Chereads / CEO Dadakan / Chapter 70 - Inagurasi

Chapter 70 - Inagurasi

Hallo Ibu!!

Hay Sweety, bagaimana kabarmu?

Kami sehat ibu, tapi Putra dan Imel langsung pulang ke apartemen. Putra sudah menyiapkan 2 Room untuk kita bersiap besok. Bisakah ibu besok bersiap-siap saja di sini?

Tentu sweety, ibu juga sudah sangat merindukanmu dan ingin segera bertemu denganmu!

Baiklah ibu, kami menyayangi ibu.

Imelda menutup teleponnya.

Bagaimana? Ibu mau?

Iya, ibu merindukan kita jadi ibu akan segera menemui kita besok.

Sudah waktunya kamu istirahat sekarang ujar Putra.

Kamu mau kemana?

Ada pekerjaan yang aku harus periksa sebentar di ruang kerja. Kamu istirahat duluan ya, Putra mencium kening Imelda dan menarik selimut untuk menutupi badannya.

Baiklah!! Jangan terlalu larut, kamu butuh istirahat juga.

Baiklah! Putra berjalan keluar dan menutup pintu kamarnya.

Hp Imelda berbunyi, dilihatnya. Ada yang meneleponnya tapi nomornya yang tidak dia kenal. Bagaimana ini pikirnya, haruskah dia mengangkat telepon ini? Tapi bukankah, tidak ada yang tau nomor ini kecuali orang terdekatnya. Imelda berjalan menuju ruang kerja Putra dan bermaksud memberi tau Putra soal telepon ini, haruskah dia mengangkatnya?

Tapi dilihatnya Putra sedang menerima telepon dari seseorang. Aku ingin semuanya aman, kamu tau kan apa yang harus kamu lakukan? Dan pastikan tidak ada satu orang pun yang berusaha mendekatinya. Terserah bagaimana caranya, dia tidak boleh tau kalau sedang di awasi. Putra menutup teleponnya dan meletakkannya di meja dengan kuat sehingga menimbulkan suara yang membuat Imelda terkaget dan menjatuhkan Hp ditangannya.

Iku liat Putra ke Imelda yang terdiam di depan ruang kerjanya.

Maafkan aku, kamu pasti kaget melihatku tadi!! Dia memeluk Imelda dan menepuk pundaknya. Maafkan aku Iku... Maafkan aku, tidak seharusnya kamu melihatku seperti tadi. Kamu jangan takut ya, aku tidak akan pernah membentakmu seperti itu.

Maafkan aku karena lancang masuk ke ruangan kerjamu.

Tidak apa-apa, kamu bisa kemana saja yang kamu mau di sini. Jangan merasa bersalah.

Aku kira kamu sudah tidur tadi, ada apa?

Oh ya, aku mendapat telepon dari nomor yang tidak dikenal. Aku ingin menanyakan apakah perlu aku angkat? Karena seingatku tidak ada yang tau nomor ini, selain kamu, Chan dan orang-orang terdekat kita.

Putra mengambil HP Imelda yang terjatuh dilantai. Aku akan memeriksanya. Kamu kembali ke kamar dulu ya.

Putra menelepon Chan dan memberikan nomor telepon untuk dilakukan pemeriksaan siapa yang mendaftar atas nama nomor tersebut.

Put, nomor yang menghubungi Imelda adalah nomor Daniel. Sepertinya dia sudah mendapatkan nomor hp itu, mungkin dia mengira itu nomor mu karena nomor itu terdaftar atas namamu. Ada baiknya kamu mengangkat teleponnya, jika dia menelepon kembali.

Baiklah! Terima kasih infonya...

Iku, Putra mendekati Imelda pelan-pelan karena takut Imelda terkejut dengan kehadirannya.

Bagaimana?

Nomor yang menghubungimu adalah nomor Daniel. Sebenarnya nomor HP mu terdaftar atas namaku, mungkin dia mengira ini nomor HP ku. Kalau dia menelepon lagi, izinkan aku untuk mengangkatnya ya...

Hem... Baiklah... Jawab Imelda sambil memejamkan matanya...

Putra dan Imelda berangkat ke Hotel pagi-pagi sekali. Daniel pasti akan mencoba mencari titik GPS HP yang diteleponnya kemarin. Memang tidak akan mudah, tapi bisa saja itu terjadi. Karena malam ini akan ada Inagurasi Putra maka mereka memilih beristirahat sampai nanti jam makan siang.

Putra memesan makan siang di kamar dan Zepri mengantarkan setelan yang harus digunakan Putra dan Imelda malam ini. Seorang MUA akan datang pukul 15.00 untuk menghias Imelda dan Nyonya Zen.

Chan beserta sekper bekerjasama dalam hal pengamanan untuk acara tersebut, tambahan titik CCTV dan penjagaan tanpa seragam sudah mulai dikerahkan Chan dari semalam. Untuk memastikan bahwa tidak akan ada yang bisa mencelakakan Imelda.

Nyonya Zen, Tuan Anggo serta Putra dan Imelda memasuki ballroom secara bersamaan. Di Sana sudah berkumpul para jajaran Direksi serta para pemegang saham. Mereka menyambut Putra yang di dampingi Imelda menuju Kursi yang telah disediakan. Imelda berdandan flawless tapi sangat terlihat Elegant dengan perhiasan yang Putra berikan padanya. Kalung, gelang dan cincin serta jam merk kenamaan. Dia sungguh terlihat sangat berbeda, anggun dan sangat cantik malam itu.

Giliran pidato pertama Putra sebagai Direktur Aaw Group Company. Putra berdiri dan meminta Imelda mendampinginya.

Puku kamu tidak mengatakan kalau aku harus ikut ke atas podium ketika kamu memberikan sambutan.

Tidak apa-apa Iku, kamu cukup berdiri di sampingku saja. Setidaknya keberadaanmu bisa memberikan kekuatan untukku.

Putra memberikan pidato pertamanya, ucapan terima kasih dan harapan untuk perusahaan kedepan. melanjutkan visi dan misi perusahaan serta pengenalan Imelda secara resmi sebagai Nyonya Eka Putra disambut tepuk tangan oleh semua tamu yang hadir. Dari atas panggung Putra melihat Rania datang dengan Daniel di sampingnya. Diluar dugaan Chan dan Putra, bahwa Rania akan datang bersama Daniel. Apakah ini pertanda bahwa Rania betul-betul akan menyerahkan saham miliknya kepada Daniel!! Ini tantangan pertama Putra sebagai Direktur Aaw ketika Pesaing mereka bisa memiliki saham di perusahaannya. Ayah Rania termasuk memiliki 20% saham di Aaw Group Company yang sudah diubah atas nama Rania. Imelda memegang erat lengan kanan Putra. Putra tau kalau Imelda pasti melihat Daniel juga. Putra memegang tangan Imelda dengan tangan kirinya memberikan tanda bahwa semua akan baik-baik saja.

Setelah sambutan dari Putra, Para Jajaran Direksi dan Ibunda Imelda naik ke panggung untuk memberikan selamat.

Imelda dan Putra kembali ke kursi mereka dan mengikuti acara dengan tenang. Sesekali Putra berbisik ke arah Imelda untuk mengecek mood nya. Karena Putera tau Daniel dan Rania pasti memperhatikan mereka dari tadi dan itu pasti membuat Imelda tidak nyaman.

Untuk anak umur 17 tahun, Imelda memang pintar menyembunyikan emosi. Dalam kondisi dia tidak nyaman saja, dia masih bisa sangat tenang. Putra menggenggam tangan Imelda dan menyakinkan Imelda bahwa keadaan akan baik-baik saja.

Acara formal sudah selesai, sekarang waktunya Putra membahas beberapa pekerjaan dengan para pemegang saham. Dia tau ini pasti akan menjadi celah Rania dan Daniel mendekati Imelda. Putra sudah memperkirakan semuanya. Chan menggantikan posisi Putra di samping Imelda. dan beberapa orang berjaga tidak jauh dari tempat Imelda dan Chan duduk. Imelda selalu bisa tertawa dengan lepas jika bersama Chan dan Chan selalu tau cara membuat Imelda tertawa. Putra memastikan jaraknya tidak jauh dari Imelda, sesekali dia melihat ke arah Chan dan Imelda. Dia memang bisa diandalkan Putra tersenyum sinis ke arah Daniel yang mengangkat gelas wine ke arah Putra.

Putra menyelesaikan urusannya dengan cepat dan memohon pamit untuk menemani Imelda. Putra melihat Daniel dan Rania yang memandang terus ke arah mereka. Iku apakah kamu lelah? Kita bisa pulang sekarang!!

Tidak apa-apa Puku, aku sudah betul-betul pulih. Kamu bisa menemani tamu-tamu kita, aku akan menunggu di sini dengan Kak Chan. Ayolah, tidak enak dilihat mereka kamu hanya duduk di sini bersamaku.

Baiklah!! Jika kamu sudah mau lelah, panggil aku ya. Kita bisa langsung pulang ke rumah Ibu.

Imelda tersenyum dan mengangguk ke arah Putra. Putra mengecup kepala Imelda dan pergi berbaur dengan para tamu. Jaga Imelda ya Chan!!

Santai, dia juga adikku!! Lakukanlah tugasmu lanjut Chan.

Daniel sudah tidak tahan melihat Putra yang sok pamer di depannya. Ran, kamu salah satu pemegang saham. Bukankah harusnya kamu juga berbaur dengan mereka?

Aku malas Niel, ini bukan jiwaku. Aku mengambil alih karena inilah satu-satunya cara aku bisa bertemu dengan Putra, aku sungguh tidak tertarik dengan bisnis.

kalau ini satu-satunya cara, bukankah harusnya kamu mendalaminya. Agar bisa lebih dekat dengannya? jawab Daniel.

Ah!! Sudahlah... Aku akan mengurus urusanku sendiri jawab Daniel sambil berjalan ke arah Imelda.

Maaf Tuan, silahkan lewat sebelah sini.

Aku bukan mau lewat, aku ingin menemui Chan. Dia teman dekat adikku!!

Chan mendengar apa yang diucapkan Daniel karena mereka menggunakan earphone yang terhubung.

Imel, aku harus mengurus yang satu itu dulu. Kamu tunggu di sini!! Ada apa Kak? Apakah dia ingin menemui ku?

Ya!! apalagi maksud kedatangannya kalau bukan untukmu.

Aku tidak apa-apa kak, biarkan dia ke sini!!

Maafkan aku Imel tapi Putra mengatakan bahwa ini belum waktunya dia bertemu denganmu.

Baiklah!!! apa yang akan kamu lakukan?

Aku akan menyampaikan pesan Putra untuknya. Chan memanggil Zepri untuk berjaga di dekat Imelda.

Zepri jaga Nyonya Putra dengan baik, jika satu saja ada orang yang bisa mendekatinya. Maka habis cerita tentangmu...

Siap Pak Bro, jangan takut... Saya tidak akan membiarkan orang mendekati Nyonya.