Chereads / CEO Dadakan / Chapter 102 - Persiapan Zain

Chapter 102 - Persiapan Zain

Zai, abang akan melamar Lulu di sini. Kapan kamu akan kembali ke sini?

Mungkin akhir bulan bang! Lakukanlah segera jangan menungguku, jangan lupa kirimi aku videonya.. Aku turut bahagia untukmu, Lulu wanita yang pantas untukmu. Selain cantik dia juga sangat baik.

Terima kasih atas dukunganmu, titip salam untuk ayah sampaikan pesanku aku akan segera membawa calon mantunya menemuinya.

Semoga berhasil bang. Kami akan menunggumu di sini.

Ada apa ujar Lulu yang baru selesai berganti pakaian? Kenapa senyum-senyum sendiri?

Tidak ada, hanya sedang membalas pesan Zai.

Apa kabar Zai?

Dia sedang sibuk, banyak kontrak yang harus dibatalkan. Dia akan kembali akhir bulan nanti.

Dia akan ikut di sini menemani Imelda?

Ya!! Dia masih tetap terobsesi pada Imelda, atau sekarang malah obsesinya adalah calon anak Imelda.

Apakah kamu belum mendapatkan jawaban dari obsesinya?

Zai sudah lama tidak menjalani terapi, sejak Putra memberinya kesempatan menjaga Imelda. Emosinya benar-benar stabil.

Asalkan Zai baik-baik saja, aku tidak akan memaksanya untuk terapi.

Berapa lama kamu di sini? Kenapa tidak mengatakan bahwa akan ke sini?

Paling lama 2 minggu, namanya juga surprise Zain. Mana ada kejutan yang di bicarakan. Bang Chan tiba-tiba mengirim tiket dan mengatakan bahwa aku harus berangkat ke Jerman.

Terus? Alasannya apa?

Ya sudah, lagian juga aku merindukanmu ujar Lulu sambil duduk di samping Zain.

Alasannya tanya Zain lagi?

Nga ada cuma Putra berpikir jika kami para wanita di sini setidaknya Imelda akan ada teman sehingga dia tidak akan terlalu bosan ketika Putra bekerja.

Just it...

Memangnya ada apa??

Chan tidak mengatakan apa-apa?

Tidak, sebenarnya ada apa Zain. Kamu sepertinya tidak suka aku datang ke sini. Lulu mulai kesal dengan sikap Zain dari pertama bertemu. Dia berpindah ke depan meja rias dan mulai mengeringkan rambutnya dengan hairdryer. Jika kamu tidak nyaman, kamu bisa duluan ke ruang makan. Aku akan merapikan rambutku dulu.

Hey, kenapa kamu berpikiran seperti itu? Aku hanya terkejut dengan kedatanganmu. Zain memeluk Lulu dari belakang.

Lepaskan Zain!!

Sweety, I Miss You So, and so sorry. Aku benar-benar hanya terlalu senang hingga bingung cara mengungkapkan perasaanku.

Aku memang bukan dokter ahli menangani perasaan orang lain, tapi aku tidak bodoh untuk percaya bahwa sikapmu ini Zain karena terlalu senang.

Come On, hampir 2 bulan kita tidak bertemu dan kamu di sini hanya 2 minggu. Aku tidak ingin bertengkar denganmu. Zain membalikkan badan Lulu dan mencium kepalanya.

Bersiaplah aku tunggu di bawah ya...

Lulu benar-benar kesal. Gini kalau pacaran dengan orang yang ahli menangani urusan orang lain gerutu Lulu. Dia merapikan rambutnya dan bersiap turun ke bawah. Dilihatnya kamar Imelda dan Putra masih tertutup, pasti mereka sedang istirahat gumamnya. Rasanya malas dia mau ke bawah bertemu Zain. Zain terkesan tidak bersemangat dengan kehadirannya. Dia sudah bisa menebak Jika Chan dan Dave tidak akan cepat keluar dari kamar masing-masing. Karena mereka jelas sedang bermesraan dengan pasangan mereka sedangkan Zain malah membuatnya kesal.

Lulu menuruni tangga dan melihat Zain di taman belakang sedang mengangkat telepon.

Nona, ada yang bisa saya bantu?

Seorang Asisten Rumah Tangga menyapa Lulu.

Dimana dapur nya?

Di lorong sebelah kanan tunjuknya. Ada yang bisa saya bantu atau Nona butuh sesuatu?

Tidak ada, boleh aku melihat apa yang dipersiapkan. Kebetulan aku adalah dokter, aku ingin melihat makanan yang di sediakan apakah sudah sesuai dengan kebutuhan Imelda. Karena selama aku di sini, aku yang akan memastikan semua tentang kesehatan Imelda.

Tapi semua yang di masak sudah sesuai menu dari Tuan Zain.

Oh ya, kalau begitu biarkan aku memastikan sebelum dihidangkan. Lulu memaksa ikut ke dapur. Dia masih kesal sama Zain, jadi malas dalam situasi yang hanya berdua saja.

Zain melihat Lulu yang sedang berbicara dengan ART dan mencoba memberi kode pada Lulu agar mendekatinya tapi Lulu berpura-pura tidak melihat dan berjalan mengikuti ART tersebut.

Sepertinya dia betul-betul marah ujar Zain.

Kenapa bang?

Ah tidak ada, kira-kira berapa lama kamu bisa mengirimkan cincin itu ke sini?

Cara tercepat dengan mengirimkannya melalui orang bang. Jika menggunakan ekspedisi lebih besar resikonya. Dan itu cincin peninggalan ibu, kalau sampai hilang habislah kita bang. Ini saja ayah tidak tau kalau cincin itu akan kamu gunakan untuk melamar Lulu.

Pikirkan lagi lah bang, kira-kira ayah akan marah atau tidak jika cincin itu kamu ambil?

Aku akan menelepon ayah, kamu persiapkan saja orang yang bisa dikirim ke sini dan dipercaya membawa cincin itu.

Baiklah!! Ada hal lain yang perlu di bawa ke sana?

Oh ya, ada satu hal!! Aku simpan di lemari kamar paling atas. Sebuah kotak berwarna Biru Tua. Bawakan juga itu ke sini ya.

Siap bos... Semoga semua berjalan lancar bang.

Terima kasih Zai, kamu harus jaga kesehatan ya.

Titip Imel ya bang, aku percayakan Imel padamu...

Kamu tenang saja, dia lebih stabil sekarang setelah ada Putra di sisinya.

Ya sepertinya Imelda lebih sehat sekarang, tadi aku menghubunginya dan Putra yang mengangkat. Imelda sedang tertidur nyenyak di pangkuan Putra. Kalau tau Putra bisa jadi obat yang tepat, tidak akan aku tutupi darinya. Melihat Imelda 2 bulan terakhir membuat aku sesak nafas.

Abang tidak melihat kamu khawatir sama sekali waktu itu.

Mana sempat Zai menunjukkannya bang, walaupun sempat juga sepertinya abang pun tidak akan memperhatikan karena semua fokus kita pada saat itu bagaimana membuat Imelda stabil.

Kamu sudah mulai dewasa sekarang, abang bangga kamu bisa menstabilkan emosimu sekarang. Imelda membawa perubahan besar pada adik kecil abang ini.

Adikmu sudah tidak kecil lagi bang, aku akan mengurus Imelda sampai anaknya lahir dan segera melamar Hirah.

Abang pikir kamu sudah tidak ada hubungan lagi dengan Hirah. Kalau abang jadi Hirah, sudah lama kamu abang tinggal. Rela pertukaran pelajar dan mengorbankan diri demi istri orang. Tapi masih mengharapkan Cinta darinya.

Ciih... Abang sok keren!! Hirah wanita yang baik bang, dia tau jika aku hanya mencintainya. Dan Imelda hanyalah adik bagiku.

Ya... Kamu bisa beranggapan demikian, tapi jika sampai waktunya dia sudah tidak mencintaimu lagi maka jangan salahkan dia. 3, 5 tahun ini fokusmu 70% Imelda, 30% dia. Jadi jangan salahkan dia jika dia mendapatkan cinta dan kasih sayang dari orang lain dan berubah terhadapmu.

Bang, mana ada abang yang mendo'akan buruk untuk adiknya!!

Abang hanya memberi tau kenyataan, fokuslah ke Hirah selama kamu di sana. Di sini ada Putra dan lainnya untuk Imelda bahkan abang mu di sini untuk menjaganya. Sedangkan Hirah di sana pun dia wanita yang dicintai oleh banyak orang jangan sampai dia lupa bagaimana rasanya di cintai oleh Adik abang.

Baiklah!! Abang liat aja nanti bagaimana gentle nya adik abang ini. Setidaknya adik abang akan membuat dia tidak bisa kemana-mana lagi.

Ingat, jangan buat macam-macam tau sama anak gadis orang. Kita menjunjung tinggi yang namanya Petuah.

Ih, macam apalah abang pikir adik abang ini. Mending abang urus dulu masalah abang dengan Lulu, bisa-bisa belum sempat melamar sudah kandas di tengah jalan.

Ih!! Benar-benar jahatlah mulut mu Zai...

Zai menutup telepon abang nya, karena tau abangnya pasti akan mengomelinya karena kata-katanya.