Chereads / CEO Dadakan / Chapter 135 - Pertemuan

Chapter 135 - Pertemuan

Dodzan tau jika Lulu melihat dia dan Ajeng tapi yang terjadi tadi di luar kuasanya. Dia benar-benar tidak menyangka jika wanita yang dikirim Putra adalah Ajeng. Cinta pertamanya yang dia tinggalkan karena memilih beasiswa ke Paris. Dan yang membuatnya benar-benar menyedihkan, Ajeng melakukan itu karena desakan orang tuanya yang mengancam akan mengusir dirinya jika masih berhubungan dengan Ajeng. Wanita yang di bencinya selama 8 tahun ini ternyata masih terus mencintainya.

Lulu sudah tiba di rumah lebih dulu, Audrey di rumah Zain. Sudah pasti mereka akan ribut dan ini tidak baik jika di lihat Audrey. Untunglah Zain mengajak Audrey ke rumahnya.

Dodz, kita berdua sudah berjanji jika salah satu kita ingin berhubungan dengan orang lain setidaknya kita saling memberi tahu. Aku tadi melihatmu bersama seorang wanita di Cafe dekat kantorku.

Maafkan aku Lu, tapi aku ingin kita berpisah.

Lulu terpaku terdiam, dia memang tidak mencintai Dodzan tapi apa salahnya jika Dodzan memberi tau tentang ini lebih awal. Setidaknya ada Audrey yang harus mereka pikirkan.

Sebegitu tidak pentingnya diriku Dodz, setidaknya perkenalkan aku padanya. Jadi aku tidak akan merasa bersalah karena kita berpisah. Setiap hari aku merasa berdosa karena tidak bisa memenuhi kebutuhanmu sebagai seorang istri. Aku mencoba untuk mencintaimu tapi kala itu juga aku tidak bisa.

Lu, aku pun tidak tau apakah aku masih mencintai Ajeng atau tidak sampai detik ini. Yang pasti aku tidak akan membuatnya menunggu lebih lama lagi.

Baiklah!! Sepertinya kamu sudah sangat yakin dengan wanita itu. Aku akan berbicara dengan Bang Chan.

Biarkan aku saja ucap Dodzan. Dia adalah temanku, aku tidak ingin hubungan kita membuat pertemanan kami terganggu.

Jangan, aku yang tidak pernah bisa mencintaimu jadi ini tidak sepenuhnya salahmu. Aku akan bicara padanya dulu, setelah itu kamu boleh menemuinya.

Chan sudah tau Lulu pasti datang hari ini. Pertemuannya dengan Zain tadi sudah mencapai kesepakatan, Zain akan menjelaskan dirinya sebelum Lulu mendatangi Chan.

Pintu rumah Zain di ketuk, ini sudah waktunya ujar Zain. Dia memastikan jika Jerem dan Audrey menonton di ruang nonton mereka dan sudah mengatakan pada Jerem bahwa jangan sampai Audrey keluar.

Niel aku titip Audrey, aku akan ke rumah bang Chan.

Lu, bisa kita bicara sebentar?

Kenapa apakah ini hal penting?

Ya, ada yang ingin aku sampaikan padamu.

Ada apa?

Aku ingin mengakui sesuatu, sebenarnya namaku adalah Zain Al Hasan.

Zain ucap Lulu...

Ya, aku adalah Zain. Lelaki yang meninggalkanmu 4 tahun yang lalu karena kecelakaan Laboratorium.

Lulu memandang kosong ke arah Zain. Dadanya bergemuruh, nafasnya tidak menentu, kepala terasa kosong sehingga tidak dapat berpikir apa-apa.

Lu, panggilnya maafkan aku karena tidak jujur dari awal padamu.

Aku hanya ingin kamu mencintaiku bukan karena masa lalu kita tapi karena perasaan cinta itu masih ada... Seperti rasa cintaku padamu yang selalu ada.

Lulu berusaha mencerna perasaan itu, mencerna yang di dengarnya.

Belum masalah dengan Dodzan selesai, Zain datang kembali dalam hidupnya.

Apakah kamu lelaki yang bicara dengan seorang wanita di sebuah rumah pada saat Imelda mengalami blooding?

Ingatanmu sudah kembali.

Hanya potongan-potongan dalam mimpi ku saja ujarnya. Wanita itu tanyanya?

Dia adalah Lurey ibu dari Jerem.

Apakah kalian memiliki hubungan?

Pada saat kejadian dalam ingatanmu itu kami tidak ada hubungan. Mana mungkin aku mengkhianati mu. Tapi kenapa di situ aku melihat diriku kecewa dan terluka tanya Lulu.

Aku tidak tau apa yang kamu pikirkan waktu itu, tapi hubungan kita memang sedang tidak baik-baik saja.

Apakah kita berencana berpisah pada saat itu?

Tidak, tidak pernah sekali pun salah satu dari kita mengatakan perpisahan atau menginginkan perpisahan.

Masalah kita waktu itu karena kamu marah pada Chan dan mengira lamaranku karena desakkan Chan padahal tidak sama sekali.

Kalau kamu tidak percaya, kita bisa tanyakan langsung padanya. Lagian juga Chan dan Tari sudah lama tidak bertemu Audrey.

Baiklah!! Aku masih bingung, aku akan meminta penjelasan Kak Chan dulu.

Dodzan kembali ke rumah Putra di Jerman, dia memang menyukai Lulu selama ini tapi penderitaan yang Ajeng alami selama 8 tahun ini termasuk salahnya karena tidak pernah mencari alasan Ajeng meninggalkannya. Bahkan mengatakan pada Ajeng bahwa sudah menikah saja dia tidak berani,karena takut melukai Ajeng. Ajeng menantinya selama 8 tahun ini, dia malah menikahi wanita lain.

Chan minta Tari membawa Jerem dan Audrey main di taman sekarang.

Bang, apakah benar Niel adalah Zain?

Ya, ucap Chan... Dia adalah Zain, pacarmu yang aku hilangkan tentangnya dari ingatanmu selama hampir 4 tahun ini.

Kadang beberapa kenangan masuk dalam mimpiku. Di mimpiku, aku dan Zain memiliki masalah yang sangat besar hingga kami pun seperti orang asing. Apakah sebenarnya aku bermaksud meninggalkannya?

Aku adalah sumber dari masalah kalian berdua jawab Chan.

Lulu kaget mendengar jawaban Chan...

Semula karena terjadi salah paham antara kita berdua.

Ketika pertama kamu datang ke Jerman untuk liburan yang di siapkan oleh Putra. Aku sempat mengajak Zain bicara tanpa sepengetahuan mu. Di situ aku menanyakan ke seriusan Zain padamu.

Zain ternyata selama ini memang menunggu restu dari ku untuk melamarmu. Mendengar bahwa aku merestui kalian Zain merencanakan lamaran untukmu.

Tapi tiba-tiba kamu mengetahuinya dan mengira Zain melakukan itu atas permintaanku. Hubungan kita bertiga menjadi tidak baik.

Malam itu ketika Imelda mengalami pendarahan yang luar biasa dan kita tengah di fokuskan kondisi Imelda. Zain dan Lurey berbicara di taman belakang. Lurey bermaksud menguatkan Zain dan meyakinkannya bahwa Zain tidak harus menunggu kondisi hubungan kalian membaik untuk mengajakmu bicara karena kamu benar-benar tidak mencoba mencari tau tentang masalah kita bertiga. Malam itu Lurey meminta Zain untuk bicara padamu tapi kamu menghindari Zain. Pada akhirnya terjadilah kebakaran di laboratorium tempat mereka meneliti. Lurey tidak selamat dari kebakaran itu dan Profesor Stephen sempat menjalani perawatan dan akhirnya juga meninggal. Zain satu-satunya yang selamat karena Ayahnya mengambil keputusan membawanya ke Amerika di hari kamu tidak sadarkan diri. Kamu seharian di TKP tanpa makan dan minum, kamu ikut dalam operasi yang dijalani oleh Zain sampai akhirnya kamu pun tidak sadarkan diri 3 hari. Ketika kamu bangun Zain sudah pergi. Kamu jatuh terpuruk karena baik Zai, Zain maupun Datok Noer tidak ada yang bisa kita hubungi. Mereka seperti menghilang, kamu mencari informasi tentang Zain sampai kondisimu pulih. Sampai akhirnya kita memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Hari itu kamu meminta izin pada kami untuk keluar sebentar ke suatu tempat yang kami pun tidak tau kamu kemana. 2 jam sebelum keberangkatan kami mendapat kabar bahwa kamu mengalami kecelakaan. Hampir 3 bulan kamu koma dan ketika terbangun kamu sudah kehilangan ingatanmu.

Lulu masih berusaha mencerna cerita yang tidak pernah di dengarnya ini. Dia mencoba merangkai kepingan demi kepingan mimpinya menghubungkan dengan cerita Chan.

Aku masih bingung harus bagaimana. Tolong beri aku waktu ujar Lulu.

Ada barangmu yang selama ini aku simpan di rumah Putra di Jerman. Tadi Zepri menitipkannya padaku. Mungkin ini bisa membantumu mengenal Zain kembali dan mencari arti dirinya bagimu. Chan memberikan Album dan buku catatan Lulu.

Chan, terima kasih ucap Zain.

Aku akan mendukung apa pun pilihan Lulu dan aku juga tidak bisa menyalahkan mu atas kejadian 4 tahun yang lalu. Apa yang dilakukan ayahmu pasti sudah yang terbaik seperti aku memilih menikahkan Lulu dengan Dodzan. Itu bukan yang terbaik sekarang tapi yang terbaik saat itu.

Aku paham Chan, semua yang kamu lakukan pasti yang terbaik untuk Lulu dan terima kasih karena selalu berada di sampingnya selama ini.

Lulu membuka album itu perlahan dan membaca setiap kata-kata di album itu. Sesekali dia melihat ke arah Zain yang masih mengobrol dengan Chan.

Di sini dia menuliskan semua perasaannya ketika bersama Zain. Dia mencoba mencerna setiap kata yang di tulisnya dibawah foto mereka. Ini kah lelaki itu, yang aku perjuangkan dalam do'aku dan selalu membuatku merasa seistimewa ini.