Chereads / CEO Dadakan / Chapter 101 - Menjalani Takdir

Chapter 101 - Menjalani Takdir

Iku, bagaimana keadaanmu?

Puku!! Kapan kamu datang?

Belum lama..

Kenapa tidak membangunkan ku?

Aku lihat tidur mu nyenyak sekali, makanya aku tidak membangunkanmu.

Aku dengar dari Zepri kalau Daniel tadi datang ke sini.

Hem... Aku sudah menyelesaikan urusanku dengannya. Tolong ambilkan kotak itu, Imelda menunjuk kotak hitam di depannya.

Daniel tadi membawakan ini, katanya semua masa lalu kami ada di dalam kotak ini. Tolong kamu simpan ya Puku, aku rasa kita akan memerlukannya nanti. Tapi lebih baik aku tidak melihatnya jika tidak di perlukan.

Baiklah, Putra menggenggam tangan Imelda dan mencium kepala Imelda.

Perutmu masih kencang? Chan mengatakan kalau perutmu kencang tadi.

Sudah tidak lagi, sepertinya dia tadi ikut emosi karena aku emosi tadi jadi dia sedikit memberi tanda.

Putra mengelus perut istrinya dengan perlahan, sayang kamu jangan mengganggu mommy ya. Biar kita bisa segera pulang dan jalan-jalan. Kalau kamu baik kita akan segera pulang, semua orang sudah menunggu kamu di rumah.

Semua orang? Siapa?

Ya!! Paman Dave, Paman Chan, Paman Zain dan Paman Zepri.

Imelda tertawa, kalau mereka juga tiap hari ketemu di sini kirain siapa.

Putra hanya ikut tertawa.

Besok malam Tari, Serrah dan Lulu akan berangkat ke Jerman. Untuk menyambut kepulangan Imelda. Chan menyuruh Lulu berangkat dan menyiapkan tiketnya dan mengatakan ada hal penting yang harus dilakukan Lulu di sini. Chan meminta Lulu tidak mengatakan pada Zain agar menjadi surprise untuknya.

Putra sudah mengatur jadwal rapat pemegang saham dan dia akan langsung ke singapore setelah urusan di Jerman selesai. Imelda akan pulang besok pagi jadi Putra meminta Zepri tidak usah berjaga malam ini. Imelda sudah stabil dan tidak butuh kontrol dokter. Aku akan menjaga Imelda sendirian, kalian pulanglah ke rumah. Siapkan penyambutan Imelda besok. Pastikan jika mereka sudah sampai. Aku akan pulang setelah Imelda selesai sarapan pagi.

Chan, apa yang kamu rencanakan terhadap Zain!! Aku tidak merencanakan apa-apa, aku hanya menjalankan keinginannya. Apa maksudnya?

Imelda langsung menahan tawanya!!

Ada apa dengan kalian berdua!

Chan beberapa hari yang lalu menanyai kapan Bang Zain akan menikahi Lulu.

Lalu...

Kata Bang Zain, kapan pun Kak Chan memberikan izin. Dia akan langsung menikahi Lulu.

Putra mengernyitkan dahinya!! Serius Chan...

Iya!! Wah, to the point banget kamu.

Untung yang di tanya itu sudah siap, kalau nga' bisa pisah mereka...

Ya!! Kalau dia belum siap terus, kapan siapnya. Lagian Lulu sudah umur menikah!!

Apa kabar Tari? Kapan lu nikahin??

Jangan mengalihkan pembicaraan Put...

Nga' aku hanya mau menanyakan, gimana kalau walinya Tari yang menanyakan itu padamu apa yang akan kamu jawab?

Ah!! Udah, kenapa jadi aku di bully sama kalian... Aku balik aja...

Udah sana pulang...

Put, inget Imel lagi sakit. Lagian ada dedek bayi...

Apa sih?? Sudah pulang sana... Aku lebih tau kapan waktunya untuk mengunjunginya...

Chan langsung tertawa ngakak... Selamat berpuasa friend...

Sial!! Sana pulang...

Imelda hanya tertawa melihat Chan dan Putra...

Aku bersih-bersih dulu ya ujar Putra. Kamu tidur duluan. Aku akan menjagamu.

Baiklah!! Sabar ya Hon... Imelda tertawa ke arah Putra...

Jangan mancing-mancing ya Iku, sana tidur..

Zain mengurus semua administrasi dan kembali ke kamar Imelda. Apakah semua sudah siap?

Ya!! Zepri sudah mengangkat tas ke mobil. Ayo kita pulang sama-sama.

Aku akan menyusul ujar Zain.

Bukankah lebih baik kita pulang sama-sama. Siapa tau ada yang harus kamu siapkan ketika Imel sampai di rumah, aku minta bantuanmu Zain ucap Putra.

Baiklah!! Tunggu sebentar, aku akan izin ke Prof Stephen dulu.

Chan tersenyum puas, kali ini aku ingin melihat mukamu ketika melihat Lulu ada di sini.

Kenapa kak Chan tanya Imelda?

Tidak ada! Aku hanya ingat pada Lulu. Bagaimana dia menjalin hubungan dengan Zain yang jelas-jelas lebih memperhatikan Zai dari pada dirinya.

Itu artinya dia orang yang bertanggung jawab. Bahkan dia merelakan semuanya untuk adiknya.

Aku malah takut dia akan meninggalkan Lulu jika Zai meminta.

Zai bukan orang seperti itu, dia orang yang baik. Tidak mungkin dia meminta hal yang jelas kebahagiaan kakaknya.

Ya!! Kamu pasti membelanya.

Imelda tertawa, cemburumu tidak beralasan Kak Chan. Aku tau kamu cemburu Lulu memiliki orang yang menjaganya selain kamu.

Chan hanya tersenyum masam.

Ayo!! Zain memanggil mereka, Putra mendorong kursi roda Imelda menuju ke mobil Michael.

Sedangkan Zain dan Chan bersama Waren.

Di depan rumah, Dave, Serrah, Tari dan Lulu sudah menunggu mereka.

Puku kenapa mereka semua di sini?

Ya, mereka sengaja datang untuk melihat mu.

Imelda memeluk Putra dan menciumi suaminya itu.

Apakah kamu senang? Hon

Ya, aku sangat senang... Aku bisa shopping dan kulineran bersama mereka.

Dan kamu langsung melupakan ku?

Tentu tidak Puku!! Aku akan berada di rumah sebelum kamu pulang.

Putra tertawa!! Nikmati waktumu bersama mereka. Aku hanya ingin kamu bersenang-senang.

Imelda turun dari mobil sambil berteriak melihat Tari dan Lulu. Lalu dia menghampiri Serrah.

Imel, perkenalkan ini pacarku Serrah. Dan Serrah she is Putra's wife.

Hy, Imel... I'm glad to see you...

Thank You for coming Serrah, I'm glad to see you too...

Sedangkan di mobil Waren, Zain diam membisu melihat Lulu masuk ke dalam rumah.

Chan, itu Lulu kan?

Ya!! Aku menunggu janjimu. Aku yang membawa Lulu ke sini.

Zain melonggarkan dasi di lehernya, dia kaget karena ternyata Chan membawa Lulu ke sini.

Chan keluar dan memanggil Zain.

Apakah kamu tidak akan keluar?

Oh, tentu... Aku akan mengajari Putra untuk memberikan suntikan pengencer darah untuk Imel.

Zain teringat pembicaraannya dengan Chan. Shit!! Aku bahkan belum menyiapkan apa-apa gumamnya. Chan benar-benar menodongku kali ini.

Hay Zain, Lulu menghampirinya dan mereka berpelukan. Aku merindukanmu ujar Lulu...

Me Too Sweety...

Apa kamu sedang ada masalah? Sepertinya kamu tidak nyaman.

Ah, tidak! Mungkin aku agak lelah saja.

Duduklah, aku akan membawakanmu Teh hangat kata Lulu...

Chan, yang duduk disamping Imelda tersenyum ke arah Zain.

Kak Chan ujar Imelda, kamu yang merencanakan ini semua kan?

Chan, yang mana Lulu?

Iya, apa lagi ujar Imelda.

Dia yang mengatakannya, aku hanya mengabulkannya saja.

Ih, jahat kamu Kak. Liat muka Bang Zain, dia sepertinya kaget dengan situasi ini.

Udah, diem-diem aja. Kita liat aja, apa yang akan dilakukannya. Anggap saja dia sedang menjalani takdirnya.

Putra membantu Imelda berdiri.

Gaes, sampai ketemu makan siang nanti ya. Kalian sudah tau kamar masing-masing kan! Kecuali Lulu kamar mu di atas dekat kamar aku dan Imelda. Dokter Zain tau dimana letaknya.

Malam ini apakah kamu menginap di sini juga Zain? tanya Putra.

Dokter Zain melihat ke arah Chan dan Lulu.

Nga' belum muhrim kata Chan.

Aku kan cuma bertanya bukan berarti dia tidur dengan Lulu. Jika dia tidur di sini Zain dengan mu. Tari bisa tidur dengan Lulu di kamar atas.

Chan melempar bantal ke arah Putra.

Zepri dengan sigap menangkapnya.

Ayo Lu, Zain kita naik ke atas. .

Ngapain Zain ikut ke atas?

Lu mau Lulu dan Tari yang ikut ke atas.

Ya, nga'lah tapi bukan berarti Zain ikut ke atas juga.

Udah diem, ini rumah siapa? Kok kamu tamu ikut ngatur-ngatur ujar Putra.

Zain dan Lulu harus mengecek Imelda, dan nga ada yang boleh naik ke atas kecuali aku memanggilnya. Lantai atas harus steril demi kesehatan Imel.

Tapi Put...

udah sana masuk kamar masing-masing. Sampai ketemu makan siang nanti.

Kelamaan nanti Imelda keburu lelah menunggu ocehanmu saja.

Zain memberikan senyum sinis ke Chan, ini balasan atas perbuatanmu padaku gumam Zain.

Ah!! Awas saja kamu Put ujar Chan...

Chan, aku hanya membuat poinnya 1 sama...

Dasar, teman nga tau diri teriak Chan.

Mending nga tau diri dari pada nga tau terima kasih ujar Putra balik menjawab Chan...

Imelda langsung membalikkan badan Putra... Puku, anak kita lelah mendengar kamu dan Chan.

Baiklah sayang, maafkan daddy!! Paman Chan memang kekanak-kanakan.

Imelda hanya geleng-geleng kepala, bukankah harusnya kamu mengatakan kami memang ke kanak-kanakan ujar Imelda sambil tertawa.