Chereads / CEO Dadakan / Chapter 124 - Berlin

Chapter 124 - Berlin

Ayah, apakah ayah tidak ikut ke rumah Audrey? tanya Prince ke Zai.

Ayah akan tanya Daddy dulu, Prince tunggu sini ya. Prince memilih tidur bersama Zai dari pada mommy dan daddynya. Hingga kamar Zai sudah seperti kapal pecah.

Bang, Zai duduk di kursi samping Putra. Aku boleh ikut ke rumah Lulu?

Putra melihat ke Zai, sambil mengernyitkan dahinya. Putra memang selama ini tidak sepakat dengan pendapat Chan menghilangkan masa lalu Lulu tapi bukan berarti dia melanggar larangan Chan.

Abang akan minta izin ke Chan dulu.

Aku ingin sekali bertemu dengan Kak Lulu bang!!

Tapi Lulu kehilangan ingatannya, dia tidak akan mengenalimu ujar Putra. Apakah kamu tidak apa-apa?

Aku tidak masalah, aku pun bersedia diperkenalkan menggunakan nama panggungku Jazid Malik.

Putra mengambil teleponnya dan meninggalkan Zai di meja makan.

Chan, apakah kamu sudah di Berlin?

Ya, semalem aku sampai. Kata Lulu hari ini kalian mau ke apartemennya?

Ya, sebentar lagi kami akan berangkat.

Kebetulan Audrey semalam ke sini. Bagaimana kalau kalian ke rumah ku saja?

Chan, aku akan mengajak Zai ke sana.

Zai?

Ya!! Kemarin dia datang ke Jerman.

Put, kamu tau kan. Bagaimana susahnya aku menghilangkan masa lalunya? Sampai sekarang Lulu masih menemui therapis.

Chan, sampai kapan kamu akan menutupi tentang masa lalunya? Apakah Lulu tau, jika di dalam therapy nya juga dimasukkan kondisi yang membuatnya makin jauh dari mengingat masa lalunya bukan malah mengingatnya?

Put, aku hanya tidak ingin dia terluka lagi.

Sudah 4 tahun Chan, berhentilah bersikap egois. Sampai kapan kamu akan menyakiti Lulu dan Dodzan? Walaupun Lulu kehilangan ingatan tapi dia tidak pernah bisa mencintai Dodzan, sebesar apa pun pengorbanan Dodzan selama ini. Karena masih ada Zain di hati Lulu, walau pun dia tidak tau.

Tapi setidaknya Lulu bahagia?

Itu kan asumsimu!! Pernahkah kamu menanyakan kepada Lulu tentang pilihannya? Kamu egois mengambil keputusan untuk terus menutupi masa lalunya tanpa menanyakan padanya. Kamu egois karena perbuatanmu tidak hanya menyakiti Lulu tapi juga Dodzan bahkan sekarang Audrey pun bisa jadi korbannya karena dibesarkan oleh orang tua yang dalam kondisi tidak normal.

Chan, pertama kamu mengadopsi Audrey 3 tahun yang lalu memang dia masih anak-anak dan tidak mengerti apa-apa tapi sekarang, dia sudah besar dia bahkan sering sedih karena Papi dan Maminya hidup terpisah. Biarkan waktu yang menjawab semuanya Chan. Sudah waktunya Lulu sembuh bukan malah di buat pesakitan karena Sayangmu padanya. Hentikan terapi yang membuatnya makin kehilangan dirinya.

Tapi Put, kamu tau kan ini caraku melindunginya!!

Semua juga tau, tapi cara yang kamu lakukan padanya ini salah dan jahat Chan.

Biarkan Lulu yang memilihnya. Tanyakan padanya, apakah dia mau menemui orang-orang dari masa lalunya. Tanyakan padanya kenapa dia tidak pernah melewatnya terapinya selama hampir 4 tahun ini. Bukan karena traumanya,tapi dia sangat ingin mengingat masa lalunya. Biarkan Lulu menentukan jalan hidupnya. Aku akan menghubungimu 1 jam lagi, kamu bisa menanyakan semuanya padanya.

Chan, menutup teleponnya dan Lulu ada di belakanganya.

Apa yang dimaksud Kak Putra tadi?

Apakah betul selama ini kalian sengaja menutupi masa lalu ku?

Lu, dengarkan aku dulu.

Lulu berlarian keluar dari rumah Chan, hatinya hancur selama 4 tahun dia terus berusaha menjalani terapi sesuai arahan Chan agar bisa kembali mengingat semuanya tapi ternyata terapi yang di jalaninya malah untuk menutupi masa lalunya.

Tari menahan Chan, biarkan dia sendiri dulu. Inilah waktunya Chan, sepandai apa pun kita. Akan ada waktunya semua akan terungkap. Berikan Lulu menenangkan diri. Minta Dodzan mencarinya dan izinkan Zai bertemu Lulu.

Chan terduduk dan menatap ke arah Lulu pergi. Dia hanya ingin Lulu bahagia, dia tidak ingin Lulu terluka dan kecewa karena menanti hal yang tidak pasti.

Lulu kembali ke apartemen dengan perasaan sangat kecewa pada satu-satunya orang yang dipercayanya selama ini. 4 tahun ini, dia mengikuti apa pun yang dikatakan Chan. Termasuk tentang Dodzan.

Lulu, kamu kenapa?

Ah, tidak apa-apa.

Kenapa kamu menangis? Apakah kamu terkena masalah?

Mau aku temani?

Aku tidak apa-apa.

Baiklah, bagaimana kalau kita duduk di sana dulu. Kamu tenangkan dirimu, kalau sampai Audrey melihat maminya seperti ini dia pasti sangat sedih. Setidaknya walaupun kamu tidak ingin menceritakan masalahmu, kamu harus menenangkan dirimu dulu sebelum pulang karena anak-anak perasaannya lebih peka terhadap kita.

Papjem, apakah Tuhan itu selalu memberikan yang terbaik untuk kita tanya Lulu!! Pernah kamu merasakan jika Tuhan sedang tidak adil padamu?

Ya, aku percaya jika Tuhan selalu memberikan yang terbaik untuk kita sekarang, tapi dulu tidak. Aku pernah menyalahkan Tuhan tentang masa laluku, aku kehilangan orang yang sangat aku cintai. Aku harus di jauhkan dari semua yang membuat aku bahagia. Bahkan aku kehilangan teman yang sudah seperti saudara. Semuanya terjadi sangat tiba-tiba.

Apa yang kamu lakukan?

Aku awalnya mengutuk Tuhan, membencinya. Bahkan aku membenci orang yang paling penting dalam hidupku karena menjauhkan aku dari semuanya. Karena ketika aku tersadar, aku sudah terlambat orang yang aku cintai sudah bersama orang lain dan bahkan dia sudah tidak mungkin bersamaku.

Sekarang?

Aku memang tidak bisa memaafkannya awalnya tapi setelah aku pikir-pikir setiap orang yang menyayangi kita pasti melakukan yang terbaik untuk kita hanya saja pilihannya tidak sesuai dengan pilihan kita. Di saat aku menyerah mau melupakan semuanya dan memulai hidup baru ternyata Tuhan sangat baik, setidaknya aku bisa bersama dengan orang yang aku cintai walau pun tidak bisa memilikinya.

Apakah sekarang kamu bahagia?

Ya!! Asalkan dia baik-baik saja dan dia bahagia. Aku juga akan bahagia dan baik-baik saja.

Kenapa kamu tidak berjuang untuk mendapatkannya kembali?

Aku akan selalu berjaung untuknya hanya saja cara yang aku gunakan sedikit berbeda tawa PapJem...

Papa!!

Hy my boy, kenapa kamu di sini?

Audrey menangis katanya Maminya hilang, tadi Papi Audrey mendapat telepon di suruh mencari mami Lulu. Ternyata Mami lagi sama Papa.

Baiklah!! Ayo kita kembali, Lu percayalah. Tidak mungkin orang yang sangat menyayangi kita melakukan hal yang buruk untuk kita, mereka pasti melakukan hal terbaik untuk kita hanya saja yang terbaik untuk kita belum tentu sesuai dengan keinginan kita. Aku jalan dulu ya!!

PapJem terima kasih.

Dodzan berlarian ke arah Lulu, ternyata kamu di sini. Aku mencarimu dimana-mana. Ayo kita pulang, Audrey menangis terus dari tadi.

Dodz, apakah kamu juga tau yang dilakukan Kak Chan padaku?

Aku tidak tau detailnya hanya saja yang aku tau, Chan sudah berusaha melakukan upaya terbaik karena dia sangat menyayangimu.

Dodz, seandainya sampai waktunya ingatanku kembali dan aku masih belum bisa mencintaimu. Maafkan aku ucap Lulu.

Aku sudah bahagia dengan adanya Audrey. Jika sampai waktunya ingatanmu kembali dan kamu ingin kembali pada masa lalumu. Aku akan menyerah, menjadi Papi untuk Audrey saja sudah cukup bagiku.

Dodzan tidak berharap banyak karena untuknya jika memang Lulu bisa mencintainya harusnya sudah dari beberapa tahun ini tapi upaya apa pun yang dilakukan Dodz tidak pernah sampai menyentuh hatinya. Karena walaupun sebesar apa upaya yang dilakukan Chan menghilangkan masa lalunya itu hanya menyentuh ingatannya tapi bukan hatinya.