Chereads / CEO Dadakan / Chapter 85 - Demi Kamu

Chapter 85 - Demi Kamu

Zai datang pas setelah Putra dan Chan selesai bertengkar.

Dia terlihat sangat buru-buru kembali ke apartemen. Setelah memberikan titipan Imel, dia langsung ke ruangan kerja Putra.

Bang, izinkan aku mengetahui masalah ini. Aku harus tau sehingga bisa menjaga Imel, ketika abang tidak dengannya.

Zai, perlu kamu tau Dan bukan orang sembarangan. Dia adalah calon penerus ThreeD Company, kekuasaan ayahnya termasuk diperhitungkan. Di sini kamu hanyalah warga negara asing yang ikut pertukaran pelajar. Jika ada hal yang tidak baik terjadi padamu, kamu bisa saja di deportasi dan dikeluarkan dari kampus.

Aku tidak perduli bang. Aku di sini memang orang biasa tapi di negaraku bahkan ayahku bisa membuat orang sampai di deportasi atau tidak bisa pulang selamanya.

Baiklah!! Kamu pasti sudah mendengar semua dari ibu. Tapi aku masih penasaran ada hubungan apa dulunya sehingga lelaki itu tidak mau meninggalkan Imel.

Putra mengambil Ipad dan memutarkan rekaman pembicaraan Ibu Zen dan Daniel.

Aku tidak ingin kamu gegabah Zai. Biarkan aku yang mengurus Imel. Kamu cukup memastikan jika dia tidak bicara dengan Dan ketika tidak bersama ku.

Baiklah bang. Tapi jika dia mencoba menggunakan cara yang tidak baik untuk mengganggu Imel. Akan aku habisi mereka.

Putra, Dave dan Chan yang mendengar kata-kata langsung terkaget dan saling menatap. Bingung dengan kata-kata Zai.

Zai, aku dan Imel akan keluar kota sekitar 1 minggu. Aku titip ibu padamu, jika kamu ada waktu senggang. Tolong sesekali lihat keadaannya.

Mau kemana bang?

Aku akan mengajak Imel menenangkan pikirannya ke suatu tempat. Akan aku infokan setelah kami sampai di sana.

Baiklah!! Aku akan menjaga ibu. Kalian hati-hati ya di sana.

Dave, Chan dan Tari apakah ikut tanya Zai?

Belum tau jawab Dave. Ada beberapa pekerjaan yang harus kami lakukan.

Kami pulang duluan ya, kalian istirahatlah. Apa lagi kamu baru pulang pasti lelah ujar Chan, istirahatlah dulu.

Bos!! Besok pagi-pagi sekali kita harus ke kantor. Dan mengurus semuanya, setelah itu kamu bisa bersantai ucap Dave dengan nada mengejek.

Baiklah sekretaris Dave dan manajer Chan hati-hati di jalan, dan terima kasih atas penjagaannya. Mulai sekarang aku ambil alih keselamatan Imel jawab Putra sambil tertawa.

Puku! Apakah kamu akan dinas lagi?

Tidak!! Putra sambil berjalan menuju ke kamar untuk berganti pakaian.

Terus maksud bersantai kata Dave?

Kita akan berangkat besok siang.

Berangkat kemana?

Ke Bintan!!

Bintan?

Ya salah satu pulau di kepulauan Riau. Kita akan istirahat di sana untuk beberapa hari!!

Kenapa? Apakah ada hal serius?

Tidak ada, aku hanya ingin kamu merefresh pikiranmu. Sekalian kita jalan-jalan. Kamu belum pernah ke sana kan?

Imelda menggelengkan kepala.

Kamu tidak suka?

Suka, aku sangat suka bisa pergi denganmu Puku. Tapi apakah tidak mengganggu pekerjaan? Kita sudah sangat sering izin.

Semua pekerjaan di handle oleh Dave kamu tenang saja.

Apakah ini ada hubungannya dengan Daniel atau Reyhan?

Tidak ada sama sekali Hon, aku hanya ingin punya waktu berdua denganmu. Apakah kamu tidak mau? Putra menatap lampu yang mulai berhidupan dari gedung-gedung di depan kamar mereka.

Puku, sudah ku katakan. Aku akan ikut kemana pun kamu membawa ku. Tapi jika kita berangkat hanya karena masalah Rey dan Dan, bukanlah lebih baik kita menghadapi mereka.

Putra mencoba menahan emosinya. Karena sebetulnya yang di takuti Putra bukan Daniel atau Reyhan tapi kenyataan jika Imelda tidak memilihnya lagi. Tapi bagaimana pun, dia harus menahan diri agar tidak egois. Dia hanya ingin menghabiskan banyak waktu dengan Imel, dan berusaha membuat Imel jatuh cinta padanya sebelum ingatannya kembali.

Imelda memeluk Putra dari belakang. Ayo kita berangkat besok. Kamu tidak harus menjelaskan jika kamu rasa tidak nyaman. Aku akan membereskan pakaian yang akan di bawa, kamu bersih-bersih dulu setelah itu aku siapkan makan malammu.

Putra membalikkan badannya dan melihat Imelda. Maafkan aku Iku, aku benar-benar egois. Karena rasa ketakutan ku kehilanganmu membuatmu harus ke sana ke sini menghindari Daniel.

Imelda menyandarkan kepalanya ke dada Putra. Puku, sudah ku katakan bahwa apa pun situasinya nanti. Aku sudah menjadi istrimu dan akan tetap memilihmu. Aku memang belum bisa membuktikannya karena sampai sekarang ingatanku belum kembali.

Apakah kamu ingin kita menulis ulang kontrak?

Putra tertawa, kamu sepertinya suka sekali membuat perjanjian Iku.

Ini semua karena suamiku tidak percaya pada istrinya sendiri. Imelda melepaskan pelukannya dan duduk di kursi di sudut kamar itu.

Aku bukan tidak percaya pada istri sendiri tapi rasa sayang dan cintaku padamu membuat aku sangat cemburu. Terutama pada Daniel karena dia adalah orang yang pernah kamu sukai dulu.

Imelda membantu Putra melepaskan Jas nya. Kalau kamu mau cemburu, aku dulu pernah sangat menyukai Reyhan bahkan 5 tahun aku pernah menyimpan perasaanku padanya. Aku bahkan pernah menyukai Aldi kakak kelasku. Kenapa kamu cemburunya cuma sama Daniel? Apa karena kami dulu pernah bermain pernikahan palsu?

Putra mengangkat kedua bahunya.

Kamu lebih unggul dari semuanya Puku. Aku pernah menyukai Rey tapi dia tidak memilihku dulu tapi kamu tanpa ragu memilihku dan aku sudah menyerah tentangnya jauh sebelum kita bertemu. Sedangkan Aldi, aku mengaguminya dan dia hanya menganggapku adik kecil baginya sedangkan kamu menganggap ku wanita walaupun umur kita terpaut hampir 9 tahun. Dan Daniel, aku pernah pura-pura menikah dengannya dan menikah Asli denganmu. Apa lagi yang kamu irikan dari mereka Puku?

Putra tersenyum semangat mendengar ucapan Imelda.

Ada satu yang bisa membuat kamu lebih unggul dari mereka, apakah perlu kita memiliki penerusmu dulu agar kamu tidak meragukanku lagi? Bukankah jika sudah begitu, kita tidak akan berpisah karena ada yang mengikat kita.

Putra terpaku beberapa saat dan memukul ringan kepala Imelda.

Ah sudahlah!! Aku mau mandi sekarang, selesaikan dulu kuliahmu. Baru kita membicarakan hal itu. Siapkanlah semua yang akan dibawa besok, aku sudah janji pada Ibu kita akan tidur di sana malam ini sekalian kita izin akan ke Bintan besok.

Baiklah!! Padahal aku yang akan mengandung dan melahirkan, tapi kamu yang kelihatan lebih takut jika aku hamil sekarang gerutu Imelda.

Putra menutup telinga dengan kedua tangannya, dan masuk ke kamar mandi tanpa menghiraukan gerutuan Imelda.

Ibu terlihat senang melihat Putra dan Imelda datang. Kamu tidak apa2 sweety?

Maaf ya bu, tadi Imelda langsung ke apartemen Putra. Padahal kami tadi pamitnya hanya lari pagi saja.

Tidak apa-apa sayang, yang penting kamu nyaman. Ibu paham atas tindakan yang diambil oleh Putra. Dan ibu pun setuju, jika Daniel memang ingin bertemu denganmu. Harusnya dia tidak menghalalkan cara hingga Putra harus berada di luar kota. Bukankah lebih baik dia menemuimu ketika ada Putra kalau memang dia masih yakin dengan perasaanmu Tapi dia memilih datang karena tau Putra tidak ada.

Demi kebaikan Putra aku akan menuruti semuanya. Banyak yang sudah dikorbankannya untuk kita bu, mana mungkin aku melukai hatinya. Kadang aku bersyukur karena ayah memilihnya. Cintanya tulus dan semua yang dilakukannya hanya untuk menjaga Imel dan ibu tanpa memikirkan dirinya sendiri.

Kamu sudah besar sayang, ibu bangga padamu dan Putra adalah menantu idaman ibu.

Ah!! Terima kasih bu, karena sudah percaya padaku. Aku yang bersyukur karena memiliki ibu mertua yang sangat baik dan menyayangiku. Putra memeluk Nyonya Zen dengan erat...

Bu, kami besok rencana akan berangkat ke Pulau Bintan. Apakah ibu mau ikut? tanya Putra.

Ada apakah di sana? Ada acara kantor?

Tidak ada bu!! Putra hanya mau mengajak Imel jalan-jalan. Di sana kita bisa merefres sedikit pikiran.

Kalian saja yang pergi, ibu ada acara di Panti Asuhan tempat ayahmu sering menyumbang. Kalian bisa bersenang-senang

Baiklah bu!! Mulai besok Zai yang akan menjaga ibu di sini ujar Putra.

Tidak perlu repot-repot Putra, di sini ada Pak Bambang dan bibik. Belum lagi Zepri dan Pak Asep.

Tidak apa-apa bu, bukankah lebih baik ramai jadi ibu tidak kesepian jawab Putra sambil memeluk Ibu Zen.

Baiklah!! Terima kasih Putra..