Chereads / CEO Dadakan / Chapter 153 - Awal Kebahagiaan

Chapter 153 - Awal Kebahagiaan

Zain mengantar Lulu, lalu anak-anak ke sekolah. Hari ini hari pertama dia kembali ke Rumah Sakit. 2 bulan lagi rencananya dia akan membuka klinik kejiwaan sendiri. Letaknya tidak jauh dari kantor Lulu, biar Zain bisa sekalian istirahat bersama Lulu. Memang tidak terlalu besar tapi Zain menyiapkan ruangan khusus untuk Audrey dan Jerem istirahat setelah pulang sekolah.

Siang ini Audrey dan Jerem akan di antar ke rumah Chan sepulang sekolah. Mereka lebih aman di sana dari pada di apartemen. Walau pun ada pengasuh dan pengawal tapi tetap saja lebih aman dalam pengawasan saudara sendiri.

Lulu menggantikan Zepri sebagai Direktur Cabang. Putra terpaksa segera kembali karena ada masalah dengan perusahaan. Kubu Rania mulai mempertanyakan perihal Putra lebih banyak di Jerman dari pada di kantor Pusat. Karena kondisi sedang tidak baik maka Prince dan Imelda juga langsung di bawa kembali. Mereka kembali dengan pesawat pribadi Datuk Noor.

Zai harus menghadiri penghargaan international di Australia. Jadi dia mengambil penerbangan setelah Imelda kembali ke Indonesia.

Chan dan Tari sangat senang karena rumahnya ramai, sampai Zain membuat kliniknya sendiri Audrey dan Jerem akan di antar pulang ke rumah Chan. Chan sudah lama tidak tertawa lepas seperti sekarang. Tari bersyukur karena sekarang Lulu sudah kembali dengan Zain. Walaupun ingatannya tidak kembali tapi setidaknya Lulu sekarang sudah mendapatkan kebahagiaannya.

Tari sudah lama tidak pulang ke Indonesia. Dia sangat merindukan orang tuanya. Terakhir bertemu ketika pernikahannya dengan Chan lalu. Tari asyik bercerita tentang negaranya dengan Audrey dan Jerem.

Pap kapan kita ke Indonesia tanya Audrey?

Kamu mau ke Indonesia?

Yah, Mam bercerita sangat banyak. Kami ingin berlibur ke sana.

Bagaimana ketika kalian liburan sekolah nanti? Kalian tidak ada rencana camp kan?

Kita harus izin dulu ke Mami dan Papa ucap Jerem.

Nanti Pap yang meminta izin, kalian tenang saja?

Hore... Audrey melompat kegirangan...

Jerem ikut bertepuk tangan karena akan di ajak liburan.

Zain menjemput Lulu setiap hari dan langsung ke tempat Chan untuk menjemput Audrey dan Jerem... Malam itu Chan meminta mereka makan malam di sana.

Lu, apakah kalian punya rencana untuk liburan sekolah nanti? Kalau belum kami ingin membawa Audrey dan Jerem pulang ke Indonesia.

Lulu kaget mendengar Chan menyebut tempat yang paling dia ingin kunjungi 4 tahun ini tapi Chan tidak pernah memberinya izin untuk pulang.

Serius Kak, kamu mau pulang?

Ya, aku sudah terlalu lama tidak melihat usaha di sana. Liburan nanti cukup panjang sekitar 1 bulan. Kami berniat membawa Audrey dan Jerem.

Zain, Lulu melihat ke arah Zain...

Sebenarnya kami sudah ada rencana untuk pulang ke KL bang ketika anak-anak libur sekolah tapi aku belum mendapatkan izin berapa lamanya. Kalau memang abang ingin membawa anak-anak pulang tidak apa-apa, nanti ketika mau ke KL kami akan jemput di sana.

Kamu Lu tanya Chan? Bukan kah kamu sudah lama ingin pulang?

Lulu melihat ke arah Zain lagi.

Zain menganggukan kepalanya, aku tidak masalah jika Lulu ingin kembali duluan ke Indonesia nanti aku akan menyusul. Asalkan Lulu di sana di dampingi oleh abang kemana-mana aku tidak masalah. Bisa saja nanti Lulu mengingat beberapa masa lalu nya di sana.

Sebenarnya aku tidak masalah mendampingi Lulu tapi ada baiknnya Lulu bersamamu karena pasti banyak moment yang bisa kalian lakukan untuk mengembalikan ingatannya.

Sekarang keputusan ada di kamu Lu ucap Tari. Kamu mau bareng kami atau menunggu Zain.

Aku pulang bersama Zain saja Kak ucap Lulu. Kasian dia tidak ada yang mengurus nanti di sini.

Chan tertawa, biasanya juga Zain semua yang menyiapkan untukmu.

Jadi kami boleh ikut Pap dan Mam pulang ke Indonesia?

Ya, tentu ucap Zain. Yang penting Jerem harus selalu ingat minum obat ya ucap Zain.

Siap Pa, terima kasih ucap Jerem.

Besok Pap akan membawa kalian mengurus surat2 untuk keberangkatan kita. Chan memang warga negara indonesia tapi Jerem dan Audrey bukan. Dia harus menyiapkan surat2 untuk mereka.

Kak, aku mau main ke RS ku dulu ucap Lulu antusias.

Ya ucap Chan, berhubung kita pulang ke negara kita maka kita akan mendatangi semua tempat yang pernah kamu dan kakak datangi dulu.

Aku akan menemanimu ucap Zain. Siapa tau kamu bisa mengingat moment kita sembunyi dari Kak Chan karena kamu takut ketahuan pacaran denganku. Dokter yang pernah di tipunya.

Tipu tanya Lulu bingung...

Chan tertawa.

Kenapa kamu mengingatkan masa lalu itu Zain?

Penipuan apa kak tanya Lulu antusias sambil menggoyangkan badan Chan yang masih saja tertawa.

Baiklah karena ingatanmu hilang, sebenarnya awal pertemuan Kakak mu ini dengan Zain bukan karena dia pacarmu.

Terus???

Karena Zain dulu adalah dokter yang menyembuhkan Imelda.

Terus penipuannya dimana?

Dulu ya kami mengira Zai itu menyukai Imelda sebagai pasangan. Kamu taulah gimana kekuasaan Mertuamu di sana. Dia bisa membuat kami tidak bisa kembali ke Indonesia jika Zai yang memintanya. Dulu Datuk Noor akan melakukan apa saja demi permintaan Zai. Akhirnya kami meminta izin membawa Imelda pulang untuk melangsungkan pernikahan dengan Putra dan berjanji akan kembali lagi. Karena kami tidak kembali dan itu membuat Zai sampai hampir gila makanya Zain dan Zai datang ke Indonesia, satu sebagai tenaga pengajar yang satu lagi sebagai pelajar yang ikut pertukaran.

Hah serius??

Terus kita kenal gara2 itu tanya Lulu?

Ya tidak lah sayang, kamu dan aku dulu awal bertemu itu di India pada saat seminar. Aku sudah menyukai dari di sana dan jodoh kita bertemu lagi ketika aku menemani Zai menyusul Imelda.

Jadi Zai itu mengenal Imelda bukan karena hubungan kita berdua tapi kita berdua bisa bertemu lagi karena Imelda??

Ya seperti itu ceritanya.

Berarti aku salah mengira selama ini ujar Lulu, aku kira Imelda bisa bertemu Zai karena kita berpacaran.

Chan dan Zain tertawa.

Pantas saja kamu menjawab pada saat Imelda dan Putra memberikan kita banyak sekali kebaikan, kamu bilang impas tawa Zain.

Ah, aku benar-benar malu sekarang ucap Lulu. Aku salah sangka selama ini ucapnya.

Kamu tidak pernah bertanya sama sekali tentang hubungan kalian dulu pada Zain tanya Chan.

Lulu menggelengkan kepalanya, sambil tersenyum.

Wajar sajalah kalau ingatanmu nga kembali-kembali ucap Chan.

Aku hanya realistis Kak, kalau bisa seperti sekarang kenapa harus mengingat masa lalu. Yang penting aku mencintai Zain sekarang dan Zain masih mencintaiku.

Hah, bisa sombong sekarang dia Mam ujar Chan ke Tari. Kemarin mati2an marah karena aku menghilangkan ingatannya.

Tari hanya tertawa melihat Chan yang berpura-pura ngambek ke Lulu.

Maafkan aku ya Kak ujar Lulu Sambil menggandeng tangan Chan dan memeluknya.

Kamu sudah punya Zain jangan sembarangan peluk-peluk lelaki lain ujar Chan sambil mengelus kepala Lulu.

Tidak ada lelaki lain kak, hanya ada kamu dan Zain.

Katanya tidak ada lelaki lain, padahal aku pernah melihat dia bersandar dengan Dodzan waktu itu.

Hah kapan?

Waktu Zai main kerumahmu dengan Imelda.

Lulu langsung tertawa keras, ya ya aku ingat itu.

Itu boleh pengecualian karena pada saat itu aku sedang marah dengan mu Kak sambil menunjuk Chan.

Ya dan aku yang menemani tidak kamu rangkul sama sekali.

Waktu itu kamu hanyalah orang asing, masak aku memeluk lelaki yang jelas2 bukan siapa2nya.

Zain tertawa... Padahal pada saat itu, aku sudah ingin sekali memelukmu. Tapi kamu malah mengira aku suami orang.

Iya iya, aku ingat ujar Lulu sambil tertawa.

Sudah-sudah ujar Chan, kenapa jadi kalian yang saling berdebat. Malam ini istirahat di sini dulu saja, besok pagi baru pulang ya.