Chereads / CEO Dadakan / Chapter 81 - Bayangan Masa Lalu (2)

Chapter 81 - Bayangan Masa Lalu (2)

Zai membantu Ibu Imelda menutup Pintu dan Jendela. Jam berapa bibik akan pulang bu?

Belum tau Zai, karena keluarganya sedang sakit parah maka ibu tidak memintanya cepat-cepat pulang. Lagian juga rencananya Imelda dan Putra tidak ada jadwal apa-apa hari ini jadi mungkin bibik merasa tenang.

Zai akan tunggu sampai ada yang pulang saja bu, ibu istirahatlah dikamar biar Zai menunggu di sini.

Jangan Zai, istirahatlah di kamar Meldyan. Nanti jika sudah ada yang pulang kamu bisa langsung pulang.

Apakah tidak apa-apa bu?

Ibu dan Imel sudah merelakan Meldyan, selama ini Ibu memang hidup dengan harapan Kakak nya Imelda masih ada. Dan terus melakukan pencarian sampai keadaan Imelda terluka di danau. Ibu menyesal karena sibuk mencari Kakaknya, Ibu malah melupakan Imelda. Untung saat itu Putra selalu ada di sampingnya jadi Imelda tidak terlalu merasa kesepian. Ibu dan Tuan Anggo sudah menghentikan pencarian kami, terakhir kami menemukan penculik Meldyan tapi ternyata Meldyan sempat melarikan diri dan menghilang. Sampai saat ini, ibu terus mendo'akan yang terbaik untuknya. Ibu berharap jika dia masih hidup, Tuhan akan memberikan hidup yang berkecukupan dan bahagia. Jika tidak, semoga Tuhan memberikan jalan untuk kami bertemu kembali.

Zai memeluk Nyonya Zen. Ibu tenang saja, Tuhan selalu memberikan yang terbaik untuk hambanya yang bersabar dan menerima cobaannya.

Sekarang kamu istirahatlah di kamar Meldyan ya, jangan sungkan. Meldyan anak yang baik, dia pasti akan berterima kasih padamu karena sekarang kamu ikut melindungi adik yang paling di sayanginya.

Zai akan terus menjaga Imel bu, karena Zai sudah menganggap Imel seperti adik Zai sendiri.

Nyonya Zen mengantarkan Zai ke kamar Meldyan untuk istirahat. Kamarnya yang dominan warna abu-abu. Terlihat masih banyak robot dan miniatur karakter film di dindingnya. Nampak sekali kalau kamar ini belum pernah di ubah. Karena masih tampak nuansa anak-anak. Di sudut jendela ada sofa kecil seperti tempat membaca yang bisa melihat keluar taman belakang. Zai tiba-tiba penasaran dengan kamar ini, dia duduk didekat jendela dan membuka satu per satu buku di dekat jendela itu. Bahkan Meldyan menyukai Komik seperti dirinya. Zai membuka lemari pakaian yang terlihat baju anak lelaki masih tersusun dengan Rapi. Rasa penasarannya makin besar, dia penasaran bagaimana muka Kakaknya Imel tapi menanyakan itu akankah membuat luka pada Imel dan Ibu Zen. Zai mencoba mencari siapa tau dia bisa menemukan foto kakaknya Imelda dikamar itu tapi sepertinya tidak ada satu pun photo di kamar itu.

Imelda kembali pukul 09.00 malam diantar Pak Asep dan Zepri. Ketika pulang dilihatnya bahwa suasana rumah sudah sepi. Zepri akan tidur dikamar Pak Bambang untuk berjaga malam ini sesuai pesan Putra.

Imelda langsung naik kelantai 2 dan membersihkan dirinya. Berganti pakaian dan menelepon Putra.

Hon, aku sudah dirumah sekarang. Sepertinya Ibu dan Zai sudah tidur. Aku mau istirahat dulu ya. Nanti kabari aku jika kamu sudah sampai.

Zai tidur di sana?

Iya, sepertinya karena Bibik belum pulang jadi Zai masih menemani ibu. Mungkin dia juga ketiduran, aku tadi langsung naik ke atas dan tidak memeriksa mereka dulu.

Tidak apa-apa, kamu istirahat saja. Aku akan menelepon Dokter Zain terkait Zai. Kamu istirahat saja dulu, aku akan mematikan Vcall setelah kamu tidur.

Aku Menyayangimu Puku...

Mee Too Hon...

Putra membiarkan Vcall nya aktif sambil mempelajari dokumen yang diberikan Dave.

Apakah Imel masih sering bermimpi buruk?

Sudah tidak lagi, tapi dia kadang-kadang takut jika tidur sendirian jawab Putra sambil memeriksa dokumennya.

hmm... apakah kamu sudah menghubungi Chan untuk memback up Imel jika sewaktu-waktu ada hal yang penting? Bukankah Chan lagi full jadwal promosi!

Aku hampir lupa, tolong kamu hubungi Chan. Bahwa kita kemungkinan besok malam baru bertolak dari kota Y. Jadi katakan padanya, mengosongkan jadwal yang penting. Karena jika sewaktu-waktu Imelda membutuhkannya, dia harus stand by.

Sepertinya kamu mulai santai karena ada Zai sekarang ujar Dave.

Ya, sepertinya aku agak santai karena Zai. Anak itu memang bisa di andalkan. Tapi tetaplah, dia bukan orang asli sini. Akan jadi masalah panjang kalau dia terluka karena Imel. Bapaknya termasuk keturunan Kerajaan Di sana. Aku tidak mau sampai berurusan dengan Kedutaan karena Zai.

Baiklah! Baiklah! Aku paham maksudmu.

Dokter Zain!! Maaf mengganggu waktumu malam-malam. Zai malam ini akan tidur di rumah Ibu Imel. Kebetulan aku dinas keluar kota, tadi Zai sedang main ke sana dan sepertinya ketiduran.

Oh Pantas!! Aku menghubunginya tidak diangkat!! Baiklah, terima kasih infonya Put...

Put, apakah kamu tidak masalah Imelda dan Zai sedekat itu?

Aku tidak masalah karena aku percaya pada Imelda.

Baiklah!! Aku akan terus mengawasi Zai. Karena obsesinya sekarang adalah Imelda, tapi aku jadi makin tertarik mencari tau obsesi ini di sebabkan oleh apa karena Zai sangat terobsesi pada istrimu.

Putra tertawa!! Asalkan obsesinya hanya ingin Imel aman aku bisa terima, jika ternyata obsesinya menjadi cinta. Aku akan memisahkan mereka jawab Putra.

Dokter Zain tertawa!! Katamu kamu percaya pada Imelda.

Karena aku percaya, aku tidak ingin dia berada dalam situasi yang membuat dirinya sulit.

Baiklah!! Kamu tenang saja, sampai sekarang belum ada obsesi Zai ke arah situ.

Terima kasih dokter Zain. Selamat malam, Putra menutup teleponnya.

Putra membuka CCTV di rumah untuk melihat keadaan rumah. Dan memeriksa CCTV di halaman juga. Setelah melihat semuanya, dia menghubungi Zepri dan meminta Zepri berjaga di ruang tamu.

Kita akan sampai di hotel 1 Jam lagi, apakah kamu tidak mau tidur Put.

Aku masih memikirkan kenapa tiba-tiba sekali ada masalah dengan Acara yang akan di gelar besok siang. Bukankah katamu semua sudah selesai dan tidak ada Artis Yang Menolak untuk acara itu?

Nah itu Put, kamu tau Roy kan. Dia adalah mantan pacarnya Rania.

Bagaimana aku lupa, dia yang aku lihat di hotel dengan Rania tempo hari.

Memang permintaan atas dia sangat besar dan kamu tau sendiri tarifnya. Kita sudah menyanggupi semua. Tiba-tiba dia mau membatalkan kontrak tanpa alasan dan mau membayar ganti rugi sedangkan orang yang hadir di acara itu sangat menantikan performance nya...

Rasa mau aku hajar artis sombong itu.

Aku akan menemuinya besok pagi, kamu sudah menolak pembatalan kontraknya kan?

Tentu, bisa hancur kita kalau dia sampai benar-benar tidak mau manggung.

Sudah kamu tenang saja, aku akan bicara padanya besok pagi. Bukankah dia di hotel yang akan kita tuju?

Ya!! Aku sudah mengatur semuanya. Dan manajernya juga sudah mau membantu kita. Karena menurut manajernya Roy berubah setelah menerima telepon dari Rania...

Apa lagi yang diinginkan wanita itu?

Ya Kamu sudah pasti tau jawabannya!

Dasar Roy bodoh, masih mempercayai Rania.