Imelda benar-benar senang bisa berkumpul seperti ini, satu minggu ini dia hanya di kamar. Hirah masih di atas mengganti pakaian, sebenarnya masih ada 1 kamar kosong di sini dan Hirah bisa tidur dengan Lulu tapi Zai sudah berjanji dengan ayahnya akan tinggal di apartemen Zain.
Zepri mengatur makanan dan minuman di dekat mereka. Sebenarnya seperti pesta mini, semua orang bisa kumpul menonton bersama dan mengobrol.
Dave langsung membantu Imelda ke kursi yang sudah dia siapkan. Sepertinya kamu lebih pandai sekarang menemukan apa yang aku pikirkan.
Ya!! Sebenarnya aku tidak memikirkan yang kamu inginkan, aku hanya memikirkan apa yang akan membuat Imelda nyaman.
Kalau begitu aku akan mencarinya sendiri lain kali, kadang perasaan cinta bisa hilang hanya karena rasa nyaman ucap Putra.
Dave memukul lengan Putra dan langsung membuang mukanya.
Pikiranmu kadang nga di filter dulu ujar Dave. Kamu pikir aku cowok apaan!!
Putra mengangkat bahu sambil tertawa, Who knows?
Dave langsung mengambil posisi di samling Serrah. Zai yang baru selesai mengganti pakaian, duduk di samping Imelda dan Zain.
Imelda melihat kearah Zai dan Zai langsung membalik badannya ke arah Zain.
Bang...
Zain menoleh dan menjawab sekenanya. hmmm...
Bang...
Hmmm....
Bang, liat dulu ke sini.
Ada apa? ucapnya
So Sorry Bang... Aku tadi marah-marah sama abang.
Ya!! Abang maafkan. Lain kali dengarkan dulu ketika abang bicara. Jangan langsung emosi.
Maafin ya bang, Zai memasang muka seimut mungkin.
Ah udah, bukan umurmu lagi bersikap seperti ini. Malu tu sama Imelda. Kalau udah dengan Imelda aja sok-sokan hebat kuat. Giliran dengan abang mu, udah kayak bocah umur 10 tahun aja.
Maafin ya bang!!
Zain mengelus kepala Zai. Udah, abang nga pernah marah sama kamu. Apa yang harus abang maafkan.
Abang memang Terbaik...
Zain bergeser melihat Hirah menuju ke ruangan mereka menonton.
Lovely ayo duduk sini, Zai menepuk posisi diantara dia dan Zain.
Zain melihat bingung ke arah Zai, jarang-jarang Zai bersikap manis seperti ini. Biasanya dia tidak akan perduli mau duduk dimana pacarnta itu.
Hirah duduk disampingnya. Zai mengambilkan buah di depan mereka dan memberikannya pada Hirah. Gimana udah mandinya?
He eh, Hirah menjawab sambil tersenyum. Kita akan di sini sampai Imelda istirahat ya, jika kamu lelah kamu bisa istirahat di kamar kak Lulu atau di kamar di bawah. Biar bang Zain dan Aku istirahat di sini saja.
Aku tidak apa-apa.
Kamu jangan sungkan ya Rah, ini kali pertama kalian liburan bersama. Abang biasanya akan istirahat di ruang tamu depan kamar Imelda dan Lulu. Zai juga biasanya menemani Imelda di kamarnya.
Aku tidak apa-apa Bang, It's all gonna be Okey...
Hirah jika kamu merasa kurang nyaman tidak apa-apa sampaikan saja dengan kami apa masalahnya. Kita di sini semuanya menjunjung keterbukaan. Jangan menahan sesuatu yang akan membuatmu merasa tidak nyaman.
Terima kasih Imelda jawabnya.
Putra menyandarkan kepala Imelda ke pundaknya. Kita ngobrolnya nanti lagi ya, filmnya udah mulai dari tadi. Putra mengelus kepala istrinya itu. Jika kamu lelah, tidur saja. Aku akan membawamu naik ke atas.
He eh Imelda tersenyum ke arah Imelda.
Hirah melihat ke arah Imelda dan Putra. Imelda terlihat sangat bahagia, dia di kelilingi orang-orang baik. Sesekali Dave, Chan akan membuat joke dan membuat Imelda tertawa. Bahkan Serrah sangat memperhatikan selimut yang menutupi kaki Imelda. Tari beberapa kali menyuapkan buah ke mulut Imelda.
Begitu istimewanya Imelda batin Hirah.
Zain melihat ke arah Hirah yang sedang memperhatikan Imelda.
Are You Okay?
I'm Okay... Bang
Jika ada hal yang ingin kamu ketahui, kamu bisa tanyakan ke Abang ya. Sepertinya banyak sekali pertanyaan tentang Imelda di pikiranmu.
Tidak bang, bisik Hirah. I'm Okay....
Ya!! Abang sangat paham dengamu... Jika kamu masih bisa menahannya, kamu pasti memilih menahannya sendiri.
Imelda mendengar pembicaraan Zain dan Hirah walaupun samar-samar.
Puku, seandainya aku ingin berbicara dengan Hirah berdua saja apakah tidak apa-apa?
kamu ingin membicarakan apa?
Aku rasa harus menjelaskan tentang hubunganku dengan Zai. Aku tidak ingin dia salah menyangka.
Aku rasa Hirah sudah sangat paham tentang posisimu bagi Zai. Jadi kamu tidak usah menjelaskan hal itu.
Hmmm... tapi aku perlu memastikan itu sendiri Puku. Karena aku merasa sedikit bersalah karena Zai suka memberikan perhatian padaku padahal Hirah ada di dekatnya.
Kamu hanya memikirkan perasaan Hirah padahal Selama ini aku harus melihat bagaimana Zai memperlakukanmu melebihi perlakuanku padamu jika di depan Umum.
Imelda tidak tahan menahan tawanya.
Baiklah sepertinya menonton ini tidak terlalu menarik. Bagaimana jika kita bermain true or dare saja ujar Dave.
Kita bukan lagi anak ABG jawab Chan. Jangan aneh-aneh Dave.
Bagaimana Put?
I'm okay, jika yang lain mau main. Aku akan ikut.
Dokter Zain?
Ya, aku pun tidak masalah.
Baiklah kalau begitu kita main itu saja. Aku akan mengambil beberapa minuman di belakang.
Dave.... Putra menyela Dave yang semangat sekali.
I know that, I just take a Orange Jus and Guava Jus no Wine
Memang kita menyimpan Wine Puku?
Ya, ada ruangan di bawah khusus untuk Wine. Biasanya digunakan untuk acara pesta dan menyambut tamu-tamu asing.
Hemm... aku tidak tau.
Lebih baik kamu tidak tau, nanti kamu coba-coba ujar Putra.
Imelda tertawa, minum Bir aja aku baru berapa kali. kalau di hitung-hitung mungkin 3 kali.
Kamu minum Bir tanya Putra?
Ya, itu pun di pesta bareng kamu!
Hah!! Bukannya aku selalu memberikanmu Jus.
Ya, pertama kali di perayaan pernikahan kita di Bali, Terus acara Inagurationmu, terakhir di pesta perayaan pernikahan kita.
Kapan kamu meminumnya, bukannya aku selalu menemanimu.
Imelda tertawa, aku tidak ingin teman-temanmu tau jika aku anak-anak jauh di bawah mu. Ketika aku berkumpul sama beberapa orang yang menyapaku dan kumpul bersama teman-temanmu. Di situ aku meminumnya untuk menghormati mereka.
Mulai saat ini aku tidak mengizinkan mu meminumnya lagi. Lain kali jika kamu ingin menghormati orang lain, kamu tidak harus menjadi seperti mereka karena hanya ingin kamu di akui di mata mereka. Karena bagaimana pun, kamu adalah kamu. Dan aku tidak peduli pandangan orang lain tentang mu. Cukup aku saja.
Baiklah, maafkan aku... Aku hanya ingin mereka tidak memandang rendah pada pilihanmu. Maafkan aku, sungguh ujar Imelda.
Baiklah, maafkan aku karena teledor mengawasi mu dan Zepri kemana saja dia.
Sudah, jangan bawa-bawa Zepri. Dia hanya melakukan yang terbaik untukmu.
Aku akan memaafkannya tapi tidak lain kali.
Ya, percayalah padaku. Aku pun tidak mau membuat orang menjadi sulit karena aku.
Putra memeluk Imelda sambil mengelus kepalanya.
Put, kamu yakin kita mau main beginian?
Kenapa?
Apa banyak yang kamu sembunyikan dari Tari ejek Putra.
Nga' ada, aku selalu jujur padamu sweety. Ujar Chan sambil merangkul Tari.
So, tanya Putra.
Miso jawab Chan kesal.
Dave yang baru datang dengan sekeranjang Jus tertawa terbahak-bahak. Kenapa Chan? You are so nervous.
Chan hanya membuang muka karena kesal dipermainkan Putra dan Dave.
Zepri menyusun kursi melingkari meja di depan Putra dan Imelda.
Dan meletakkan sebuah botol Wine kosong di atas meja.
Okey, every body... We start form Mr & Mrs Putra ucap Dave seperti pembawa acara dengan semangat yang membara.