Datuk Noor tiba di rumah sakit sudah sangat siang karena cuaca yang tidak bagus selama penerbangan. Dia menghubungi Putra karena tidak bisa masuk ke dalam.
Putra sudah menyewa 1 lantai VVIP untuk mereka. Chan, Imelda, Zain di rawat di sana, dan bahkan dia menyiapkan 1 lantai khusus jika terjadi apa-apa untuk Zai, Hirah bahkan Datuk Noor.
Maafkan saya Tuan, saya memang memperketat pengamanan di lantai itu demi keselamatan Imelda dan yang lain. Zai adalah artis terkenal kami takut keberadaannya ketauan Media karena mereka tau kebakaran itu ada Kakaknya Zai.
Saya akan suruh beberapa pengawal menjemput Tuan di depan.
Kamu sedang tidak di rumah sakit?
Saya sedang mengunjungi rumah duka salah satu dokter yang jadi korban kebakaran kebetulan dia adalah dokter istri saya dan juga teman dekat Dokter Zain.
Siapa?
Dokter Lurey Datuk!!
I know her...
Salam Tuan, apakah Tuan Datuk Noor?
Ya, silahkan ikut kami ujar mereka.
Pengawalmu sudah menjemputku, banyak yang harus kita diskusikan setelah ini.
Baik Datuk, saya akan menyiapkan ruangan khusus untuk Datuk beristirahat ujar Putra.
Dave, atur semuanya. Minta agar disiapkan 1 ruangan untuk rapat kecil.
Baiklah Put!!
Bagaimana rencana rapat pemegang saham kita?
Semua sudah di siapkan dan progressnya sudah 90%. Kamu tinggal memeriksa data-data presentasi dan memastikan susunan acara sudah sesuai.
Ingatkan aku setelah pertemuan dengan Datuk Noor untuk mengadakan Zoom Meeting dengan Kantor Pusat.
Baiklah!! Aku akan meminta Shanti mengubungi semua Manager Senior dan Asisten Manager menyiapkan presentasi mereka.
Dave meminta Zepri mengarahkan beberapa pengawal menyiapkan ruangan untuk rapat, sambil mengawasi Imelda dan Serrah. Siang ini akan ada Dokter Christian yang akan memeriksa Imelda. Zepri diminta perawat menyampaikan langsung pada Putra terkait pengganti Dokter Lurey, karena Kepala Rumah Sakit ingin memastikan bahwa Putra menerima yang terbaik di Rumah sakit mereka. Putra sudah menyumbangkan banyak untuk operasi dan perawatan anak-anak kurang mampu di RS itu, jadi sudah sepantasnya dia diperlakukan dengan baik.
Dokter Jhon bertolak ke Jerman setelah menerima kabar kebakaran itu. Dia akan mengajukan diri untuk menjadi salah satu Dokter yang merawat Profesor Stephen.
Ayah, isak tangis Zai pecah begitu melihat kedatangan Datuk Noor.
Dia langsung memeluk anak bungsunya, dilihatnya Zain terbaring dengan sebagian tubuh di tutupi perban.
Abangmu belum sadar tanyanya?
Belum Ayah jawab Zai lemah...
Lim, sampaikan kepada Putra. Aku ingin bertemu dengan semua dokter yang merawat Zain.
Baiklah Tuan... Sekretaris Datuk Noor keluar dari kamar dan menghubungi Dave segera.
Dalam 30 menit Tuan Putra akan tiba Tuan, dan semua dokter terbaik akan ikut berkumpul membahas tentang Tuan Zain.
Datuk Noor duduk di samping tempat tidurnya.
Bangunlah nak, Ayah sudah di sini. Kamu anak yang kuat dan hebat. Banyak yang sudah kamu lakukan demi Ayah, sudah waktunya kamu menjalani hidupmu sendiri. Ayah senang kamu mengatakan akan segera pulang dan membentuk rumah tanggamu.
Zai masih terisak dalam rangkulan Datuk Noor, Hirah hanya bisa ikut menangis melihat mereka.
Zai, abangmu sudah banyak memanjakanmu. Dia mengikuti kemana pun kamu mau. Dia meninggalkan rumah sakit dimana dia akan memimpinnya demi menjagamu. Dia sibuk menuruti keinginanmu, termasuk ke sini. Dia mengikuti penelitian dengan Profesor Stephen demi membantu Imelda. Dia sangat mencintai pekerjaannya tapi dia juga sangat mencintaimu. Dia bolak balik berganti pekerjaan walaupun dalam 1 bidang ilmu karena ingin terus menjagamu di sisinya. Ayah tau kamu sangat menyayangi Imelda, dan ayah tau di sini termasuk rumah sakit terbaik tapi ayah akan membawa Zain begitu kondisinya membaik.
Tapi ayah?
Abangmu sudah banyak berkorban, sekarang sudah waktunya Adek yang berkorban. Ayah akan membebaskan Adek, Adek bisa tetap di sini menjaga Imelda atau ikut ayah membawa Abang.
Tapi Ayah, Abang masih belum sadar lagi...
Setelah Abang bisa di bawa terbang, ayah akan segera membawanya.
Kemana Ayah akan membawa Abang?
Kita akan ke Amerika Serikat, di sana memiliki dokter ahli beda plastik yang bagus dan merupakan kenalan ibumu. Ayah ingin Zain kembali seperti semula bagaimana pun caranya, berapa kali pun dia harus melakukan operasi. Kamu bisa mengajukan istirahat dari entertainment atau kamu debut di Amerika. Ayah akan mengatur semuanya tapi kamu harus meninggalkan Imelda.
Kenapa Ayah tega membuat Adek memilih?
Ini bukan pilihan Adek, Imelda hanya orang lain yang kamu jadikan saudara sedangkan Zain adalah Saudara Kandungmu. Zain sudah banyak berkorban untuk Adek, tak bisa ke Adek sekali ini saja berkorban untuk abang Zain.
Zai terduduk di lantai di samping ayahnya. Baiklah Ayah, adek akan ikut kemana pun Ayah membawa Abang. Tapi dengan syarat Dokter mengizinkan kita membawa Abang.
Ayah ingin kamu merahasiakan hal ini dulu, sampai ayah yang menyampaikan sendiri pada Putra dan lainnya.
Zai mengangguk...
Zai pamit melihat kondisi Imelda dulu ya Yah, titip Abang. Dari semalam Zai belum melihat Imelda.
Titip salam untuk Imelda, nanti ayah akan melihatnya setelah rapat dengan Putra dan Tim Dokter.
Zai memberikan kode ke Hirah untuk mengikutinya.
Hirah, Pakcik nak cakap dengan Hirah boleh?
Hirah melihat ke arah Zai, Zai mengangguk.
Boleh Pakcik, Hirah mendekat ke arah Datuk Noor dan Zai berjalan keluar kamar.
Hirah, apa kabarmu? Apakah Zai berlaku baik dengan hirah?
Baik Pakcik, Abang Zai baik betol dengan Hirah.
Bagaimana dengan Imelda?
Imelda pun baik Pakcik, Hirah sungguh senang bisa bekenal dengan Imelda.
Syukurlah, pakcik tak terlalu kenal dengan Imelda tapi Imelda adalah obsesi Zai. Jadi Hirah banyak-banyak sabar ya dengan Zai.
Taklah Pakcik, Imelda memang budak baik. Dia pandai menjaga perasaan Hirah dan Imel memang penuh kaseh dengan semua orang.
Pakcik senang dengarnya, tapi bagaimana pun Zai tak boleh terus terusan terobsesi dengan bini orang. Walaulah Putra percaya dan tak hirau dengan perangai Zai tapi tak patut juga.
Semoga dengan kejadian Zain ini, ada hikmah baik. Hirah macam mane, terus ikut kita orang atau Hirah nak balek ke KL?
Asal Ibu kat Ayah beri restu, Hirah nak ikut Pakcik dan Zai merawat Abang Zain. Tapi tak elok kalau Hirah tak izin dulu kat ibu dan Ayah. Karna izin Hirah ke sinikan.
Tak payah, nanti Pakcik yang telepon Ibu dan Ayah Hirah.
Baiklah Pakcik, Hirah pamit kat kamar Imelda dulu ye. Kasian Zai pasti masih sedih sangat.
Dahlah, susullah Zai. Hibur dia dengan baik ye...
Iyalah pakcik, Hirah jalan dulu ye Pakcik.
Zai duduk di samping tempat tidur Imelda, dilihatnya muka polos Imelda yang sedang tertidur. Zepri izin melihat ruangan kepada Zai dan meninggalkan Zai dan Serrah. Serrah duduk di kursi sambil membaca majalah fashion.
Imel, Zai sambil mengelus kepala Imelda.
Ini pilihan sulit buat Abang, tapi bagaimana lagi. Abang Zain cuma punya abang, tapi Imel punya Bang Putra, Bang Chan, Bang Dave, Luluk, Tari dan Serrah. Kamu wanita paling hebat yang pernah abang temui, abang bangga karena bisa terus berada di samping Imel sampai hari ini.
Zai menggenggam tangan Imel dan meletakkannya ke mukanya. Air matanya mulai mengalir deras, sakit... sakit sekali rasa di dalam dadanya. Seperti di tusuk-tusuk benda tajam yang dirasakan Zai. Dia mulai terisak dan menahan tangisnya karena takut membangunkan Imel. Hirah langsung memeluk Zai dari belakang. Kamu pasti bisa Zai ujar Hirah. Ini hanya sementara, setelah semuanya kembali normal. Kita bisa kembali lagi bisik Hirah ke Zai.
Tapi Zai tidak kuat lagi menahannya, dia berlari keluar yang di susul oleh Hirah. Serrah bingung dengan yang terjadi dengan Zai. Diperiksanya Imelda. She's fine, why him crying ucapnya.
Zai berlari keujung lorong, dia masuk ke Pintu yang menuju tangga darurat. Beberapa pengawal berdiri di sana, Hirah memberi tanda bahwa biarkan Zai sendiri. Dia tidak tahan, dadanya sesak dan nyeri. Zain dan Imel bukan pilihan baginya. Keduanya adalah orang yang sangat penting untuk hidupnya. Tapi sekarang mereka berdua dalam kondisi yang membutuhkan bantuannya. Jadi mau tak mau dia harus menentukan bersama Zain. Setidaknya Imelda memiliki banyak orang di sampingnya.