Zain menggendong Lulu yang tertidur dari dalam mobil ke apartemen Lulu. Ini kali pertama dia masuk ke apartemen Lulu. Selama ini mereka selalu bertemu di taman depan apartemen.
Di rumah itu hanya ada beberapa foto. Foto Lulu dan Audrey serta foto pernikahan Lulu dan Dodzan yang hanya di dampingi oleh Chan dan Tari.
Ini masih style Lulu gumam Zain. Zain menidurkan Audrey di kamar Lulu. Jerem sudah ke apartemen duluan tanya Lulu.
Ya, dia sudah sangat mengantuk.
Mau aku buatkan kopi tanya Lulu.
Boleh jawab Zain.
Kamu tunggu di balkon sebentar, akan aku buatkan kopi dan menghangatkan cake.
Pikirannya melayang, dia tidak ingin Lulu kembali ke waktu terakhir mereka bertemu. Kalau bisa memilih, melihat kondisi dia dan Lulu sekarang. Dia memilih biarlah mereka seperti sekarang saja. Memaksakan keadaan yang belum tau akhirnya nanti, Zain benar-benar nyaman sekarang. Walau pun Lulu tidak mengingatnya sama sekali, dia takut malah melukai salah satu pihak entah itu Dodzan, Audrey bahkan Lulu nantinya jika ingatan Lulu kembali.
Apa yang kamu lamunan Niel? Lulu meletakkan memberikan kopi ke Zain dan meletakkan cake di meja.
Lu... Zain diam lalu berkata lain kali saja lah...
eh kenapa?
Nga apa-apa santai saja. Lulu duduk di sebelah Zain. Sofa ini memang tidak terlalu besar sampai Zain bisa merasakan hangat badan Lulu yang menempel di lengannya. Ingin rasanya Zain berbalik dan memeluk satu-satunya wanita yang dia cintai ini.
Aku merindukan dia.
Dia?? Pacarmu dulu...
Ya...
Kenapa kamu tidak mencoba bicara padanya?
Aku takut, dia akan menjauhiku dan menghilang lagi... Aku sudah sangat bersyukur sekarang karena bisa melihatnya bahagia.
Lulu menghirup kopinya dan meletakkan di atas meja.
Lulu berbalik menatap Zain...
Niel, Lulu membalik pundak Zain agar melihat ke arahnya.
Jika kamu yakin yang sudah kamu lakukan adalah benar maka kamu pun harus kuat tapi jika kamu ragu apa salahnya kamu coba menjelaskan padanya kondisimu.
Akan banyak yang terluka Lu jika aku mengikuti egoku. Aku sangat mencintainya sampai aku tidak sanggup sampai nanti malah melukainya dan membuatnya serba salah karena dia sudah menikah dan memiliki anak sekarang.
Lulu mengambil tangan Zain.
Mari kita hidup bahagia Niel mulai sekarang. Lupakan semua masa lalu dan menjalani hidup mulai hari ini tanpa menoleh masa lalumu.
Kamu sendiri bagaimana? Bukannya dengan mencari masa lalumu secara tidak langsung bisa membuatmu terluka juga.
Bisakah kamu melepaskan masa lalumu Lu, mari kita hidup seperti sekarang mulai hari ini. Lupakan masa lalumu dan mari kita buat kenangan baru bersama ujar Zain.
Entah kenapa ada rasa yang sangat di kenal Lulu, rasa hangat dan menenangkan ketika Lulu menggenggam tangan Zain.
Lu, panggil Zain...
Sorry... Sorry... Aku merasa de javu dengan situasi ini ujar nya...
Baiklah, ayo kita hidup seperti sekarang mulai hari ini. Tidak membicarakan masa lalu dan tidak mengingatnya.
Kamu berarti tidak jadi ke India?
Ayah Prince sudah menyiapkan semuanya, aku tidak ingin mengecewakannya. Aku akan pergi sekedar untuk traveling saja. Aku berjanji tidak akan mencari dan mencoba mengingat apa pun di sana.
Bagaimana jika tiba-tiba salah satu dari kita teringat sesuatu maka harus memberikan kode?
Kode seperti apa ujar Lulu...
Kirim emoticon ini, menunjuk emoticon 🥺 di HP nya atau kalau lagi teringat sekali bisa mengirimkan emoticon ini emoticon 😫
Lulu tertawa... Terus apa yang harus kita lakukan kalau menerima salah satu emoticon itu?
Lakukan semua yang terbaik untuk memghibur...
Baiklah, deal ucap Lulu...
Sudah malam sekali, kasihan Jerem dirumah sendirian. Aku pamit dulu ya, kamu istirahatlah juga ucap Zain.
Baiklah!!
Aku mau melihat Audrey sebentar boleh ucap Zain...
Tentu, Lulu mengikuti langkah Zain ke kamar. Di rapikannya selimut Audrey. Di elusnya kepala Audrey dan di ciumnya. Papa pulang dulu princess sampai bertemu besok pagi bisiknya. Aku pulang dulu ya Lu, jika Audrey sudah siap. Besok antar langsung saja ke rumah ya.
Baiklah, terima kasih ya Niel... Lulu mengantar Zain sampai ke depan pintu dan menutup pintu setelah Zain melambaikan tangan dari depan pintu.
Zain bergegas mengambil ponselnya, dia mendial nomor Imelda. Di Indonesia ini baru jam 6 sore walaupun di berlin sudah jam 11 malam.
Ah, akhirnya abang menelepon juga. Aku sudah tidak tahan menunggu telepon abang.
Maafkan Abang, tadi Audrey ada acara pentas untuk orang tua. Setelah dari situ kami merayakannya dengan makan malam jadi abang baru bisa menghubungimu.
Zai masih di sana?
Ya, dia sedang bermain dengan Prince.
Abang akan menjelaskan semuanya, apakah Putra juga ada?
Putra sedang ada teleconfrence di ruang kerjanya. Aku akan memanggilnya juga. Abang tunggu sebentar ya.
Zai dan Putra kaget mendengar Imelda mengatakan bahwa Zain menghubunginya. Zai langsung menggendong Prince mengikuti Imelda memanggil Putra.
Imelda memberikan Note ke Dave dan Dave kaget membacanya. Serius ucapnya...
Imelda menganggukkan kepalanya. Tapi jangan beri tau Chan terkait hal ini bisiknya.
Aku mengerti ucap Dave.
Dave memberikan catatan itu ke Putra...
Putra menulis sesuatu. Lalu Dave memberikan pada Imelda. Imelda memberi kode jika dia duluan...
Zai langsung menuju ruang tamu dimana Imelda meletakkan handphonenya.
Abang teriak Zai...
Prince yang diletakkan Zai di kursi langsung turun dan menaiki punggung Zai.
Papjem ucapnya...
Papjem? Kamu mengenalnya?
Iya, Uncle Papa Jeremmy ucap Prince.
Mba, tolong bawa Prince ke kamar ucap Imelda.
Tapi Mom...
Mom dan Ayah ada hal yang harus dibicarakan, Prince main sama Mba dulu ya.
Tapi Prince mau ngomong sebentar sama PapJem...
Baiklah...
Hy Uncle, bagaimana Audrey?
Audrey baru saja tidur Prince, tadi Uncle Papa yang membawanya ke kamar. Jeremmy?
Dia juga sudah tidur, Prince mau lihat?
Audrey?
No, Jeremmy...
No ucap Prince... Bilang sama Jerem kalau Audrey milik Prince. Jangan buat Audrey menangis.
Zain tertawa, baiklah!! Uncle Papa janji, akan menjaga Audrey dengan baik. Kalau Jerem berani mengganggunya akan Uncle Papa tegur.
Terima kasih Uncle Papa, Prince masuk kamar dulu.
Prince panggil Zain..
Uncle Papa sangat bahagia bisa melihatmu, terima kasih karena kamu tumbuh dengan sangat sehat. Zain meneteskan airmata karena tidak menyangka jika bisa melihat anak Imelda lahir dengan selamat.
Prince juga terima kasih karena Uncle Papa menjaga Audrey dengan baik...
Semuanya tertawa mendengar jawaban Prince...
Bang.... Zai menggila melihat Abangnya...
Abang dimana???
Abang di Berlin jawabnya...
Hah, semua serentak kaget.
Zain, apa kabarmu tanya Putra?
Aku baik-baik saja.
Bang, sebenarnya apa yang kamu lakukan ujar Zai.
1 tahun yang lalu ketika aku sudah merelakan Lulu dan berniat untuk bangkit dari keterpurukan. Aku membuka email. Di sana ada sebuah email dari Lurey. Dia mengatakan bahwa mantan suaminya berniat mengambil Putranya. Lurey berapa kali merasa salam kondisi terancam. Dia berpesan jika sesuatu hal terjadi pada dirinya. Dia ingin aku dan Lulu mengambil hak asuh atas Jeremmy.
Wait jadi Abang Papjem ujar Imelda.
Ya, aku selama 1 tahun berjuang mengambil hak asuh Jeremmy dan akhirnya aku menang karena mendapat dukungan dari keluarga Lurey. Serta bukti surat wasit yang ditinggalkan Lurey dan bukti kekerasan yang pernah dilakukan oleh Suaminya mendukung proses pengambilan hak asuh Jeremmy.
Berarti kamu sekarang berada di dekat Lulu tanya Putra?
Ya, aku pun tidak menyangka ketika Aku dan Jeremmy pindah ke Berlin setelah proses sidang selesai. Ternyata apartemen ku dan Lulu berdekatan dan sekarang kami berteman.
Apakah Lulu sudah tau siapa kamu?
Lulu tidak tau siapa aku sebenarnya. Karena itu aku meminta kalian tidak menceritakan apa pun padanya tentangku dan tolong rahasiakan hal ini dari Chan.
Sampai kapan kamu akan seperti ini?
Aku belum memikirkannya. Tapi tolong beri aku waktu ucap Zain. Aku berjanji akan mengatakannya sendiri pada Lulu tapi belum sekarang.
Baiklah, tapi hal yang tidak baik sebagaimana pun kamu menutupinya pasti akan ketahuan juga.
Aku tau itu Put, aku akan melakukan sendiri pengobatan pada Lulu. Maka dari itu tolong bantu rahasiakan hal ini. Aku tidak ingin ada yang terluka dan tersakiti lagi.
Tapi bang ucap Zai, itu berarti kamu sendiri yang akan terluka.
Aku tidak apa-apa. Abang akan menghubungimu secara khusus setelah ini.
Kita harus bicara bang ucap Zai serius.
Baiklah... Aku mohon pamit dulu karena harus mengecek kondisi Jeremmy. Aku mencintai kalian semua ucap Zain lalu menutup panggilan mereka.