Rania merasa beruntung hari ini, dia tanpa sengaja melihat mobil Putra di Coffe Shop Chan. Shanti sekretaris yang selalu di andalkan Chan selama ini. Selama Chan meninggalkan Indonesia, Shanti menggantikan posisi Chan. Jadi dia sangat tau apa saja hal2 penting Chan.
Rania masuk dan memutar matanya keseluruh cafe, dilihatnya seorang wanita yang sedang mengobrol di depan tangga.
Maaf Nyonya, Lantai 2 kami sedang di pakai untuk pertemuan penting hanya orang yang memiliki undangan yang bisa ke atas ucap Shanti.
Kamu tidak mengenal saya?
Maaf Nyonya, Anda siapa?
Muka Rania memerah dan menghentakkan kakinya.
Saya Rania Putri, saya ini artis terkenal.
Maaf Nyonya, nama Nyonya tidak ada di daftar kami. Jika nyonya mau, kami akan sediakan tempat khusus untuk Nyonya karena kami memiliki VVIP Room di dalam.
Saya ini teman baik pemilik Cafe ini.
Saya sangat menghargai Nyonya tapi lantai 2 sedang di reservasi.
Panggilkan manager cafe ini, saya mau bicara.
Shanti mengeluarkan kartu nama dari sakunya, senang berkenalan dengan anda Nyonya. Saya Shanti manager cafe ini dan sekretaris pribadi Tuan Chan. Jika nyonya ada hal khusus yang ingin di sampaikan, saya akan buatkan janji untuk nyonya tapi sekarang Tuan sedang tidak bisa di ganggu.
Zepri yang baru datang, menganggukan kepalanya dan langsung naik ke lantai 2.
Hey kamu... Pengawalnya Imelda... teriak Rania..
Zepri hanya menyeringai ke arah Rania, dan memberi kode ke pengawalnya untuk menjaga di dekat tangga.
Maaf Nyonya, Anda membuat pengunjung kami tidak nyaman. Tuan Zepri adalah Manager Executive dari AGC. Beliau adalah tamu penting dan yang mengreservasi lantai 2. Nyonya jangan membuat tamu kami tidak nyaman.
Chan, Putra teriak Rania.
Zepri turun ke bawah, maaf nyonya sebenarnya apa yang Nyonya inginkan dengan membuat keributan di sini.
Aku ingin melihat ke atas, aku yakin ada Putra dan Chan di sana.
Maaf nyonya, tapi kami sedang rapat penting. Berhubung Nyonya memaksa, silahkan naik ke atas.
Zepri memberikan kode ke Shanti, dan membiarkan Rania mengikutinya dari belakang.
Ruangan itu sungguh ramai di penuhi oleh berapa puluh laki-laki berpakaian jas hitam sedang menikmati makan malam dan menonton pertunjukkan di layar depan.
Wah, Tuan memang loyal sampai membawa artis terkenal untuk mentraktir kami makan-makan. Silahkan nona, duduk di sini. Sorak sorai suara membuat Rania merinding dan berbalik belari menuruni tangga.
Mobil Ferrari Putra sudah tidak ada lagi di parkiran.
Dimana mobil yang di situ?
Tuan Chan dan Nyonya Tari sudah pergi Nyonya, ada yang bisa saya bantu lagi.
Rania langsung keluar dan menaiki taksi di depan Coffe Shop Chan.
Putra sudah melihat Rania dari kaca cafe Chan dan mereka pindah ke ruangan VVIP di bawah, permainan itu keisengan Dave dan Chan. Setidaknya dia punya sedikit waktu untuk menjemput Prince hari ini.
Putra sengaja tidak memberi tau Imelda bahwa dia juga akan menjemput Prince jadi saja Imelda terkejut melihat Ferrari Putra di sebelah mobilnya.
Daddy teriak Prince sambil berlari ke arah Putra yang berdiri di depan mobilnya.
Puku, kenapa tidak bilang kamu akan ke sini. Kita bisa pergi bersama-sama ucap Imelda.
Puku mencium kening Imelda dan langsung menggendong Prince.
Daddy... Daddy... Aku senang sekali Daddy hari ini menjemputku, aku sayang sekali sama Daddy. Prince memeluk dan menciumi seluruh muka Putra.
Daddy juga senang bisa menjemputmu hari ini, maafkan daddy akhir-akhir sangat sibuk. Hari ini daddy akan menemanimu sampai kamu tidur.
Hore... teriak Prince.
Daniel yang melihat dari tempat parkirnya tidak sadar jika Dania sudah masuk ke dalam mobil.
Hey, kamu sudah duduk di sini saja. Apakah kamu tidak menyapa Papi mu.
Hay Pi, ucap Dania.
Lalu dia melihat ke arah Prince dan memalingkan mukanya.
Bagaimana sekolahmu hari ini?
Dania hanya diam dan menatap ke depan.
Dania, Papi bicara padamu...
Papi datang karna di panggil kepala sekolah? ucap Dania.
Ya, ucap Daniel.
Apakah kamu belum punya teman?
Aku tidak ingin berteman, tujuanku datang ke sini adalah untuk sekolah. Aku akan sekolah dengan baik, Papi tenang saja ucap Dania.
Nia, kamu di sekolahkan bukan hanya untuk mendapatkan ilmu tapi juga teman. Cobalah bersosialisasi, setidaknya jika kamu tidak suka dengan teman2 di kelasmu. Kamu tetap harus menjawab jika itu gurumu yang mengajak bicara.
Baiklah jawabnya...
Apakah tidak ada yang ingin kamu bicarakan dengan Papi?
Nia tau Papi dan Mami sibuk. Nia tidak ingin menambah beban Papi dan Mami. Nia bisa mengatasi semuanya sendiri, ada Bibik dan Paman di rumah yang bisa membantu Nia jadi Papi tenang saja. Nia baik-baik saja.
Hari ini kamu mau pulang kerumah Opa?
Apakah boleh?
Ya, tentu saja. Papi akan antar kamu ke sana sebelum ke kantor dan menjemputmu setelah selesai bekerja.
Terima Kasih Pi ucap Dania.
Daniel baru sadar jika anaknya benar-benar dewasa, tidak sesuai dengan anak seumurannya. Ketika Daniel menghadap kepala sekolah tadi, Kepala sekolahnya mengatakan bahwa Dania benar-benar melakukan penolakan terhadap penyambutan teman2nya. Dania tidak menghiraukan sama sekali orang di sekitarnya. Dania sebenarnya cerdas tapi menutup dirinya sehingga potensi di dalam dirinya tidak terlihat. Kepala sekolah meminta agar mereka memperbanyak komunikasi dengan Dania. Beberapa pertanyaan yang di tanyakan kepala sekolah membuat Daniel seperti bukan orang tuanya. Apa yang di sukai Dania, apa yang membuatnya sedih atau apa hobby nya benar2 tidak bisa di jawab Daniel. Sejauh itu dia dengan anaknya. Dia yang meminta Rania tidak menggugurkan kandungannya dulu, tapi setelah Dania lahir dia sibuk memperkuat bisnis ayahnya demi persiapan menyerang AGC jika rencana menjatuhkan Putra tidak berhasil. Dia akan menyerang AGC dengan kekuatan TDC.
Dania sekarang berusia 5 tahun tapi dia tidak seperti anak seusianya. Daniel melihat Imelda menggandeng tangan anaknya sambil bercanda dan tertawa. Prince yang berteriak bahagia melihat Putra datang menjemputnya, tawa teriakan kebahagiaan bukankah itu yang wajar untuk anak seusia Dania tapi Dania dari masuk mobil sampai sekarang bahkan tidak bergerak sedikit pun. Dia duduk seperti patung sambil melihat ke arah jalan.
Bagaimana pun Dania adalah anaknya, dan dia harus lebih bahagia dari dirinya dulu. Daniel di besarkan sebagai penerus TDC, dia di didik keras dan dibatasi pergaulan untuk menjaga citra keluarganya. Tapi Dania sudah menjadi seperti ini, Rania memang tidak pantas di sebut seorang ibu. Bagaimana Daniel mengembalikan Dania seperti anak2 di usianya.
Apakah perlu dia membawa Dania ke dokter untuk memeriksakannya? Tapi bagaimana, waktunya sangat padat. Jika dia meminta Rania, tentu saja wanita itu tidak akan mau.
Meminta tolong orang tuanya, mana mungkin. Karena orang tuanya akan menganggap sikap Dania tidak berlebihan karena Daniel saja di tuntut dewasa mulai dia bisa berjalan.
Apa dia meminta Dyan saja pikirnya. Dyan kemarin merengek meminta mobil baru, dia akan menggunakan itu untuk menyuruhnya membawa Dania ke dokter.