Chereads / CEO Dadakan / Chapter 147 - Pertunangan Zain

Chapter 147 - Pertunangan Zain

Pertunangan Lulu dan Zain dilakukan secara tertutup. Demi menjaga keamanan sampai hari pernikahan mereka hanya teman dan kerabat saja yang di undang. Pertunangan berjalan dengan sangat lancar, walau tertutup tapi pertunangan Zain dan Lulu di tayangkan serentak di stasiun TV Jerman. Putra dan Chan hanya mengundang media yang mereka percaya untuk meliput pertunangan itu.

Sementara Lulu dan Zain menghadiri pernikahan Ajeng dan Dodzan minggu kemarin, Chan mempersiapkan pertunangan mereka. Putra sengaja mengirim Lulu dan Zain berlibur setelah menghadiri pernikahan Dodzan dan Ajeng. Mereka baru tiba Jum'at pagi di Berlin dan Malamnya mereka langsung berkumpul di rumah Putra hingga hari pertunangan.

Tempat pertunangan mereka pun dirahasiakan, semua tamu dari luar negeri di jemput khusus dengan Pesawat Jet Pribadi Datuk Noor langsung di bawa ke Villa tempat acara. Media yang meliput serta tamu dalam kota dijemput menggunakan kendaraan khusus dari Aaw Group.

Pertunangan yang sangat mewah ditayangkan langsung. Audrey serta Jeremmy sebagai pendamping mereka berdua serta dengan popularitas Zai membuat pertunangan mereka menjadi tranding topik.

Banyak yang terkesan dengan keindahan tempat dan dekorasi pernikahan, bahkan banyak yang menghubungi Aaw Group untuk Planner Pernikahan. Putra masih menimbang apakah akan membuka informasi tentang lokasi pertunangan Lulu dan Zain.

Aaw Group akan mempromosikan secara langsung, jika kami sudah membuat perencanaan matang tentang event di lokasi tersebut. Zepri sebagai kepala cabang di Jerman, merasa sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Mereka banyak menerima penawaran terhadap lokasi tersebut. Sampai pernikahan Lulu dan Zain terjadi, semua tetap akan di rahasiakan.

Zain lebih sering tinggal di rumah Lulu setelah pertunangan mereka. Jeremmy dan Audrey makin lengket dan susah sekali di pisahkan. Zain sebenarnya sangat ingin menanyakan bagaimana Lulu bisa setuju dengan rencana mempercepat pernikahan mereka. Kadang Zain dan Lulu masih sering kaku. Mungkin karena juga mereka sudah lama tidak bertemu dan Zain ragu ingin bersikap tidak formal pada Lulu takut nanti Lulu tidak nyaman.

Lu, pernikahan kita akan dilakukan 1 minggu lagi. Aku akan bertanya padamu sekali lagi, aku tidak ingin kamu melakukan hal yang tidak ingin kamu lakukan. Apakah kamu benar bisa menerimaku sebagai suamimu?

Pertanyaan apa ini Zain, kita sudah bertunangan dan minggu depan menikah. Kamu masih meragukan keputusanku?

Maaf Lu, aku hanya ingin kamu bahagia. Apa pun pilihanmu, aku akan tetap mencintaimu dan menjagamu. Aku tidak akan pernah menyesal menikah denganmu, aku tidak akan pernah menuntut kamu harus mencintaiku seperti dulu. Tapi aku tidak ingin jika kamu tidak bahagia nantinya. Jika sampai waktunya kamu menemukan kebahagiaan tidak denganku dan kamu memilih kebahagiaanmu. Aku akan mendukungmu.

Lulu menoleh ke arah Zain. Di letakkannya buah yang sedang di kupasnya. Lama dia melihat ke arah Zain, tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Dia berjalan ke arah kamar dan menutup pintunya.

Zain menghembuskan nafas panjang, dilihatnya buah yang di siapkan Lulu. Semua adalah buah kesukaannya, Lulu hanya suka Apel dan Alpukat. Tapi Zain menyukai Anggur dan Pir serta buah Leci.

Dipiring itu hanya ada buah Anggur dan Pir, yang berarti Lulu menyiapka ini memang untuknya. Lulu pasti kecewa dengan ucapannya. Tapi setidaknya semua harus dibicarakan di awal, Zain tidak ingin Lulu menderita menikah dengannya.

Zai mendengar percakapan Imelda dan Putra malam itu pada saat Lulu.

Putra mengatakan bahwa selama ini Chan tidak pernah sekali pun tenang, dia masih menyalahkan dirinya atas semua yang terjadi pada Lulu. Bahkan Chan sempat ingin meninggalkan Tari karena Lulu. Dia merasa tidak pantas bahagia karena Lulu tidak bahagia. Dia tidak pernah memaafkan dirinya atas kecelakaan yang terjadi pada Lulu.

Chan berbohong selama ini, dia bahagia setelah Lulu menikahi Dodzan. Yang sebenarnya Chan selalu menangis setelah melihat Lulu dan Dodzan. Walaupun dia sudah berusaha menghilngkan ingatan tentang Zain pada Lulu 4 tahun ini, tapi setiap melihat Lulu dia selalu merasa bersalah karena ingatan seseorang bisa di hapus tapi perasaan tidak.

Chan sampai titik depresi ketika tau Zain masih hidup. Ketika Zai kembali, dia mulai stress kembali karena takut kamu kehilangan Zain untuk kedua kalinya. Tapi menyatukan kalian adalah hal yang salah karena ada Dodzan serta Chan mulai ketakutan kamu akan mengetahui semua perbuatannya menghapus ingatanmu. Sekarang semua sudah berlalu, Chan sekarang terlihat sangat bahagia. Rasa bersalahnya sedikit demi sedikit menghilang. Dia hanya ingin mengembalikan semuanya ketempat semula agar dia bisa menebus semua kesalahannya. Sekarang tinggal bagaimana denganmu Lu?

Zai mendengar percakapan itu. Dia tidak ingin Zain tidak bahagia nantinya, jika memaksakan memiliki raga Lulu bukan hatinya. Jika memang tujuannya hanya melindungi tidak perlu menikahinya. Cukup menjaganya seperti sekarang saja.

Lulu membuka kamarnya, membawa semua kenangannya bersama Zain.

Lu, maafkan jika ucapanku melukaimu.

Lulu menyodorkan Buku, Album bahkan telepon genggamnya pada Zain.

Apa ini?

Bukalah...

Zain mengambil album dan membukanya.

Ini foto-foto kita?

Ya, kita dulu sepertinya sangat suka mengabadikan moment kita. Ingatanku memang belum kembali Zain, tapi aku mendapatkan ingatanku dari sini. Dia menyerahkan buku agenda dan handphonenya.

Aku tidak mengingatmu bukan berarti aku tidak mencintaimu. Aku tidak mengingat semua kenangan kita, bukan berarti aku tidak memiliki kenangan itu.

Aku sungguh mencintaimu Zain, walau aku belum bisa mengekspresikannya tapi perasaanku tidak pernah hilang. Yang hilang hanya ingatan tentang kita tetapi bukan perasaanku padamu. Aku masih takut ingin mengekspresikan perasaanku karena takut kamu mengira bahwa ingatanku telah kembali. Aku tidak bisa memaksa ingatanku kembali tapi yang aku tau aku sangat mencintaimu sekarang. Entah seberapa penting ingatan itu untukmu tapi buatku cukup bisa melihat mu ada di sisiku, aku sudah sangat bersyukur. Sebelum kamu kembali, setiap melihat Dodzan hatiku akan terasa sakit. Menolak kehadirannya di sisiku, dulu aku tidak pernah tau ada apa dan kenapa? Setelah aku tau tentang kita, aku tau bahwa itu bentuk alarm dari hatiku bahwa ada kamu di hatiku.

Lulu menghela nafas sangat berat, Zain terkejut mendengar ucapan Lulu.

Jangan menangis Lu, Zain memeluk Lulu dengan erat. Aku tidak pernah meragukan dirimu, sama sekali tidak pernah. Aku hanya meragukan diriku, takut nanti malah melukaimu.

Aku sangat mencintaimu Lu, aku sangat mencintaimu. Zain mengelus kepala Lulu, sudah lama dia tidak merasakan rasa senyaman ini. Pelukan Lulu selalu membuat hatinya sangat tenang. Maafkan aku karena membuatmu menangis, maafkan aku bisik Zain berkali-kali.

Zain, Lulu melepaskan pelukan Zain.

Aku sangat mencintaimu, baik dulu, sekarang atau pun nanti. Tidak ada yang memaksaku untuk menikahimu. Aku yang memilih mempercepat semuanya bahkan ini bukan dipercepat, kalau mengingat isi pesan terakhir yang kamu kirimkan harusnya kita sudah menikah 4 tahun yang lalu. Jadi tidak ada yang dipercepat tapi kita hanya melaksanakan yang sudah di tunda 4 tahun yang lalu.

Zain tersenyum sambil mencubit hidung Lulu.

Kamu banyak berubah Lu, 4 tahun ini banyak yang berubah darimu.

Kalau kamu Lulu 4 tahun yang lalu, mungkin kita tidak akan berbicara seperti ini. Kamu dulu sangat memegang ego, bahkan menyenggolmu saja kalau kamu lagi ngambek aku nga' berani. Ledek Zain

Lulu mencubit lengan Zain, mulai kan ujar Lulu. Kamu tidur dimana malam ini?

Aku tidak akan pulang lagi mulai malam ini bisik Zain.

Jangan nakal, masih 3 hari lagi.

Aku tidak akan mengganggumu, aku hanya ingin melihat kamu tidur dan melihat kamu ketika bangun tidur.

Lulu memukul lengan Zain, aku akan bersih-bersih dulu. Masuklah setengah jam lagi. Sekalian jika kamu sudah selesai makan buahnya, bawa piring kotornya ke dapur.

Apakah aku boleh masuk sebelum setengah jam?

Kalau kamu berani masuk, aku akan kunci kamarnya dan siap-siap tidur di sofa tunjuk Lulu.

Untuk hal itu kamu masih sangat kejam teriak Zain.

Lulu hanya melambaikan tangannya sambil berjalan ke arah kamar.