Chereads / CEO Dadakan / Chapter 110 - True or Dare

Chapter 110 - True or Dare

Putaran botol pertama mengarah ke Zepri, semua bersorak karena merasa Lega. Ujung botol mengarah ke Putra.

Wah, diskriminasi ini ujar Chan. Pri kamu harus berani ya, jangan semua di jawab. Kalau kamu keberatan kamu boleh memilih Dare. Di permainan ini nga ada atasan dan bawahan.

Imelda tertawa, udah kamu tenang saja. Jika kamu memilih tantangan juga nga akan mempengaruhi gajimu.

Baiklah!! Aku akan menanyakan berapa kali kamu membantu Iku menutupi hal yang tidak aku izinkan?

Zepri terdiam membisu... Benar-benar buah Simalakama ini, dijawab mati emak tidak di makan mati bapak.

Puku, kenapa kamu memberi pertanyaan yang bisa membuatnya bingung. Ini bukan permainan uji kesetiaan.

Putra tersenyum ke arah istrinya itu, Iku aku hanya menanyakan bukan akan menghukumnya karena membantumu melakukan hal-hal itu.

Put, pertanyaanmu sungguh membuat Zepri ingin bunuh diri. Tidak ingin di ganti saja? ujar Dave sambil tertawa...

No, come on answer the question.

Maaf Tuan, saya memilih Dare saja.

Imelda langsung tertawa, ayo buruan minum.

Wah, kalian berdua memang bersekongkol. Padahal aku yang menggaji mu dan membantumu sekolah ujar Putra sambil tersenyum sinis.

Maaf Tuan, tapi saya ada hutang Nyawa dengan Nyonya 2 kali.

Hutang Nyawa? tanya Imelda

Hutang Nyawa apa? jadi karena itu kamu selalu membantuku. Partner in crime kalau begitu kita ujar Imelda sambil tertawa terbahak-bahak.

Wah, rasanya aku ingin marah sama kalian berdua ini. Jawab Putra sambil memandang sinis ke mereka berdua. Rasa nyaman memang bahaya ujarnya.

Imelda langsung memeluk pinggang Putra dan memintanya untuk tenang.

Zepri memutar botolnya dan berhenti ke Putra.

Wah, sengaja ini ujar Chan sambil tertawa.

Maaf tuan saya tidak bermaksud.

Baiklah, Kamu mau menanyakan apa Chan ujar Putra sambil merapatkan giginya.

Intervensi ini ujar Chan.

Udah tanya aja ujar Dave, paling juga nanti setelah main kena hantam karena salah memberi pertanyaan.

Chan dan Dave tertawa senang.

Baiklah, Jika tiba-tiba ada suatu kejadian. Sehingga kamu harus memilih antara Imelda atau menjaga amanah Tuan Zen. Mana yang akan kamu pilih?

Duh, kenapa pertanyaannya serius semua ini ujar Zai mencoba membela Putra.

Ayo jawab, Putra berpikir keras. Apa maksud temannya ini, mau mati dia rupanya. Disuruh memilih imelda atau menjaga perusahaan.

Aku akan memilih Imelda pastinya.

Walaupun harus merelakan perusahaan berarti kamu menelantarkan semua yayasan amal Tuan Zen.

Aku tau, Ayah Imelda pasti akan memilih yang sama. Karena kehilangan Meldyan adalah alasan utama beliau membuat banyak Yayasan untuk anak-anak jalanan dan yatim piatu serta bantuan sekolah untuk Anak-anak tidak mampu dengan harapan jika Meldyan masih ada, semua kebaikan itu akan kembali ke Meldyan. Tapi semua yayasan itu akan tidak berarti tanpa Imelda. Karena tujuan Ayah Imelda adalah menemukan Meldyan dan Imelda. Jika Yayasan berdiri dan Imelda terabaikan, tujuannya sudah tidak ada lagi.

Imelda mencoba mencerna jawaban Putra.

Puku, apakah ini Tujuan ayah meminta aku memimpin AGC yang selama ini tidak pernah kamu ceritakan padaku?

Ya, aku berjanji akan memberi tahu mu suatu hari nanti. Tapi karena kamu memintaku memimpin perusahaan Ayah, maka aku telah melaksanakan keinginan Ayah. Sekarang Yayasan kita lebih besar, bahkan anak asuh kita sudah mencapai 1000 orang tersebar di seluruh daerah. Paman Anggo dan Ibu sebagai Ketua Yayasan dan legal hukum memastikan semuanya berjalan lancar.

Terima Kasih Puku, tapi aku ingin membantu mereka. Izinkan aku bergabung dengan Yayasan.

Namamu ada di susunan Yayasan sebagai Pemilik. Kamu selalu ada di sana.

Bukan, aku mau berkontribusi.

Ya, akan aku pikirkan setelah anak kita lahir.

Okey Next, Putra memutar botolnya. Dan botolnya berhenti di Zai.

Wah, hampir saja ujar Chan.

Bang Dave apa yang mau kamu tanyakan?

Aku sangat tau detail tentangmu, hanya satu yang tidak aku tau.

Apa? Tanyakan saja?

Antara Imelda dan Hirah siapa yang kamu pilih? Jika mereka berada di kondisi yang berbahaya bersamaan.

Kok bisa?

Ya bisalah kata Dave.

Terus kemana Bang Putra sampai Imel berada di posisi bahaya? Memangnya Zepri nga menjaganya?

Ih bocah, jawab aja. Ditanya malah balik nanya.

Nga aku menanyakan kemana mereka sampai Imelda dalam bahaya. Kalau seperti itu aku akan menyewa bodyguard sendiri untuk menjaganya jangan sampai ada hal buruk yang menimpanya...

Eh, bambang... Ini hanya permainan, jika ....

Semua tertawa mendengar Dave yang sangat kesal dengan Zai.

Jadi siapa yang kamu pilih?

Aku tidak akan memilih, karena mereka berdua bukan pilihan.

Susah ya ngomong sama Artis Pe'ak ujar Dave. Sana minum Jus 1 botol itu. Pinter banget aktingnya heran gerutu Dave.

Semua tertawa melihat Dave yang sangat kesal sama Zai.

Buat Zai, Imelda adalah segalanya. Tapi mengatakan di depan Hirah jelas melukainya. Buatnya dia ingin selalu ada untuk Imelda tanpa menyakiti Hirah.

Sedangkan Hirah, dia sudah tau jawabannya tanpa Zai harus menjawabnya. Tapi dengan Zai tidak menjawabnya setidaknya dia tidak mendengar langsung dari mulut Zai memilih Imelda.

Imelda malah kesal karena Zai malah tidak menjawab. Untuknya ini waktunya Zai membuat Hirah tidak salah paham padanya.

Puku... Aku lelah ujar Imelda...

Baiklah kita naik ke atas ya!!

Tapi aku tidak mau ke atas, aku mau liat kalian main. Boleh aku istirahat di situ saja sambil menunjuk sofa bed di belakang mereka.

Ayo, Zai langsung berdiri di samping Imelda... Abang akan membantumu.

Imelda menekan lengan Putra, dia tidak ingin Zai membantunya...

Tidak perlu Zai, aku akan menggendongnya.. Kalian lanjut main saja.

Putra mengangkat Imelda dan membawanya ke belakang. Ada apa? tanya Putra

Aku tidak merasa nyaman Puku, jika Zai memperlakukanku seperti biasanya di depan Hirah. Karena bagaimana pun, aku seorang wanita dan sangat paham dengan yang dirasakan Hirah.

Baiklah!! Kita naik ke atas saja ya??

Aku ingin berbicara dengan Hirah, berdua saja.

Iku, kamu tidak boleh stress... Jadi jangan kamu pikirkan lagi ya.

Zai tidak akan membawa Hirah sejauh ini, jika hanya untuk membuatnya kecewa. Percayalah...

Putra meletakkan kepala Imelda di pangkuannya dan Imelda melihat ke arah mereka bermain.

Dave berteriak kencang karena arah botolnya mengarah ke dokter Zain. Wah.... aku bingung ini kalau harus menanyai dokter Zain. Apa ya pikir Dave!!

Jika disuruh memilih antara Zai dan Lulu siapa yang akan kamu pilih?

Dave kamu benar-benar luar binasa. Seorang kakak disuruh milih antara adik dan pacar!! teriak Imelda...

Zain melihat ke arah Zai dan Lulu, jika disuruh memilih diantara keduanya. Aku tidak akan memilih salah satu dari mereka karena mereka bukan sebuah pilihan.

Tapi kamu harus milih atau kamu mau seperti Zai memilih Dare? tantang Dave

Tidak, aku akan meninggalkan keduanya!!

Hah, teriak mereka semua serentak.

Ya, aku memilih tidak menyakiti salah satu dari mereka. Tapi aku akan memilih menyakiti diriku sendiri dengan meninggalkan mereka berdua. Karena mereka berdua bukan sebuah pilihan, aku tidak akan bisa bertahan jika kehilangan salah satu dari mereka yang menyebabkan aku akan menyakiti siapa pun yang aku pilih dan dibenci oleh yang tidak aku pilih.

Semua terdiam sunyi mendengar jawaban jawaban dari Dokter Zain.

Teng tong ujar Lulu, kenapa semua diam?? Semua sudah tau kalau Zain adalah seorang ahli psikologi. Jadi semua terbawa suasana, padahal dia belum tentu menjawab dengan sebenarnya Tapi cara penyampaiannya yang sangat terlihat sungguh-sungguh.

Ah, sudah aku duga ujar Dave...

Permainan psikologi memang menakutkan ujar Dave...

Sepertinya sudah mulai gelap ujar Putra, sudah waktunya makan malam.

Zepri sigap berdiri memanggil para ART untuk menyiapkan makanan di meja.