo juga bisa ikut mengawasimu.

Ingat jangan lupa untuk istirahat dan minum vitamin tepat waktu.

Baiklah, Princess akan terus sehat dan kuat Daddy ucap Imelda sambil mengelus perutnya.

Aku ingin kamu tidak gegabah Puku, kalau pun sampai hal terburuk terjadi dengan perusahaan aku akan mendukung apa pun keputusanmu.

Terima Kasih Iku. Aku sudah mendapatkan semua data pacarnya Rania. Dia memang bukan lawan yang mudah tapi aku akan berusaha melepaskan dari masalah ini.

Putra memang tidak memperhitungkan hal ini, dia tidak menyangka jika Rania akan menyerang Dave lebih dulu. Di saat Dave lagi sibuk mengurus pernikahannya dan lengah. Orang kepercayaan Dave mengkhianatinya. Siapa yang dapat memperkirakan ini, sekretarisnya adalah adik dari Serrah. Ya, adik calon istrinya mengkhianatinya dengan menjual semua informasi rahasia mereka. Sekarang Dave pasti sangat terpukul. Chan pun berencana mendampingi Putra tapi apa daya Tari sedang program kehamilan jadi mereka tidak bisa kemana-mana.

Zai yang baru tiba langsung menuju ke rumah sakit untuk mendampingi Imel kontrol kehamilan. Dilantai itu memang di khususkan untuk Imelda dan keluarga Zen. Memang tidak sembarang orang bisa mendapatkan akses kesana karena mereka tau akan kedatangan kakak Imel maka hari ini beberapa perawat yang tidak bertugas sibuk melihat ke arah pintu masuk menuju lift. Pintu utama terlihat sedikit ramai oleh beberapa perawat muda, jika pasien melihat seolah-olah mereka sedang istirahat makan siang padahal mereka sedang menunggu Jazid Malik.

Begitu Zepri turun dari mobil dan membukakan pintu mobil Zai, bodyguard sudah mendampingi langkah mereka. Beberapa sudah menunggu di pintu lift khusus. Perawat yang sudah menunggu dari tadi langsung mencoba memfoto Zai dan rombongan.

Zai yang sudah hampir 6 bulan tidak bertemu Imelda langsung masuk ke ruang pemeriksaan dan meminta izin ke Putra mendekati Imel.

Ketika Putra memberikan kode tangan dia langsung merangkul pundak Imel dan memegang tangannya. dr. Feby yang sedang menjelaskan tiba2 menstop ucapannya dan melihat ke arah Zai.

Lanjutkan saja dok, itu kakak Imelda.

Meldyan?

Dokter mengenal Meldyan, saya pernah mengenalnya karena dulu Ibu saya adalah salah satu pegawai AGC. Kami beberapa bertemu di family gathering.

Aku senang, karena masih ada yang mengenal Kak Meldyan selain keluarga Bian.

Kakakmu orang yang sangat baik dulu, hampir semua anak2 pegawai menyukainya. Walaupun Tuan Zen adalah Direktur utama tapi kalian tetap mau bermain bersama kami.

Orang tuaku pun pegawai AGC ujar Putra, tapi aku tidak pernah melihatmu ujar Putra.

Aku mengingatmu Tuan, kamu dulu sering bersembunyi di bawah samping orang tuamu.

Wah, dr. Feby memang pengamat dan pengingat. Saya jadi malu.

Ya, saya tidak menyangka jika anak yang dulu sering sembunyi di belakang tubuh orang tuanya adalah Direktur Utama yang hebat. Putra tertawa, kita beralih ke artis terkenal ini. Perkenalkan Jazid Malik ucap Putra. Tapi biasa dipanggil Zai.

Anggap saja seperti itu, dia adalah kakak angkat Imelda jadi dia juga boleh mengetahui semua terkait Imelda apa pun itu. Mungkin sampai kelahiran Imelda, Zai yang akan mendampingi jika saya sedang di luar kota.

Oh, baiklah ucap dr Feby. Salam kenal Tuan.

dr. Feby benar2 tidak fokus begitu melihat Zai, beberapa kali dia menoleh ke arah Zai yang sesekali mengelus rambut Imelda sambil memandangi dirinya dengan serius.

Baiklah terima kasih dokter, boleh saya dapat nomor dokter siapa tau Imel ada kejadian di luar kendali.

Udah jangan modus ujar Putra, kamu bisa menghubunginya dengan hp Iku.

Tapi bang, kalau2 Imel lupa menyimpan hp nya. Lebih baik siap2 ujar Zai.

Bagaimana dokter tanya Putra?

Tidak apa2 Tuan Putra, dia mengeluarkan sebuah kartu kosong dari dalam tasnya.

Zai langsung membolak balik kartunya.

Hah, dokter menggunakan trik lama ternyata ya.

Zai mengangkat kartunya ke arah lampu dan memfoto kartu itu.

Putra dan Imel melihat tingkah abangnya. Sambil geleng-geleng kepala.

Ternyata Tuan Zai juga memahami hal ini.

Aku dulu sangat suka hal yang berbau science, sampe sekarang aku suka memberi Imel hadiah yang membuat dia harus banyak berpikir kadang2.

Oh ya, jawab dokter Feby. Tapi tidak sekarang ya Tuan, karena Nyonya Imelda harus lebih sering membuat pikirannya relaks.

Tentu saja tidak, mana tega aku melihat kesayangaku stress ujar Zai sambil menatap ke arah Imelda.

Dokter Feby benar-benar merasa de javu dengan situasi ini.

Dokter kami pamit dulu sampai bertemu bulan depan ujar Putra.

Oh Iya Tuan, terima kasih dan Nyonya harus banyak istirahat ya ucap dr Feby yang terkaget dengan lamunannya.

See You Dokter ucap Zai sambil membantu Imelda berdiri.

Imelda melingkarkan tangannya ke lengan Putra dan berjalan berdampingan dengan Zai.

Zai, turunlah duluan. Jika kamu berbarengan dengan Imelda nanti bisa-bisa Imelda di kerumuni fans mu. Kita bertemu di Cafe Chan ujar Putra.

Baiklah bang...

Sampai bertemu di sana ya Imel. Hati2...

Sana buruan ucap Putra.

Baiklah bang...

Zepri segera mendampingi Zai dan memastikan mobil sudah menunggu di luar.