Chereads / CEO Dadakan / Chapter 117 - Perdebatan

Chapter 117 - Perdebatan

Putra keluar dari ruangan dengan menahan emosinya. Dia masih tidak paham dengan Datuk Noor. Pengobatan di sini sudah termasuk terbaik dalam sisi obat-obatan. Kalau masalah operasi bedah plastik, bukankah bisa di panggil ke sini untuk melakukan operasinya. Ini Datuk Noor malah berkeras membawa Zain ke Amerika dalam waktu dekat.

Zain masih belum sadar, bukankah harusnya menunggu Zain sadar dulu bukan hanya melihat dari hasil medis apakah Zain dalam kondisi bisa di bawa atau tidak.

Putra meninggalkan ruangan rapat dan menyerahkan semua keputusan dengan Datuk Noor. Dia sudah mengusahakan semua yang terbaik.

Tuan, tadi perawat mengatakan akan ada Dokter pengganti yang memeriksa kondisi kandungan Nyonya. Namanya Dokter Christian, beliau akan datang pukul 04.00 sore ini.

Aku sudah mengatakan untuk meminta Dokter Wanita untuk kandungan Imelda, sedangkan Dokter penyakit dalamnya aku tidak masalah jika lelaki. Pastikan lagi infonya, jika sudah benar aku akan menghubungi kepala Rumah Sakit.

Baik Tuan!!

Iku, Putra bergegas mendekat ke Imelda. Dilihatnya Imelda sudah dalam posisi duduk di tempat tidurnya.

Bagaimana tidurnya nyenyak?

Imelda menganggukkan kepala, bagaimana dengan Bang Zain?

Dia masih belum sadar ujar Putra.

Dimana Zai? Apakah dia baik-baik saja?

Aku belum bertemu dengannya dari tadi, mungkin dia keluar cari makan ujar Putra.

Hemmm... Perasaanku tidak enak Puku, kamu bisa telepon bang Zain?

Kamu makan dulu, Aku akan mencari Zai di coffe shop di bawah. Serrah tolong bantu Imel ya ucap Putra.

Serrah langsung membawa tempat makan Imel, dan Dave mengikuti Putra keluar.

Ada apa? Mukamu terlihat tidak tenang.

Zain akan dipindahkan ke RS di Amerika.

Bukankah dia belum sadar?

Ya, Datuk Noor akan membawanya besok pagi. Karena secara medis kondisi Zain bisa melakukan perjalanan jauh. Mereka akan membawa dengan pesawat pribadi.

Imelda harus tau hal ini.

Aku tidak mencemaskan Imelda, aku mencemaskan Lulu.

Kalau begitu, biarkan Lulu melihat kondisi Zain ujar Dave.

Aku akan bicara dengan Chan, kamu jaga Imelda.

Bagaimana dengan Zai, bukankah dia tidak bisa berpisah dengan Imel?

Sepertinya dia sudah tau, pengawal mengatakan dia sedang menangis di tangga jalur evakuasi.

Semoga Lulu bisa menerima semuanya dengan tenang ujar Dave.

Putra mengajak Chan bicara di luar kamar, Lulu masih terlelap karena kelelahan menemani Zain selama operasi semalaman.

Chan, Datuk Noor akan membawa Zain besok pagi. Mereka akan merawat Zain di salah satu RS Terbaik di Amerika Serikat.

Bukankah Zain masih belum sadar?

Ya!! Tapi para dokter sudah memberikan rekomendasi untuk memindahkan Zain ke Amerika.

Bagaimana dengan Lulu?

Jika kamu tidak sanggup, aku yang akan mengatakan pada Lulu soal ini.

Dia masih terpukul dan memiliki penyesalan, bagaimana bisa dia menerima Zain akan di bawa.

Chan, tapi kita tidak bisa mencegahnya. Dan Lulu memang belum memiliki hubungan yang mengikat dengan Zain. Bahkan Datuk Noor pun belum tentu tau soal Lulu. Mau tidak mau kamu harus mengatakan padanya sekarang. Karena besok pagi Zain akan di bawa menggunakan pesawat pribadi.

Aku tidak sanggup Put, mengatakan hal ini pada Lulu.

Baiklah, aku yang akan mengatakannya. Kamu harus terus menjaganya, agar dia bisa menerima kenyataan ini.

Putra masuk ke dalam kamar Lulu. Dilihatnya Tari sedang mengompres Lulu.

Kenapa Lulu?

Sepertinya demam, dia kelelahan dan belum makan apa-apa dari kemarin siang.

Chan terduduk lemas di sofa, dia belum pernah melihat Lulu seperti ini. Dalam 15 tahun ini Lulu bahkan tidak pernah sakit, dia mengurus dirinya dengan baik demi tidak merepotkan Chan.

Tari sudah memanggil dokter, beberapa dokter datang memeriksa kondisi Lulu.

Tuan, apakah Nona Lulu sudah lama tidak bangun?

Ya, dia sudah tertidur dari tadi sekitar jam 04.00 an.

Siapkan infus secepatnya, Nona Lulu Dehidrasi dan ini bukan tidur. Tapi tidak sadarkan diri akibat kelelahan dan dehidrasi.

Beberapa perawat berlarian menyiapkan beberapa alat untuk memeriksa Lulu.

Bagaimana Chan, apakah kamu tidak memperhatikannya?

Dia tadi bilang ingin istirahat dulu, lalu dia tidur. Aku tidak tau jika dia bukan tidur tapi tidak sadarkan diri.

Putra menghela nafas panjang, kenapa seolah-olah macam-macam kejadian terjadi. Dia harus memastikan Lulu dulu, sedangkan Dave sudah menyiapkan untuk rapat.

Chan, aku harus ke ruangan rapat dulu. Kabari aku jika Lulu sudah sadar.

Put, Chan menahan tangan Putra.

Kenapa?

Tidak!! Chan mengurungkan niatnya. Dia takut jika meminta hal yang malah akan menyusahkan Putra.

Kamu tenang saja, Lulu pasti baik-baik saja. Setelah selesai rapat aku akan segera ke sini.

Dave sudah menunggu Putra, semua sudah siap. Shanti langsung membuka rapat, Putra berusaha tenang. Mendengarkan satu per satu penjelasan dari semua para Direksi dan Manager bagian. Pikirannya sedang tidak di situ, dia berusaha profesional.

Putra mereview satu persatu urutan acara yang disampaikan Ketua Pelaksana, mulai dari kedatangan para pemegang saham sampai tiap detail kepulangan. Bahan-bahan yang akan di presentasikan untuk penghargaan terbesar di sana pun di tampilkan slide per slide.

Tuan Eka, Anda kelihatan sangat tidak sehat ujar Tuan Dhani. Paman Imelda. Apakah semua baik-baik saja di sana?

Ah, maaf Tuan. Saya hanya belum istirahat. kebetulan saya sedang di Rumah Sakit menemani Imelda. Maaf jika saya terlihat kurang fokus.

Apa sesuatu terjadi dengan Imelda?

Tidak Tuan, hanya saja Imelda sekarang sedang dalam perawatan karena sedang dalam kondisi hamil.

Wah, selamat untuk Tuan Eka dan Nyonya Imelda. Semua peserta rapat bersorak mengucapkan selamat kepada Putra.

Tuan tenang saja, rapat kali ini kita pasti memenangkan Poin di mata Investor. Perhelatan ini benar-benar akan menaikkan saham kita. Beberapa kegiatan amal yang dilakukan oleh Aaw Group di sana sudah mengangkat nama perusahaan kita di kanca Internasional. Semua ini berkat kerja keras para Manager Cabang dan support dari Tuan Eka.

Dave memberikan catatan kecil ke Putra. Bahwa Imelda ada di luar menunggunya. Sepertinya Zai sudah menemui Imelda.

Bawa saja Imelda masuk...

Zepri mendorong kursi roda membawa Imelda masuk dan hadir di zoom rapat.

Selamat siang Tuan dan Nyonya semua, Imelda menyapa para peserta rapat.

Salam Nyonya, salam sehat untuk nyonya. Semoga Nyonya dan calon penerus Aaw Group selalu diberikan kesehatan ujar Nyonya Diana.

Saya mohon maaf karena kesehatan saya mengganggu aktifitas Putra di kantor.

Tuan Eka sangat profesional Nyonya, dalam kondisi di Rumah Sakit pun beliau tetap menjalankan tugasnya memimpin kami.

Saya senang bisa bertatap muka dengan kalian semua hari ini. Kekosongan di kantor Pusat pasti membuat beberapa agenda terhambat. Mohon bantuan Tuan dan Nyonya sekalian untuk mensupport Putra sampai Putra kembali lagi ke kantor Pusat segera.

Nyonya tenang saja, semua sudah di handle dengan baik oleh Tuan Dave dan Tuan Eka. Sampai hari ini, kantor masih berjalan dengan baik jawab Tuan Dhani. Kami hanya berharap Nyonya baik-baik saja dan terus diberikan kesehatan serta perlindungan.

Terima kasih atas do'a dan bantuan dari Tuan dan Nyonya semua. Saya rasa semua sudah di paparkan dan mohon bantuan team di Kantor Cabang agar memastikan semua berjalan dengan baik ujar Putra. Sampai bertemu lagi minggu depan.

Putra berdiri dan memberikan hormat lalu menutup rapat dan memberi kode ke Dave untuk mematikan layar.

Ada apa Iku sampai kamu menyusul ku kemari?

Aku ingin kembali ke Indonesia.

Putra terdiam dan kaget mendengar perkataan Imelda.

Iku, bukankah kamu tau bahwa penerbangan panjang untukmu akan beresiko pada kandunganmu. Kamu bisa kontraksi dan kemungkinan terburuk kita akan kehilangan anak kita.

Kenapa kamu mau pulang?

Aku tidak ingin di sini lagi Puku, terlalu sakit untukku. Bang Zai dan Zain akan ke Amerika, lalu kalian semua akan kembali Minggu depan. Aku kehilangan Dokter Lurey, dan keadaan Profesor Stephen juga belum sadarkan diri. Aku tidak sanggup jika terus berada di sini. Ini akan mengingatkanku pada semuanya.

Siapa yang mengatakan semuanya padamu?

Aku mendengar seorang Dokter berbicara di telepon ketika mencari Bang Zai.

Aku sudah memintamu menunggu di kamar, kenapa kamu keluar?

Maafkan aku Puku... Air mata Imelda mengalir dengan derasnya.

Aku akan menemanimu di sini sampai anak kita lahir.

Kamu tidak boleh di sini, ingat Puku kita memang masih pemegang saham terbesar tapi bukan berarti orang lain tidak bisa menurunkan posisimu. Kita tidak boleh memanfaatkan posisimu sekarang. Kamu adalah Direktur Utama maka tempatmu di kantor Pusat bukan di sini.