Chereads / CEO Dadakan / Chapter 118 - Kenyataan Hidup

Chapter 118 - Kenyataan Hidup

Putra mendorong kursi roda Imelda keluar dari sana dan menuju kamar Zain. Dave menendang kaki Zepri. Jika kamu lalai satu kali lagi terhadap Imelda, aku akan membuatmu menjadi pengawal seumur hidupmu. Kenapa kamu biarkan Imelda keluar kamar tanpa izin Putra?

Maafkan saya Tuan Dave, tapi Nyonya memaksa. Makanya saya mengantarkannya mencari Tuan Zai. Saya takut Nyonya kenapa-kenapa kalau tertekan.

Lihat-lihat kondisinya, sekarang yang terbaik buat Imelda adalah dia tidak tau apa-apa. Dari pada membuatnya stress dan membahayakan janinnya.

Maafkan saya Tuan.

Jangan sampai ada yang membicarakan tentang Dokter Lurey dan Dokter Stephen di hadapan Imelda. Pastikan itu tunjuk Dave ke Zepri. Tugasmu bukan hanya memastikan Imelda aman secara fisik tapi secara mental. Jika kamu terus melakukan kesalahan kapan kamu bisa menggantikan posisiku ujar Dave kesal. Ah, pensiunku bisa mundur lagi kalau kamu tidak bisa mengerjakan semuanya dengan baik.

Putra mendorong Imelda mendekati tempat tidur Zain, Zai duduk di pinggiran tempat tidurnya.

Tuan, maafkan saya jika mengatakan hal ini. Tapi bisakah Tuan lihat, bagaimana kondisi Imelda sekarang. Hampir 5 tahun ini Zai dan Zain menjaganya. Bahkan di saat saya sebagai suaminya berusaha menjauhkan Zai dan Imelda. Zai tetap berada di dekat Imelda. Ini pasti menjadi hal yang sulit untuk mereka karena mereka pasti ingin sama-sama menjaga Zain.

Maafkan Saya, tapi bagi saya seorang ayah. Memberikan yang terbaik untuk anak saya adalah hal utama, bahkan harus menukar nyawa saya dengannya pun saya rela. Saya tidak pernah ingin memisahkan mereka tapi bagaimana pun kondisi yang membuat mereka harus berpisah.

Zai berapa kali mengelus kepala Imelda dan menghapus air matanya. Tangan Imelda masih menggenggam tangan Zain yang terbalut perban.

Tuan, sebenarnya saya ingin menanyakan hal yang sedikit pribadi apakah boleh?

Silahkan Tuan...

apakah Zain pernah bercerita jika dia dekat dengan seseorang?

Ya, dia pernah mengatakan ke Zai bahwa akan pulang membawa calon istrinya. Ada apa?

Sebenarnya wanita yang sedang dekat dengan Zain juga ada di sini. Dia dalam kondisi tidak sadarkan diri karena kelelahan dan dehidrasi. Dia ikut mendampingi Zain selama di ruang operasi semalaman.

Datuk Noor terdiam, boleh saya melihatnya?

Tentu Tuan, saya akan mengantar ke sana.

Putra berharap setidaknya Datuk Noor bisa menunda keberangkatannya sampai Lulu siuman.

Salam Datuk ujar Chan.

Salam kenal jawabnya sambil menyodorkan tangannya.

Perkenalkan saya Chan, saudara dari Lulu.

Bagaimana kondisinya?

Lulu mengalami dehidrasi parah dan masih belum sadar sampai sekarang. Dokter sudah berupaya agar Lulu segera siuman.

Semoga Lulu bisa segera membaik, maafkan karena harus bertemu dengan kondisi seperti ini. Seharusnya saya bertandang ke keluarga kalian tapi karena Zain belum meminta saya pun tidak bisa ikut turun tangan.

Saya ingin menyampaikan terima kasih karena Lulu selalu berada di samping Zain beberapa tahun ini. Zain bukan lelaki yang mudah simpati pada wanita tapi jika dia menyukai seseorang pasti itu orang yang luar biasa.

Saya besok akan membawa Zain ke rumah sakit di Amerika saya harap Lulu bisa segera membaik, maafkan kami karena harus meninggalkan semuanya bukan karena kami tidak tau budi tapi keselamatan Zain merupakan prioritas saya sekarang.

Maaf Datuk, bisakah menunggu sampai Lulu siuman?

Semua sudah di urus, izin masuk dan keberangkatan. Jika menunda maka kami harus mengurus semuanya dari awal. Ketika kondisi Zain membaik saya akan pastikan dia menghubungi Lulu segera. Tapi sebagai seorang ayah saya tau pasti Zain pasti tidak ingin membebani Lulu dan membiarkan Lulu terikat dengan kondisinya yang sekarang. Jadi mohon berikan Zain ruang untuk bisa kembali seperti semula dulu, dia orang yang tidak mau orang berkorban untuknya. Dia orang yang pertama sedih jika orang yang dicintainya sedih. Dan akan beban untuknya jika Lulu harus berkorban lebih banyak lagi untuknya. Kita tidak pernah tau apakah operasi Zain akan berhasil di sana tapi yang pasti Lulu berhak mendapat yang terbaik dalam hidupnya. Sebagai seorang ayah saya sangat tau bagaimana sakitnya melihat anak kita terikat dengan orang yang belum tau kondisinya. Saya harap Lulu dan Zain diberikan jalan yang terbaik untuk mereka. Saya sangat berterima kasih karena kalian semua sudah menjadi keluarga kedua bagi Putra-Putra saya tapi kita tidak akan pernah tau sampai kapan Zain akan sadar dari Komanya.

Tuan, kami tidak akan pernah meninggalkan Zain apa pun kondisinya ujar Putra.

Karena itulah saya membawa Zain, karena Zain pasti sangat sedih jika dia menjadi beban untuk orang-orang yang dia sayangi.

Tuan Chan, kondisi terburuk dari Zain adalah dia tidak akan sadar dari komanya dan kelumpuhan otak. Untuk luka bakarnya bisa saja dilakukan operasi plastik, dan operasi itu memiliki banyak efek samping termasuk halusinasi dan kehilangan memory. Saya tidak ingin memberikan harapan palsu untuk Lulu. Lulu berhak mendapatkan yang terbaik untuk dirinya dan masa depannya.

Chan hanya tertunduk lesu, semua yang dikatakan Datuk Noor adalah kenyataan tapi bagaimana dia akan menghadapi Lulu nanti.

Zepri datang menjemput Putra. Dokter pengganti Dokter Lurey sudah datang dan menunggu di kamar. Putra mengantarkan Datuk Noor kembali keruangan dan membawa Imelda kembali ke ruangannya. Seharian dia sibuk hingga lupa menghubungi Dokter Kepala terkait pengganti Dokter Lurey. Sekarang Dokter itu bahkan sudah di ruangan, akan tidak sopan untuknya menolak Dokter yang sudah datang.

Iku, Dokter yang akan memeriksamu sebenarnya Dokter laki-laki ucap Putra.

Tidak apa-apa Puku...

Tapi aku tidak nyaman ujar Putra...

Kan hanya memeriksa Puku, asalkan dia memiliki kualifikasi bagus dan Dokter terbaik aku akan menerimanya.

Baiklah, Putra menghela nafas agak panjang. Dia memang meminta Dokter terbaik untuk Imelda pada Dokter Kepala untuk menggantikan Dokter Lurey dan lupa mengatakan gendernya. Apa boleh buat, sudah terlanjur pikirnya. Siapa tau ini adalah Dokter senior biasanya Dokter Hebat sudah pada tua pikirnya.

Selamat Sore Tuan dan Nyonya Putra, perkenalkan saya Dokter Christian. Panggi saja saya Christ.

Dokter dengan perawakan tinggi dengan rambut kecoklatan dan kacamata minus ini hampir seusia Putra. Gayanya untuk seorang Dokter sedikit berlebihan karena dia memakai Jeans baju kaos yang di tutup jubah dokternya dan sepatu Sport.

Putra sempat terpesona dengan Dokter Christian dan benar-benar di luar ekspektasinya.

Salam kenal Dokter, Imelda sedikit menunduk dan tersenyum melihat muka suaminya itu.

Apakah Nyonya ada gejala?

Sejauh ini saya baik-baik saja.

Mari saya bantu berbaring ujar Dokter Christ.

Biar saya saja ujar Putra sambil menggendong Imelda ke tempat tidur. Sudah terlanjur pikirnya. Dia hanya harus menemani Imelda.

Perawat membawa alat USG ke samping tempat tidur Imelda.

Saya izin ya Tuan, Dokter Christ memegang alat dan meletakkan ke perut Imelda.

Dokter Christ melihat ke arah monitor, semua di siapkan oleh perawat yang mendampinginya. Sebelum masuk ke ruangan Imelda dia sudah mendapat banyak pesan dari Dokter Kepala, jika suami dari pasien kali ini sangat menjaga istrinya. Dia menyumbangkan banyak dana ke rumah sakit hanya untuk mencari informasi kesehatan istrinya. Jadi Dokter Christ tidak ingin mencari masalah, dia menjelaskan kondisi kandungan Imelda dengan sangat detail sambil melihat ke arah layar tanpa melihat ke arah Imelda sama sekali.

Putra merasa terkesan dengan Dokter Christ, dia sangat hati-hati memperlakukan Imelda dan sama sekali tidak memandang ke arah istrinya.

Dok, saya ingin kembali ke Indonesia apakah memungkinkan?

Nyonya, menurut riwayat pemeriksaan. Nyonya mengalami pengentalan darah selama kehamilan. Ini memiliki resiko besar untuk penerbangan jarak jauh.

Iku, Putra mencoba meminta Imelda tidak melakukan itu.

Tapi pasti ada caranya kan?

Dokter Christ melihat ke arah Putra.

Puku jika kamu mau mengintervensi Dokter, aku akan meminta Dave menarikmu keluar.

Saya minta Dokter Christ dapat memberikan penilaian yang netral menurut seorang Dokter.

Baiklah Nyonya, sebenarnya kita bisa mencoba pemeriksaan menyeluruh dulu sebelum menentukan Nyonya bisa terbang atau tidak. Biarkan hasil yang berbicara ujar Dokter Christ.

Puku, aku ingin melakukan pemeriksaan menyeluruh. Apa pun hasilnya, aku akan menerimanya ujar Imelda.

Aku setuju ujar Putra, kapan kita bisa melakukan pemeriksaannya Dokter?

Besok pagi akan saya jadwalkan.

Baiklah ujar Putra, aku akan menerima apa pun hasilnya.