Chereads / CEO Dadakan / Chapter 121 - Sweet Private Party

Chapter 121 - Sweet Private Party

Tari mengenakan gaun putih panjang. Didepan Audrey dan Prince mengiringi mereka masuk ke ruang acara.

Audrey menggunakan Gaun putih dan mahkota bunga dikepalanya sedangkan Prince menggunakan Vest dengan paduan dasi pita dan kemeja berwarna senada dengan Audrey.

Setelah ijab kabul, Chan memasangkan cincin ke tangan Tari dan sebaliknya. Lalu Prince meminta cincin ke Imelda. Semua tamu yang hadir tertawa melihat prince yang memasangkan cincin ke tangan Audrey. Semalaman Prince menangis minta di belikan cincin karena mendengar dari Chan bahwa jika ingin menikah harus memiliki cincin untuk memberi tau semua orang bahwa Audrey miliknya.

Imelda mengamuk ke Chan gara-gara perkataannya, dia dan Putra terpaksa keluar mencari cincin itu.

Prince tidak mau turun dari panggung, dia menggandeng Audrey berdiri di samping Chan dan Tari. Karena ini private party maka semua yang hadir rata-rata teman dan kolega Chan.

Ibu Imelda yang baru tiba tadi pagi sampai kaget melihat Prince dan Audrey. Dia hanya berbisik ke Imelda. Ingat pernikahanmu dan Daniel dulu, Prince benar-benar seperti kamu.

Imelda tertawa mendengar perkataan ibunya. Siapa sangka kalau kamu akan mempunyai mantu secepat ini Nyonya Zen menggoda Putra.

Entahlah bu, anak sekecil ini memaksa minta dinikahkan. Entah apakah besarnya nanti mereka berjodoh atau tidak, biarkan mereka menikmati masa anak-anaknya.

Ya, ibu jadi teringat Imelda dulu. Semoga Prince tidak bernasib seperti Daniel kenangnya... Tanpa sadar Nyonya Zen mengucapkan itu... Maafkan ibu Put, ibu bukan bermaksud apa-apa.

Tenang saja bu, Putra bukan Tuan Bian. Putra akan menjaga pilihan Prince, apa pun itu. Dan akan menjaga Audrey seperti menjaga kalian semua. Yang paling penting Prince bukan Daniel.

Nyonya Zen memeluk Putra, terima kasih ya Nak. Karena mu , ibu bisa tenang menjalani hari tua ibu.

Putra mengelus muka nyonya Zen. Putra yang beruntung karena dipertemukan dengan Ibu dan Imelda, sehingga bisa melengkapi hidup Putra dengan adanya Prince.

Audrey terlihat sudah kesal dan Prince masih menebar senyumnya yang lebar.

Puku, sepertinya Audrey sudah lelah. Kenapa kalian berdua sangat romantis tanya Imelda?

Kamu tau kan, kalau Ibu wanita keduaku. Jadi bukankah harusnya kamu sudah tidak cemburu lagi ujar Putra.

Imelda memukul lengan Putra, dengan siapa pun aku tidak ingin ada yang kedua. Jadi stop mengatakan hal itu.

Ibunya hanya bisa tertawa melihat Imelda dan Putra.

SuperZ, Putra memanggil Prince.

Ya, daddy...

Sudah waktunya istirahat ujarnya.

Tapi daddy, masih banyak tamu ujarnya.

Ya, tapi itu juga bukan tamu Prince. Mereka adalah tamu Dad Chan dan Mom Tari.

Prince nyengir kuda mendengar jawaban daddynya.

Prince sebagai lelaki, Prince tidak boleh egois. Prince harus melihat kondisi Audrey juga. Audrey sudah kelelahan, jika terus dipaksakan Audrey bisa sakit nanti.

Audrey sakit tanya Prince melihat ke arah Audrey.

Audrey hanya diam sambil memanyunkan mukanya.

Maafkan Prince ya Audrey!! Prince memasang muka sedih ke Audrey. Ayo kita duduk dekat Mommy. Nanti Prince akan memijat kaki Audrey.

Putra menggendong Prince dan Dodzan menggendong Audrey kembali ke meja.

Puku, Imelda memberikan kode ke arah HP nya yang terus berbunyi dari tadi. Prince sepertinya sangat lelah sampai dia tertidur di pangkuan Imelda.

Putra menunjukkan nama di teleponnya.

Zepri tolong ambil Prince, saya dan Putra mau kedepan sebentar.

Baik Nyonya, Zepri mengambil Prince dan menggendongnya.

Lu, Dodz. Kami ke depan sebentar ya.

Lulu mengangguk sambil menyuapi Audrey kue.

Halo Bang jawab Imelda sambil berjalan di samping Putra.

Kamu lagi sibuk Imel?

Ada apa bang? Kebetulan kami sedang di acara bang Chan.

Tidak, aku hanya kangen sama ibu. Apakah Imel lagi bersama Ibu?

Sebenarnya iya, tapi aku dan Putra sedang di luar ruangan.

Boleh aku bertemu dengan Prince?

Tentu ujar Imelda, tapi kami sekarang sedang di Italia, besok akan ke Venesia dan terakhir akan ke Jerman. Apakah bang Zai masih di Indonesia?

Sebenarnya aku berencana mengunjungi kalian ke Indonesia tapi tidak jadi karena kalian sedang di luar negeri. Apakah boleh abang menyusul ke Jerman?

Imelda melihat ke Putra.

Putra menganggukkan kepalanya.

Tentu, kami akan berada di Jerman 3 hari lagi. Prince akan senang bertemu dengan Uncle Zai nya.

Imel...

Bang, sepertinya abang ada yang ingin ditanyakan ujar Imelda.

Maafkan aku, aku sebenarnya tidak punya hak menanyakan ini. Tapi aku sangat penasaran dengan keadaan Kak Lulu.

Lulu baik-baik saja ujar Imelda.

Apakah dia sudah menikah?

Maafkan aku, karena aku mendengar pembicaraan di telepon kemarin bahwa Prince menyebut nama anak perempuan dan mengatakan anak Lulu.

Bang, aku pun bingung harus menceritakan dari mana. Ada baiknya kita bercerita langsung pas abang datang ke sini nanti.

Baiklah, jaga dirimu baik-baik ya. Sampai bertemu di Jerman.

Baiklah bang, hati-hati ya.

Dave memanggil Imelda dan Putra, sudah waktunya Putra menyampaikan kata sambutan perwakilan dari mereka.

Putra menggandeng Imelda masuk dan langsung menuju ke panggung.

Saya Tidak Pernah Menyangka Akan Berdiri di sini dengan situasi seperti ini..

Chan salah satu orang penting dalam perjalan hidup saya...

Dulu, dia pernah mengatakan tidak akan pernah seperti saya...

Memilih menikah dan membentuk sebuah rumah tangga yang belum tentu akan bahagia...

Jika kita bisa bahagia dengan hidup kita kenapa kita harus menyusahkan diri dengan orang lain... Itu kata-katanya dulu padaku...

Jadi begitu dia mengatakan bahwa akan menikah, aku langsung memeriksa panas badannya. Siapa tau dia sedang mengingau! Semua orang di ruangan tertawa.

Tapi itulah perjalanan Cinta, Tari wanita yang benar-benar hebat. Penantian hampir 10 tahun bersama lelaki muda dan sekarang sudah mulai tua ini akhirnya membuahkan hasil canda Putra.

Semua tamu yang hadir tertawa senang mendengar bullyan Putra untuk Chan.

Sebagai teman, sahabat, saudara dan mitra kerja ujar Putra sambil tertawa...

Aku dan keluarga besar Zen mengucapkan selamat dan berbahagia... Akhirnya Chan menikah dan Tari ingat Chan sangat suka dengan hal baru... Jangan lupa untuk updated terus ya ujar Putra.

Semua tamu memberikan tepuk tangan yang meriah untuk Putra.

Untuk kedua mempelai apakah ada yang ingin di sampaikan?

Pembelaan sebenarnya jawab Chan:

Baiklah, silahkan kepada pengantin pria untuk memberikan Pembelaan...

Saya jadi terbawa emosi ini karena ucapan Putra tadi tapi aku tidak akan menyangkalnya... Aku tipe pria yang tidak ingin menikah, bahkan parahnya aku suka gonta ganti pasangan...

Wah!! Suara gemuruh ruangan itu...

Tapi itu dulu sebelum bertemu Tari ucapnya lagi... Jangan jadi kompor, MP bisa batal nanti bisik Chan. Yang membuat semua tamunya tertawa...

Aku lelaki yang tidak pernah ingin menikah ini kenapa tiba-tiba berani mengambil komitmen? Semua pasti penasaran kan?

Sebenarnya beberapa tahun yang lalu, aku masih ragu untuk menikah. Tapi karena aku setiap hari hanya bertemu Imelda dan Putra. Di sana aku jadi iri, mereka bukanlah pasangan yang sempurna bahkan jauh dari sempurna ucap Chan. Tamu di ruangan menyoraki Chan. Karena ketidaksempurnaan merekalah aku bisa melihat bahwa berbeda itu Indah. Umur Imel dan Putra jauh 9 tahun, walau Imelda terlihat menikah dengan Om Om ujar Chan sambil tertawa. Disambut gelak tawa semua tamu, tapi Imelda bisa sangat dewasa lebih dari Putra. Walaupun muka tetap ya, Imelda baby Face, Putra ya liatlah sendiri kalian ujarnya sambil tertawa seolah mengejek...

Tapi dari perjalanan cinta mereka aku melihat, rumah tangga bukan hanya soal menerima dan memberi tapi juga soal berkorban. Sejauh apa pun kaki mu melangkah, rumah adalah sebaik-baiknya tempat kembali. Tapi jika di rumah tidak ada bidadari maka rumah pun akan seperti hotel hanya untuk persinggahan.

Terima kasih kepada Tari, wanita yang sangat luar biasa ini. Hampir 10 tahun menemani tanpa menuntut kapan akan dinikahi. Satu-satunya wanita yang mau menerima hubungan serius tanpa diberikan harapan palsu.

Aku ingat dulu ketika dia pernah di datangi seorang wanita yang mengatakan bahwa Chan itu tidak cocok untuk di seriusi karena dia pun tidak pernah serius dalam menjalin hubungan. Di Pacari tapi bukan untuk di nikahi sama seperti pegang-pegang barang tapi bukan untuk di beli.

Di situ Tari hanya menjawab, serius tidaknya Chan hanya aku yang tau. Entah bagaimana nanti ujungnya setidaknya aku dan Chan sangat bahagia sekarang. Dan bagaimana masa depan kami nanti, hanya kami yang pantas memutuskan jadi bagaimana pun masa lalunya denganmu. Aku yang sekarang berada di sisinya.

Tari hanya menutup kedua tangannya karena kaget Chan bisa tau masalah Tari di datangi oleh mantannya Chan.

Semua tamu bertepuk tangan dan menyoraki Chan yang tiba-tiba romantis.