Daniel dan Dodzan tiba di Jakarta dengan pesawat pertama dari Bali. Dodzan malas satu mobil dengan Dan, dia memilih naik Taksi. Sifat kekanak-kanakan Dan membuat dia malas menanggapi kakaknya itu. Entah apa yang dipikirkan Daniel sampai membatalkan schedule di Bali demi mengejar Imelda yang sudah kembali ke Jakarta kemarin.
Dia tidak mengira Daniel akan sejauh ini, entah ini karena memang dia mencintai Imelda atau hanya karena Ego Imelda menikah dengan laki-laki dipandang rendah olehnya selama ini.
Mau kemana kamu ucap Lay padanya...
Aku naik taksi saja, lagian kalian tidak akan langsung pulang kan? kalian pasti masih mau mencari Imelda dan Putra kan. Aku mau istirahat, walaupun bukan lelah kerja. Tapi lelah telinga dan mata jawabnya sambil berjalan meninggalkan Daniel serta Layan.
Biarkan saja dia ucap Daniel sambil berjalan menuju ke mobil yang sudah menunggu mereka.
Kamu sudah mengecek keberadaan Imelda?
Sudah Tuan jawab Lay... Nyonya Imelda tidak pulang ke rumah Ibunya. Orang yang kita kirim memastikan itu.
Mereka pasti pulang ke apartemen Putra, kita langsung ke sana saja.
Baiklah Tuan.
Layan sebenarnya sudah mengirim orang juga untuk mengecek ke apartemen Putra tapi hasilnya nihil. Dia ingin Dan mengeceknya sendiri jadi setidaknya dia tidak akan mengamuk tidak jelas.
Sesampainya di apartemen itu, rombongan Daniel dan Layan memang di halangi oleh beberapa Petugas tapi Daniel menelepon pemilik gedung dan meminta izin untuk naik mengecek ke apartemen langsung. Chan memang sengaja menyiapkan beberapa penjagaan di depan pintu itu untuk mengelabui Daniel. Jadi Dan beranggapan bahwa memang Imelda di situ. Daniel dan Layan dihadang oleh orang-orang bayaran Chan sehingga akhirnya mereka mundur karena kalah jumlah.
Putra menonton dari CCTV yang sudah diletakkan sengaja oleh Chan.
Imelda masih terlelap tidur di samping Putra, selang infus masih tertancap ditangan kirinya. Sesekali Putra akan membenarkan selimut yang menutupi badan kecil istrinya itu. Menikahi Imelda tidak semudah yang dia bayangkan. Awalnya dia kira cukup menikah lalu membimbing Imelda hingga bisa menduduki posisinya. Tidak di sangkanya akan sampai sejauh ini. Gadis ini memiliki masa lalu yang sulit untuk dipahami, yang lebih tidak disangkanya lagi. Dia semakin mencintai Imelda. Bahkan mungkin Putra akan sulit melepaskan Imelda walaupun Imelda yang memintanya. Sebelum sejauh ini, Putra berpikir akan melepaskan Imelda ketika dia sudah siap tanpa Imelda pinta. Kalau sekarang, memikirkan Imelda dekat dengan lelaki lain saja dia sudah seperti mau Gila, apalagi sampai mau meninggalkan Imelda sepertinya tidak mungkin.
Apa yang kamu kerjakan? Kalau kamu ada yang mau diselesaikan di kantor tidak apa-apa, kamu bisa pergi ucap Imelda.
Kita masih masa Honeymoon Iku, itu yang orang-orang tau. Terlepas masalah Daniel ya!!
hem... Jadi kamu akan menemaniku terus 2 hari ini?
Yah... jawab Putra! Sambil mengusap kepala Imelda.
Puku!! Entah kenapa tiba-tiba aku terbersit Zai... Apakah Zai sudah pulang?
Kenapa tiba-tiba kamu memikirkannya?
Entahlah! Jawab Imelda santai sambil membenarkan duduknya. Dia sebetulnya sudah merasa segar tapi tetap saja dia belum bisa melakukan apa-apa karena infus masih tertancap di tangan kirinya.
Zai dan Dokter Zain akan di Indonesia selama 1 tahun. Dokter Zain diminta mengajar tentang psikologi di Magister Universitas tempatmu dan Zai mengambil pertukaran pelajar untuk Jurusan Komunikasi dan Public Relation.
Hem... Baiklah jawab Imelda!!
Apakah kamu merasa tidak nyaman?
Tidak juga jawab Imelda. Dokter Zain dan Zai selama ini baik padaku, Zai memang lumayan berlebihan dengan sikapnya tapi sejauh ini yang dilakukannya padaku adalah hal baik.
Apakah kamu menyukainya Iku?
Ya! Aku menyukai Zai jawab Imelda tanpa beban.
Seberapa besar sukamu padanya?
Aku bingung kalau harus mengukurnya jawab Imelda.
Putra melangkah ke arah Kaca di kamarnya yang memperlihatkan gedung-gedung tinggi, sambil menatap jauh.
Imelda melihat reaksi Putra yang tiba-tiba diam.
Dia bangun dan berjalan ke arah Putra.
Kamu kenapa Puku?
Tidak apa-apa jawab Putra. Kenapa kamu bangun dari tempat tidur. Ayo kembali.
Aku hanya mau melihat apa yang kamu lihat sampai terpaku?
Tidak ada!! Aku hanya mencoba menahan pikiranku.
Puku, aku sangat menyukai Zai tapi tidak akan melebihi rasa sukaku padamu. Kamu sudah melakukan segala hal untukku sampai hari ini. Apa kamu cemburu dengan Zai?
Aku cuma tidak merasa nyaman mendengarnya jawab Putra.
Imelda tersenyum, Puku aku haus bisa kamu ambilkan air untukku?
Baiklah, Putra membantu Imelda kembali ke tempat tidurnya dan keluar mengambilkan minum untuk Imelda.
Chan menelepon Putra!!
Put, kamu sudah melihat videonya?
Ya, Daniel sepertinya akan kembali lagi.
Ketatkan pengamanan mulai dari di bawah dan buat dia lebih yakin jika Imelda memang ada di situ.
Apakah aku perlu mengecek persiapan Inagurasi mu?
Aku ingin pengamanan ekstra untuk Imelda pada saat Inagurasi, jangan sampai lengah. Kita harus memastikan Imelda baik-baik saja sampai semuanya beres. Jika situasi mendesak terkait Daniel kamu bisa katakan, aku bersedia mempertemukan dia dan Imelda. Waktu dan tempat akan kita beritahukan segera.
Baiklah! Aku akan mengurus semuanya... Beri aku kontak sekretarismu, aku akan mengurus semuanya!
Aku belum memiliki sekretaris karena belum ada yang bisa aku percaya. Kamu hubungi langsung sekretaris perusahaan saja ya, dan aku akan kasih kontak panitia acaranya.
Baiklah!! Kamu hati-hati Chan...
Aku akan menjaga diriku, kamu tenang saja.
Ada apa Puku?
Tidak ada, Chan tadi menelepon terkait persiapan Inagurasi!!
Mungkinkah Dokter Zain dan Zai hadir?
Tidak ada alasan mereka untuk hadir ke acara itu.
Kalau Daniel?
Sebenarnya Daniel tidak ada hubungannya sama acara kita tersebut. Kamu tenang saja, aku akan memastikan kamu nyaman besok malam.
Terima Kasih Puku, kamu harus yakin padaku. Aku tidak pernah meragukan dirimu Iku, aku malah sering meragukan diriku sendiri.
Puku, aku ingin kamu yakin apa pun yang kamu lakukan aku akan mendukungmu. Kamu tidak akan melakukan hal yang akan melukaiku. Aku selalu percaya itu. Imelda memegang tangan Putra, aku tidak suka mukamu seperti ini ujar Imelda. Dia menatap ke arah Putra sambil tersenyum.
Putra tersenyum dan merangkul Imelda di sampingnya. Maafkan aku Iku, aku sudah berusaha menutupi perasaanku darimu tapi tetap kamu selalu bisa membacanya.
Puku, mana kontrak pernikahan kita kemarin?
Kenapa?
Bisa kamu ambilkan?
hem, untuk apa?
Aku ingin melihatnya!!
Putra membuka brangkas nya dan mengambil 2 Rangkap Kontrak yang dibuat mereka setelah pernikahan kemarin.
Bisakah ini kita hancurkan saja? ucap Imelda ke Putra
Kenapa?
Kalau kamu keberatan tidak usah ucap Imelda.
Tidak, maksudku kenapa tiba-tiba kamu mau menghancurkan ini?
Tidak apa-apa, hanya berjaga saja. Kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi pada kita ke depan. Ada baiknya ini menjadi janji kita berdua saja, akan menjadi masalah untukmu nantinya kalau ini sampai ada yang menemukannya.
Imelda merobek yang miliknya. Ini punyamu Puku, kamu bisa memilih menghancurkannya atau tetap menyimpannya.
Kalau kamu ingin menghilangkannya, kita bisa menghancurkannya bersama. Aku akan mengambil mesin penghancur kertas dulu.
Putra membawa mesin dari ruangan kerjanya dan memasukkan kontrak yang sudah dirobek Imelda. Lalu memasukkan kontrak miliknya untuk dihancurkan.
Puku apakah kamu tidak lapar?
Oh God!! Maafkan aku karena kelupaan. Kamu mau makan apa?
Terserah kamu saja!!
Maaf karena aku biasanya memang jarang makan pagi jadi lupa menyiapkan untukmu. Aku buatlan dulu ya!!
Kamu bisa masak?
Kamu bisa lakukan penilaian setelah aku selesai nanti ucap Putra sambil berlalu meninggalkan Imelda keluar kamar.