Imelda yang duduk bersebelahan dengan Putra tidak sepatah katapun berbicara dengan Putra.
Iku, maafkan aku ucap Putra. Aku tau yang aku lakukan salah, tapi aku ingin membantu Lulu.
Aku ingin ingatannya segera kembali dan dia menjalani kehidupan normalnya. Aku ingin Chan tertawa lepas seperti dulu lagi, hidup tanpa perasaan bersalah dan menjalani rumah tangganya dengan Tari bahagia.
Dia cukup menyalahkan dirinya atas kejadian Zain dan Lulu dulu. Belum lagi rasa bersalah karena mengubur kenangan Lulu demi kebahagiaan Lulu.
Selama Lulu belum menemukan kebahagiaan sejatinya, Chan pun tidak akan hidup dengan bahagia. Maafkan aku sampai melibatkan kalian ujar Putra.
Kamu tau Puku, dalam hidupku kalianlah yang paling penting jadi jika terjadi hal buruk salah satu dari kalian maka entah apa aku masih bisa bertahan jawab Imelda sambil menghapus air mata yang masih saja terus jatuh.
Maafkan aku Iku, Putra duduk berlutut di depan Imelda. Aku berjanji tidak akan membuat kalian dalam bahaya lagi ujar Putra.
Kadang-kadang aku masih sering teringat Kak Meldyan ketika aku dalam keadaan bahaya. Aku tidak ingin nasib buruk terjadi pada Prince juga. Cukup satu kali aku merasakan kehilangan terberat dalam hidupku selain kehilangan Ayah. Aku tidak ingin kehilangan kalian juga, karena aku yakin tidak akan bisa bertahan jika kehilangan salah satu dari kalian.
Maafkan aku Iku, maafkan aku... Putra memeluk Imelda dan benar-benar merasa menyesal karena walaupun tau bahwa Tuan Bian pasti melakukan hal buruk pada mereka malah Putra tidak menghindarinya.
Putra mengajak semuanya kembali ke rumahnya dan meminta Zepri menjelaskan tentang rumah ini kepada Lulu. Lulu dan Audrey tidur di kamar Lulu dulu.
Putra meminta semuanya tidak menceritakan apa pun pada Chan jika Chan datang nanti.
Lulu memutari kamar itu dan menyentuh satu persatu barang miliknya. Semua tertata rapi dan bersih walaupun semua kosmetiknya sudah kadaluarsa. Ini benar-benar di rawat dengan baik.
Mami, berapa lama kita akan di sini?
Audrey kangen Jeremmy.
Mami akan memeriksa Jeremmy di rumah sakit siang nanti, Audrey istirahat dulu ya. Setelah semua selesai, Mami akan jemput kamu di sini.
Audrey berbaring di tempat tidur. Dia masih mengantuk karena penerbangan yang lama.
Lulu membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaian untuk bersiap menyusul Zain di Rumah Sakit. Dia meminta Zai tidak memberi tahu apa pun pada Zain bahwa mereka sudah di Jerman.
Kamar ini benar-benar memberi perasaan tenang pada dirinya, kalau bukan karena dia ingin mendampingi Jeremmy menjalani tes. Dia pasti memilih istirahat di kamar ini.
Prince yang tertidur pulas setelah makan di kamar Zai dipindahkan ke kamar Imelda karena Zai akan mendampingi Lulu.
Imel, ingat hubungi Abang jika Prince bangun.
Iya bang, abang tenang saja. Ada aku dan Putra menjaganya. Lagian, siapa orang tuanya sebenarnya. Kenapa seolah-olah kami sedang di titipkan anak orang.
Zai tertawa, maafkan abang kadang terlalu merasa memiliki terhadap Prince. Bagaimana denganmu?
Aku sudah tidak apa-apa bang.
Jika tiba-tiba kamu merasa tidak nyaman karena teringat kejadian kemarin, kamu bisa menghubungi abang juga. Abang tidak ingin kamu menahan sendiri yang akhirnya kamu bisa stress.
Iya ucap Imelda.
Zai mengelus kepala Imelda, dan berpamitan menemani Lulu ke RS tempat Jeremmy di rawat.
Lulu benar-benar merasa gugup sepanjang perjalanan.
Kenapa Kak tanya Zai?
Tidak apa-apa Zai.
Kakak terlihat sangat gelisah.
Tidak, aku hanya sedikit merasa grogi jawab Lulu.
Zai tertawa, apakah kakak grogi karena akan bertemu bang Zain.
Entahlah jawab Lulu pelan.
Berarti kakak sudah mulai membuka hati untuk abangku ujar Zai. Tidak apa-apa, itu hal yang biasa kak.
Lulu membalas Zai dengan senyum di paksakan. Perasaannya sungguh deg-degan entah karena dia akan bertemu Zain atau Jeremmy. Dia sendiri belum yakin.
Zai sudah mencari dimana kamar Jeremmy.
Jerem panggil Lulu di depan pintu.
Mami panggilnya dengan senyum yang sangat lebar. Mami kenapa ada di sini?
Maafkan Mami, seharusnya Mami tidak meninggalkanmu dengan keadaan seperti ini.
Jerem baik-baik saja Mi, hari ini Jerem akan melaksanakan beberapa rangkain Tes setelah Papa mendapat hasil cek darah.
Hy Jerem...
Ayah Prince tanya Jerem...
Sepertinya Aku memang lebih terkenal sebagai Ayah Prince tapi Aku adalah Adik dari Abang Zain.
Mulai sekarang aku adalah Pamanmu.
Uncle Ayah panggil Jerem...
Ya, Audrey juga memanggilku seperti itu... Kalian benar-benar sehati, wajar saja kalau Prince ku selalu merasa terganggu padamu.
Lulu dan Zai tertawa...
Aku akan menyusul Zain ucap Lulu.
Apakah kamu tau dimana?
Ya, aku dulu juga berobat di sini. Aku tau dimana ruangan Dokter Lucy.
Lulu mengetuk ruangan tapi tidak ada jawaban, dia membuka pintu dan melihat Zain sedang memeluk Dokter Lucy.
Dia terpaku sebentar dan sorry. Aku tidak bermaksud mengganggu kalian ucapnya.
Lulu menutup pintu dan berlari ke arah pintu emergency. Dia naik ke lantai atas dan duduk di tangga sambil mengantur nafasnya. Kejadian ini persis di dalam mimpinya, ketika dia melihat Lurey memeluk Zain. Dan dokter itu persis dengan Lurey. Muka mereka sangat mirip.
Lulu merasakan sakit di dadanya, sama seperti perasaan yang timbul di dalam mimpinya.
Zain kembali ke kamar dan kaget melihat Zai.
Kenapa kamu di sini?
Abang teriak Zai sambil memeluk abangnya. Apakah kamu kembali dengan Lulu?
Abang tidak bertemu Kak Lulu? Dia tadi menyusul kakak untuk membaca hasil cek darah Jerem.
Jangan-jangan yang membuka pintu tadi Lulu ujar Zain.
Ada apa bang?
Kamu tunggu di sini aku cari Lulu dulu.
Zain mencari ke sekeliling taman dan restoran di lobby tidak ada. Lebih efektif kalau dia mengecek CCTV.
Zain, melihat CCTV dan menemukan Lulu sudah kembali ke ruangan.
Dia berlari dan kembali ke ruangan.
Lulu sedang menyuapi Jeremmy makan.
Zai melihat ke arah Zain yang masih kelelahan dari berlari.
Zain menata nafasnya dan berjalan mendekati Lulu yang sedang menyuapi Jerem sambil mengobrol.
Kamu pulang Lu?
Ya jawab Lulu sambil tersenyum menoleh ke arah Zain. Aku ingin mendampingi Jeremmy melakukan tes.
Audrey?
Ada di rumah Kak Putra, siang ini akan dijemput Kak Chan dan Mba Tari.
Kamu tadi menyusul ke ruangan Lucy?
Ya, maaf kalau tadi mengganggu kalian, aku sudah mengetok tapi tidak ada yang menjawab jadi aku membukanya. Aku benar-benar tidak bermaksud mengganggu waktu kalian.
Tidak, sama sekali tidak mengganggu. Aku dan Lucy tidak ada apa-apa.
Zain ucap Lulu. Aku tidak ingin membahasnya.
Tapi Lu!!
Aku mohon ucap Lulu.
Zain mundur dan duduk di sofa samping Zai.
Zai mencolek-colek Zain tapi Zain sama sekali tidak menggubrisnya.
Bang, aku lapar ucap Zai. Bahkan Kak Lulu belum makan apa-apa dari tadi sampai. Ayo kita beli makan.
Kamu belum makan apa-apa Lu...
Aku sudah kenyang, selama penerbangan aku banyak sekali makan dan minum. Jadi aku belum lapar. Kalian makanlah duluan, aku akan menjaga Jerem. Nanti kita bergantian saja.
Mami, Jerem tidak apa-apa di tinggal sendirian. Mami makanlah dulu sama Papa dan Uncle Ayah.
Mami ke sini karena ingin menjagamu!! Jadi Mami tidak akan meninggalkanmu sendirian.
Zai, aku titip roti saja ya.
Baiklah kak.
Kami ke bawah dulu ya Lu ucap Zain.
Dibalas dengan senyum ramah Lulu membuat Zain sangat merinding.
Apa yang sebenarnya terjadi pada Lulu Zai?
Kita baru berjumpa kenapa abang tidak menanyakan kondisi ku dulu.
Aku sudah melihatmu dimana-mana, itu menandakan kalau kamu baik-baik saja.
Zai tertawa sambil merangkul Zain.
Aku merindukanmu bang!! Zai meletakkan kepalanya di pundak Zain.