Chereads / CEO Dadakan / Chapter 167 - Perpisahan Dania

Chapter 167 - Perpisahan Dania

Imelda dan Putra sudah menunggu di bandara, mereka mengantar Zai yang akan kembali ke New York serta Zain yang akan ke KL sebelum pulang ke Jerman. Daniel menuju ke kediaman Rania, dia harus memastikan semua sesuai rencana mereka. Daniel akan menemui orang tua Rania untuk memberi tau mereka rekaman pembicaraannya dengan Rania.

Prince sedih karena Audrey akan kembali ke Jerman, ditambah lagi Dania juga akan di bawa oleh Uncle Dodz bersama mereka. Dania akan di bawa Ajeng untuk perhelatan fashion shownya sebelum mereka kembali ke Jerman. Keluarga Bian jelas tidak akan menyangka jika Dania di bawa Dodzan dan sampai sekarang mereka belum tau bahwa Ajeng adalah istri Dodzan. Rania pun sudah dijadikan salah satu model oleh Ajeng, Ajeng yang terjun langsung di dunia entertainment tau betul orang seperti apa Rania dan tau bagaimana cara merebut hak asuh Dania dari Rania. Ajeng diperkirakan akan sulit hamil karena bentuk rahimnya yang tidak seharusnya. Beberapa kali Ajeng ingin melakukan proses bayi tabung tapi Dodzan mengatakan belum waktunya, bagi Dodzan anak bukanlah hal yang harus di miliki ketika dua orang menikah. Cukup Ajeng mencintainya sudah lebih dari cukup, masalah anak biar urusan yang di atas. Setelah Ajeng tau ternyata Dodzan sangat menyayangi Dania, Ajeng bertekad akan mendukung apa yang membuat Dodzan bahagia. Dodzan memang memiliki Audrey sebagai anak angkatnya bersama Lulu tapi Audrey tinggal bersama Lulu dan dari awal Audrey memang di asuh oleh Lulu. Dodzan hanya memiliki status pasangan Lulu.

Prince memeluk Audrey dan mengatakan kata2 yang tidak sesuai dengan usianya hingga membuat semua orang tertawa melihat mereka.

Audrey harus hati2, ingat Jeremmy adalah kakakmu tapi aku akan selalu berada di sisimu. Jangan lupa untuk menghubungi mommy kalau sudah sampai, aku akan menunggu kabarmu dari mommy.

Audrey menganggukkan kepalanya sambil sesekali tersenyum ke Prince.

Prince menepuk kepala Audrey, hingga membuat Imelda hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Dodzan yang baru datang langsung heboh.

Eh, anak Papi teriak Dodzan ke Audrey.

Papi teriak Audrey, Aku merindukanmu teriak Audrey.

Dia mulai lebay ujar Lulu sambil melihat ke arah Zain.

Zain hanya tersenyum sambil mengelus rambut Lulu.

Sama kayak aku ke Mami ujar Jeremmy.

Nga sayang, kamu nga pernah lebay sama sekali ke Mami. Lulu langsung berbalik dan memeluk Jeremmy.

Zain langsung membalik tubuh Lulu, kamu selalu mengacuhkanku jika sudah dengan Jeremmy.

Karena Jeremmy lagi masa2nya butuh perhatian ekstra ujar Lulu.

Terus bagaimana dengan ku?

Apakah 10 tahun ini kurang?

Aku tidak akan pernah merasa cukup, dan kamu boy jangan terlalu banyak mengambil perhatian Mami dari Papa atau kamu akan tinggal di asrama begitu kita kembali.

Jeremmy langsung mengangkat tangannya, aku tidak mau jauh dari mami jadi Papa tenang saja. Aku akan menjadi udara ketika Papa ada ujar Jeremmy sambil tertawa.

Ya, Papa tidak akan membiarkan satu lelaki pun mendapatkan perhatian lebih dari Papa.

Zai yang baru tiba, langsung memeluk kakak iparnya. Hy Kakak ku, bagaimana kabarmu?

Zain langsung melepaskannya, Jeremmy tersenyum ke arah Zain.

Apa sih Bang?

Aku sudah berapa hari tidak bertemu sama kakakku dan aku sangat merindukannya.

Zai duduk berjongkok di depan Lulu sambil memegang kedua tangannya. Kamu terlihat pucat kak, apakah kamu sakit.

Tidak ujar Lulu, hanya saja aku tidak sempat memakai riasan.

Kamu tidak berdandan? Sama sekali.

Mana sempat kakakmu ini berdandan, belum mengurus 2 keponakan kesayanganmu. Kakakmu harus memastikan Abangmu dulu

Dia masih sering merengek pagi hari ujar Zai sambil melirik ke arah abangnya.

Zain memukul kepala adiknya dengan korang di tangannya.

Aku tidak merengek, tapi itu sudah tugas kakakmu.

Zai tertawa keras sampai semua menoleh ke arahnya.

Kita akan di jet yang sama, kalian bisa mengobrol nanti.

Aku duduk di sebelah mu ya Kak, aku mau curhat ini ujar Zai.

Cewek Bule itu tanya Lulu?

Zai langsung mengedipkan matanya.

Zai kamu mau wibawamu hilang di mata adikmu, cepat berdiri sekarang. Di depan Imelda kamu sok2an dewasa, giliran sama istriku kamu sepeti anak anjing ketemu majikan.

Kenapa bang? Kamu ngiri padaku ujar Zai.

Sana2 duduk di atas, nanti di kira orang kamu punya fair dengan kakak iparmu dan aku Dayus.

Zai tertawa senang melihat kakaknya marah2 padanya.

Ayah Uncle, ajari aku cara bisa membuat Papa tidak berkutik.

Jerem, ambil yang baik buang yang buruknya ujar Zain.

Baiklah Pap ujar Jerem sambil tertawa.

Bang ujar Imelda.

Iya Imel ujar Zai langsung berdiri dan merapikan bajunya.

Ada apa, kamu merasa lelah? Zai langsung memeriksa suhu tubuh Imelda.

Tidak bang, aku melihat kamu duduk di bawah. Aku kira kamu kena hukum Lulu ujar Imelda sambil tersenyum ke arah Lulu.

Oh, abangmu ini tadi tidak enak kalau kak Lulu yang menyapa sambil berdiri jadi abang jongkok di depannya sambil mengobrol.

Ada apa?

Prince mencarimu ujar Imelda.

Baiklah, aku tinggal dulu ya. sambil melambaikan tangannya ke arah Lulu dan Zain.

Kenapa dia bisa langsung berubah ketika ada Imelda begitu ujar Lulu sambil tertawa.

Itulah, satu2nya kelemahan Zai. Bahkan ayah yang menyeramkan saja tidak membuat Zai takut sama sekali tapi jika itu sudah tentang Imelda dia bahkan pulang dari Syutingnya dan memilih membayar finalty semua staff yang di tinggalkannya.

Kamu sudah ada jawaban tentang obsesi Zai ke Imelda.

Sudah hampir 10 tahun ujar Zain. Tidak ada jawaban yang pasti. Kalau orang lain aku pasti sudah merasa gagal.

Lulu mengelus pundak Zain, setidaknya Zai baik2 saja bersama Imelda.

Zain menganggukan kepalanya sambil merangkul tangannya ke pundak Lulu.

Dania melihat ke arah Dodzan dan Audrey.

Nia panggil Ajeng.

Ya, Mami Ajeng jawab Dania.

Ada yang mau Nia tanyakan?

Eh... Papi kenal dengan Audrey?

Iya jawab Ajeng, kenapa?

Tidak, bagaimana bisa dekat sekali dan Audrey memanggilnya Papi?

Ceritanya panjang, nanti kalau kamu sudah besar. Kamu akan paham. Yang pasti Papi Dodzan sangat menyayangi Nia.

Ajeng mengelus kepala Dania dan menggandeng tangannya ke arah Dodzan.

Aunty mommy panggil Dania ke Imelda yang sedang berjalan sambil di rangkul Zai.

Hay Nia, apa kabarmu sayang ujar Imelda.

Baik, Aunty bagaimana?

Aunty sangat sehat, Imelda berlutut di depan Dania.

Nia harus jadi anak baik ya, harus nurut sama Papi dan Mami. Jangan lupa belajar dan jangan lupa hubungi Aunty kalau kamu sampai. Ingat untuk terus saling berhubungan ya Nak.

Dania memeluk Imelda. Nia pasti akan merindukan Aunty Mommy.

Mee Too beauty.

Dodzan menghampiri Dania dan menurunkan Audrey dari gendongannya.

Nia, ini Audrey. Nanti kalian harus jadi teman baik ya di Jerman.

Audrey juga tinggal sama kita Papi.

Papi ulang Audrey.

Iya Princess, ini Dania dan dia adalah anak dari Kakaknya Papi. Jadi Dania juga anak Papi.

Oh, ucap Audrey sambil memanggutkan kepalanya.

Audrey tinggal di Jerman dengan Papa Zain dan Mami Lulu. Kamu sudah kenalkan?

Papa dan Mami Jerem.

Betul, Papa dan Mami Audrey juga ujar Dodzan.

Baiklah ujar Dania.

Princess sudah waktunya kita berangkat ujar Zain.

Zain menggendong Audrey.

See You Papi ujar Audrey, i will really miss you...

Mee Too Princess...

Ajeng memberi tanda bahwa jet pribadi mereka juga sudah siap.

Sudah waktunya sayang ujar Dodzan, kamu mau bertemu Prince dulu.

Dania menganggukan kepalanya.

Dodzan menggandeng Dania ke tempat Prince yang sedang berada di pelukan Zai karena tidak mau pisah.

Pesawat kami sudah siap, kami juga akan berangkat sekarang.

Prince ucapkan salam kepada Dania ujar Imelda...

Selamat jalan Nia, sampai ketemu lagi ujar Prince.

Sampai ketemu lagi ujar Dania. Prince, jangan nakal ya. Jaga Aunty Mommy baik2.

Tentu ujar Prince.

Dania melihat ke arah Imelda yang sedang berbicara ke Pur. Seandainya Maminya sebaik Mommy Prince, tidak akan mungkin dia mau di bawa sama Papi Dodzan. Seandainya Maminya adalah Mommy Prince, hidupnya pasti akan sebahagia Prince yang dilimpahi kasih sayang oleh semua orang.

Pur dan Zepri mengiringi Zain dan Lulu ke pesawat pribadi Datuk Noor. Putra menggendong Prince yang masih memeluknya erat karena marah ditinggal Zai.

Ayah akan kembali secepatnya, liburan nanti kita akan main ke Jerman.

Prince melihat wajah Daddy nya.

Ya, kamu boleh pergi dengan Ayah Zai liburan nanti.

Janji Ayah?

I'm promise ujar Zai sambil mencium kening Prince dan memeluk Imelda.

Hati2 ujar Putra...

Pasti bang, jaga Imel baik2.

Putra menepuk punggung Zai, sana pergi. Keburu fansmu datang, Imelda bisa2 di serbu.

See You, aku menyayangi kalian...

Putra masih sering merasa kalau Zai seperti anak2, mungkin karena dia selalu dimanja sama keluarga Datuk Noor jadi dia selalu merasa masih kecil dengan orang yang lebih tua darinya. Berbeda dengan ke Imelda, dia memperlakukan Imelda seperti Putri dan dia Putra Mahkotanya.