Chereads / CEO Dadakan / Chapter 113 - Kebakaran

Chapter 113 - Kebakaran

Zai membawa sarapan Imelda ke kamar seperti biasa. Putra dan Dave mulai sibuk menyiapkan Rapat Pemegang Saham Minggu depan. Chan dan Tari serta Serrah sedang jalan-jalan sambil menemani Zepri berbelanja keperluan rumah tangga.

Imel meminta agar dirinya dan Hirah bisa sarapan bersama dan yang menyuapinya makan. Hirah mulai terbiasa dengan aktifitas ini. Seperti pesan Putra pada Imelda. Kamu wanita yang baik Puku, tidak perlu kamu memaksakan dirimu jadi baik karena kamu memang sudah sangat baik. Seperti biasa saja, karena semua yang kamu lakukan selalu Tulus.

Imelda dan Hirah sudah mulai saling nyaman satu sama lain. Hirah memang tidak seperti Tari dan Serrah karena memang sedikit pendiam.

Imel, Abang mulai merasa tersisih. Beberapa hari ini, kamu selalu hanya ingin di bantu Hirah. Abang merasa tidak ada gunanya di sini.

Bang, dengan abang membawa Hirah ke sini saja itu jelas sudah membantu ku. Jadi jangan mengeluh, karena dengan adanya kalian di sini sudah merupakan berkah untukku.

Makannya sudah selesai?

Ya, Abang akan membawanya ke bawah. Kamu bisa bersih-bersih dulu ujar Zai.

Sudah 3 hari ini, Imel meminta agar Zai dan Hirah saja yang membantunya. Yang akhirnya Chan, Tari dan Serrah memiliki banyak waktu untuk jalan-jalan.

Hirah terima kasih sudah membantuku. Maafkan karena aku merepotkanmu.

Tidak Imel, aku sama sekali tidak merasa di repotkan. Aku senang bisa ikut membantumu, jadi aku tidak merasa jenuh. Aku introvert jadi kurang bisa bergaul, tapi kamu bisa membuatku nyaman berada di sampingmu.

Awal datang aku merasa iri karena kamu banyak sekali mendapatkan perhatian. Semua orang di sini memperdulikanmu dan sangat menyayangimu. Aku mengira karena pengaruh dari Bang Putra. Dia sangat terlihat kharismatik dan mampu mengatur orang. Tapi ternyata aku salah. Semua yang kamu dapat dari semua orang karena dirimu mampu membuat orang di sekitarmu merasa nyaman dan ingin melindungimu. Aku baru menyadarinya, kini aku pun sangat nyaman berada di dekatmu. Ada magnet yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Kamu terlalu berlebihan Hirah, aku hanya wanita biasa yang sangat menyukai perhatian dan kasih sayang ucap Imelda sambil tertawa.

Sudah mandinya tanya Zai?

Sudah bang, lovely ambilkan Hairdryer di laci itu. Aku akan membantu mengeringkan rambutnya.

Baiklah!!

Biar Hirah saja bang ujar Imel.

Kamu bisa membantuku Lovely, aku yang akan menghairdryer dan kamu memegang rambutnya.

Hirah dengan sigap mengikuti arahan Zai.

Imel pasrah kini pasangan ini memperlakukannya seperti anak ABG.

Tari, Serrah dan Chan membawa Ice Cream untuk Imel. Mereka sangat semangat menceritakan pengalaman berbelanja mereka tadi dan membawakan beberapa hadiah untuk Imel.

Lulu yang mendengar keributan di kamar Imel. Ikut nimbrung di sana.

Lu, besok kamu harus ikut kami belanja ujar Serrah.

Lagi tanya Lulu? Bukannya kalian sudah 2 hari ini belanja. Aku harus stand by, asalkan pasienku ini besok mendapat izin untuk jalan-jalan. Aku pun bisa jalan-jalan.

Hah! Benar juga. Kamu mau jalan-jalan tanya Zai ke Imel?

Aku jenuh sebenarnya Bang, tapi nga tau dapat izin atau nga!

Bukannya kamu sudah 4 bulan hari ini ujar Tari.

Iya, tapi harus dapat izin dari mereka dulu ujar Imel.

Aku akan menanyakan dengan Prof Stephen ujar Lulu.

Tanyakan juga dengan Bang Zain ya Kak ucap Zai.

Kamu bisa hubungi Abang mu dan Dokter Lurey ujar Lulu. Aku akan meminta izin ke Prof Stephen.

Bukannya dia pacarmu juga Kak!!

Tapi dia Abang Mu, bukankah hubungan darah lebih kuat... ucap Lulu

Kak Lulu, kamu nga asyik ucap Zai sambil memalingkan wajahnya.

Lulu tidak merespon Zai sama sekali.

Baiklah, aku akan meminta izin ke Putra nanti ketika dia pulang. Apa saja yang kalian beli tadi?

Banyak ujar Chan. Sambil menyuapkan ice cream ke mulut Imelda.

Hirah menemani Zai yang masih kesal setelag perdebatan dengan Lulu.

Ada apa tanya Hirah ke Zai?

Entahlah aku kesal saja sama Kak Lulu, sikapnya akhir-akhir ini sering memancing emosi.

Kamu tau kan, mereka berdua sedang ada masalah.

Tapi Kak Lulu ini sangat egois, dia hanya memikirkan perasaannya tanpa memikirkan perasaan dan pengorbanan Bang Zain. Dia pikir hanya dia yang terluka sekarang. Bang Zain malah lebih terluka dengan sikapnya yang tidak mempercayai dirinya.

Woy, kedengaran sampai sini teriak Chan.

Sengaja jawab Zai sambil melihat kearah Lulu. Biar yang diomongin merasa. Karena sudah lama nga pake hati, pake otak terus ujar Zai.

Ini bocah ujar Chan...

Bang, sudah!! ujar Imel sambil tertawa... Jangan di tanggepin, dia akan menjadi-jadi kalau diterusin.

Lulu sama sekali tidak menanggapi sikap Zai karena dia tau Zai akan lebih menjadi jika dia menanggapinya. 3 hari ini, Zain sama sekali tidak menelepon ataupun mengirimkan pesan. Kecuali pesan sebelum dia masuk ke Lab.

Imel aku harus ke Lab sekarang ujar Zai sambil berlari keluar.

Ada apa anak itu ujar Chan!! Tiba-tiba berlari keluar.

Hirah menyusul Zai keluar.

Zai kamu kenapa panggil Hirah.

Suruh mereka buka berita teriak Zai dan sampaikan Aku membawa Waren bersamaku.

Chan, Lab Profesor Stephen terbakar. Jangan sampai ada yang tau. Dave mengirim pesan ke Chan terutama Lulu. Sampai sekarang belum ada informasi terkait Zain, Prof Stephen dan Lurey.

Chan yang baru sadar hp nya bergetar dari tadi, mengangkat teleponnya.

Ada apa?

Kamu sudah membaca pesanku?

Shit!! Zai ada di situ?

Dia baru saja keluar tadi dan terlihat buru-buru.

Jangan sampai Lulu menonton televisi.

Ada apa Dave?

Lab Profesor Stephen terbakar.

Hah!!

Hirah yang berlari dari bawah, Zai meminta kita menonton televisi.

Chan langsung menoleh.

Hirah aku butuh bicara padamu, dan jangan ada yang membuka televisi teriak Chan.

Semua saling menatap.

Lulu merasa hatinya nyeri, ada apa ini?

Zai berlarian keluar, Hirah menyuruh nonton berita. Dan Chan melarang mereka.

Suasana tiba-tiba sunyi.

Lulu mengambil handphone dari kantongnya, dan membuka informasi terupdated di Jerman.

Chan yang melihat dari luar langsung berteriak melihat Handphone Lulu terjatuh di lantai.

Lulu teriaknya, langsung di tangkapnya Lulu yang hampir saja jatuh.

Ada apa ini tanya Imel.

Putra akan segera pulang, aku akan membawa Lulu ke kamarnya...

Apa yang terjadi ujar Imelda. Kamu tunggu di sini.

Tari dan Serrah jaga Imelda. Chan menggendong Lulu ke kamarnya.

Waren menemani Zai ke Lab, Dave sudah membawa beberapa orang untuk mencari Zain.

Zai mencoba menerobos ke dalam, untung saja Dave sudah menyiapkan beberapa bodyguard untuk menahannya.

Dave!! Lepaskan aku teriak Zai.

Zai kamu tunggu di sini saja, aku sudah mengerahkan orang untuk mencari Zai ke dalam.

Kalian jaga Tuan Zai jangan sampai masuk ke dalam.

Lepaskan aku Dave, kamu tidak berhak menahanku.

Aku hanya melaksanakan perintah Putra, kamu tidak bisa egois. Apa yang akan terjadi pada Imelda jika kamu juga ikut dalam bahaya. Dengan Zain terluka Imelda sudah pasti akan sedih apalagi jika kamu juga ikut terluka maka Imelda akan lebih sedih lagi. Dan jika kamu masuk ke sana, itu akan menambah beban tim penyelamat. Dengarkan aku, Zain pasti baik-baik saja. Kami sudah menurunkan orang-orang terbaik untuk mencari Zain.

Zai terduduk di tanah dan terus menangis. Jaga Tuan Zai baik-baik, aku akan mencari informasi ke dalam.