Iku ujar Putra. Bagaimana keadaanmu?
Aku baik-baik saja ujarnya.
Tari dan Serrah tolong panggilkan Chan, dan kalian jaga Lulu sebentar ya. Jangan biarkan dia sendirian, dan jangan biarkan dia keluar dari kamar.
Baiklah Put, kami ke kamar Lulu dulu.
Iku, aku yakin kamu bisa kuat kali ini.
Apa yang terjadi Puku?
Awalnya aku berencana merahasiakan ini dari kalian semua tapi sepertinya ada yang memberi kabar ke Zai.
Apa yang sebenarnya terjadi.
Chan, suruh Hirah ke sini.
Ada apa sebenarnya?
Baiklah!! Kita sedang dalam kondisi yang sangat tidak baik. Laboratorium tempat Profesor Stephen kebakaran.
Hah, bagaimana dengan kondisi Dokter Zain ujar Imelda?
Sampai sekarang tim pemadam kebakaran sedang memadamkan Api nya, aku sudah mengirim beberapa orang yang ahli dalam penyelamatan untuk mencari mereka.
Zai ujar Hirah terbata-bata...
Zai sudah ada di sana, dan sedang dalam pengawasan orang-orangku. Dia sangat Shock dan terus memberontak ingin masuk mencari Zain. Setelah ini aku akan membawamu ke sana.
Imelda hanya bisa menangis, nafasnya terasa sangat berat.
Iku, kamu harus bisa mengontrol perasaanmu. Kali ini kita hanya punya Lulu untuk menjagamu dan dia pun sedang dalam kondisi yang tidak baik. Dave sedang mencari dokter terbaik untuk sementara.
Imelda menarik nafasnya perlahan lalu membuangnya. Aku berjanji akan baik-baik saja, dan pastikan mereka baik-baik saja juga.
Chan, bagaimana Lulu?
Dia bersikeras mau ke Tempat kejadian.
Apakah kamu yakin dia kuat?
Ya, dia meyakinkan ku bahwa dia akan baik-baik saja dan akan mengikuti semua perintah ku selama di sana. Dia hanya ingin ikut ke lokasi.
Puku, aku juga ingin ikut ke lokasi.
Tapi Puku akan berbahaya untukmu.
Aku akan menunggu di mobil saja, aku janji. Kalau aku di rumah, aku akan lebih stress karena cemas.
Baiklah, Zepri katakan pada Michael suruh bawa 2 Mini Van ke sini sekarang. Kita akan ke sana, kalian bersiap dan turunlah duluan. Aku akan menghubungi Datuk Noor memberi tahu kabar ini.
Imelda sudah berganti pakaian, dilihatnya Putra terlihat gelisah.
Ada apa Puku?
Sepertinya Datuk Noor sedang tidak bisa mengangkat telepon, aku sudah mengiriminya pesan. Ayo kita turun, Putra menggendong Imelda ke bawah, Zepri sudah menyiapkan kursi roda di bawah dan mereka segera menyusul Zai.
Sudah 3 Jam dari awal kebakaran tapi api masih sangat besar, mungkin dikarenakan beberapa zat di lab tersebut mudah menyulut api. Lulu memilih membantu beberapa orang yang berhasil di selamatkan. Pikirannya memang kacau tapi jika dia hanya duduk saja maka membuatnya lebih tidak tenang.
Dave terus memantau video yang di dapat dari petugas bantuan dari AGC yang membawa kamera untuk melihat kondisi di sana.
Lex, itu sepertinya Dokter Lurey... Dave berbicara kepada orang mereka. Segera bawa keluar ujar Dave.
Baik Tuan ucapnya...
Put, kita menemukan Dokter Lurey.
Segera beritahukan pada Petugas untuk menyiapkan tandu ujar Putra.
Puku, Imelda memegang tangan Putra. Kamu mau masuk ke dalam?
Tenang saja, aku akan hati-hati. Aku hanya akan menunggu di dekat situ.
Tapi aku takut nanti ada ledakan kembali ujar Imelda.
Baiklah, ini alat komunikasi. Kamu bisa terus memantau lokasi ku dan kita terhubung setiap saat.
Zepri, jaga Nyonya. Jangan sampai keluar dari mobil.
Siap Tuan.
Nyonya, Zepri memberikan ponsel Imelda.
Salam Datuk ujar Imelda.
Maaf aku sedang dalam musyawarah tadi, Putra mengirimiku message untuk segera menghubunginya tapi telepon ku tidak di angkat?
Imelda menangis, bingung cara menyampaikan berita duka ini.
Ada apa Imelda? Kamu kenapa menangis? Menangis tak baik untuk baby mu.
Datuk, ada berita tak baik yang harus saya sampaikan!
Katakanlah, ada apa dengan Zai!
Bukan Zai tapi Bang Zain.
Apakah hal buruk terjadi padanya?
Iya datuk, laboratorium Bang Zain terjadi ledakan.
Kapan kejadiaannya? Bagaimana dengan Zain?
Beberapa waktu sebelum Putra menghubungimu. Putra sudah mengerahkan semua orang AGC untuk masuk ke Lab dan menemukan bang Zain tapi sampai sekarang masih Nihil.
Baiklah!! Saya akan berangkat sekarang juga. Saya akan mengirim beberapa orang saya di sana untuk menemukan Zain. Tolong jaga Zai dan Hirah...
Baik Datuk, mohon Datuk menenangkan diri. Putra akan melakukan yang terbaik untuk menemukan Bang Zain. Jaga pikiran anda dan saya akan terus mengabari keadaan di sini.
Dokter Lurey langsung di naikkan ke ambulance dan menuju ke rumah sakit. Kondisinya tidak sadarkan diri, sedangkan beberapa tim menyisir tempat Dokter Lurey di temukan tapi hasil nihil. Di sana tidak ada Profesor Stephen dan Zain.
Hari semakin gelap, Dave menyuruh orangnya untuk membawa Zai dan Hirah ke mobil Imelda. Dengan harapan Zai bisa sedikit tenang dengan adanya Imelda.
Beberapa orang Datuk Noor sudah datang dan berkoordinasi dengan Tim Penyelamat. Banyak petugas yang sudah mulai kelelahan tapi kondisi api masih besar, disertai beberapa kali ledakan kecil. Orang-orang Datuk Noor belum bisa masuk karena akses tertutup reruntuhan.
Imelda terus mengelus pundak Zai, tapi dia hanya bisa terdiam karena bingung mau mengatakan apa.
Imel, kamu lebih baik tidur. Ini sudah sangat malam, kasian baby nya.
Aku tidak mengantuk Bang, maafkan karena tidak bisa menenangkanmu. Tapi aku yakin Bang Zain pasti baik-baik saja.
Zai, menghela nafasnya. Aku baik-baik saja, tapi aku akan lebih baik-baik saja jika kamu istirahat. Zai merebahkan kursi Imelda, diambilnya selimut di depannya dan menutupi Imelda dengan selimut.
Abang juga harus makan sedikit saja, jika abang makan ini sambil memberikan roti dan susu. Aku berjanji akan tidur setelah melihat abang selesai makan.
Zai mulai membuka rotinya dan memakannya dengan terpaksa. Imelda memberikan senyum pada Hirah bahwa setidaknya Zai mengisi perutnya walau sedikit.
Putra membuka pintu dan berbicara sambil berbisik ke Zai.
Hirah kamu temani Zai di mobil ambulance, aku akan mengikuti dari belakang.
Orang-orang Putra sudah menemukan Zain dan Profesor Stephen. Kondisi mereka tidak sadarkan diri, dan terdapat luka bakar yang lumayan parah pada Zain. Dave mendampingi Zai, sedangkan Chan tidak meninggalkan Lulu sama sekali.
Zep, aku akan masuk mendampingi Zai. Kamu jaga Nyonya, jika dia terbangun dan ingin menyusul. Pastikan dia di bawa dengan kursi roda, jangan sampai dia memaksakan diri berjalan. Pastikan pengamanan di luar mobil setidaknya 3 orang.
Baik Tuan.
Zai, harus menandatangani persetujuan operasi Zain. Bagaimana pun, dia satu-satunya keluarga Zain.
Tuan, kami harus segera melakukan operasinya.
Seberapa besar keberhasilannya tanya Putra?
Bang, bagaimana?
Keberhasilannya 50:50, tapi jika tidak kita lakukan operasi sekarang maka kemungkinan Dokter Zain tidak akan tertolong.
10% pun kemungkinannya, sekecil apa pun itu kita harus mencobanya. Zai, tanda tanganilah. Kita harus berusaha demi menyelamatkannya.
Aku ingin ikut dalam operasinya ujar Lulu.
Siapa Anda?
Saya Dokter ahli bedah dan calon istri Dokter Zain. Saya mempunyai beberapa sertifikat penghargaan, saat ini saya sedang berlibur untuk menemani Zain.
Tapi kami tidak bisa memberimu izin untuk ikut campur. Kamu bisa masuk ke dalam menemaninya sebagai anggota keluarga tapi tidak ikut campur dalam operasinya.
Aku berjanji hanya akan menemaninya dan tidak akan mengganggu sama sekali. Aku mohon dok, biarkan aku menemaninya.
Putra mencoba bicara dengan Dokter dan Dokter Zwert menyuruh Lulu mengganti pakaian dan memasuki ruangan operasi.
Tolong selamatkan Dokter Zain, aku berjanji akan memberikan kompensasi jika Dokter Zain dan Profesor Stephen bisa sembuh ujar Putra.
Kami akan melakukan yang terbaik Tuan Putra tanpa kompensasi apa pun. Karena sudah tugas kami untuk berusaha maksimal menyelamatkan setiap pasien siapa pun itu.