"Ya udah sini sama gue aja, " ujar Rico sambil berjongkok di depan Klara, Klara pun tersenyum lebar, ia langsung naik ke punggung Rico dan mereka langsung pergi ke tempat tadi.
Setelah berada di sana, Klara langsung pamit untuk pulang saja, karena ini sudah malam. Dan yang lainnya pun berniat untuk pulang saja malam ini, rasanya mereka butuh istirahat yang cukup.
Sampailah Klara di depan rumahnya namun entah kenapa moodnya selalu kembali memburuk setiap kali menatap rumah ini, rumah yang terlihat menyimpan berbagai kebahagiaan di dalamnya, namun itu malah sebaliknya jika mereka benar-benar sudah masuk ke dalam rumah itu. Mereka pasti dapat melihat berbagai duri menancap di mana-mana, bahkan sang penghuni nya juga bukannya saling melindungi malah saling memberi luka.
Klara berjalan dengan gontai masuk ke rumahnya, ibunya sedang berdiam diri di ruang keluarga, sedangkan ayahnya sedang bekerja seperti nya di ruang kerja, karena pintu ruang kerja ayahnya hanya terbuka sedikit dan menampakan ayahnya di sana, jadi dapat di simpulkan kalau ayahnya sedang bekerja.
Tanpa mau menyapa Klara langsung berjalan naik ke kamar, ia benar-benar sudah mengantuk, sebenarnya ibunya tau kalau Klara pulang namun untuk melihat nya saja malas, apalagi kalau menyapanya, dia benar-benar tidak mau walaupun itu adalah anaknya sendiri.
Sesampainya di kamar Klara langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, setelah selesai dari kamarandi ia langsung tidur di kasurnya. Dan ia juga mulai memejamkan matanya, ia rasa dunia nyata benar-benar melelahkan, jadi ia saat ini ingin melihat dunia mimpinya.
Di tempat lain Julian sedang menatap sebuah langit di balkon kamarnya sambil mengembuskan asap rokok dari mulutnya, hari ini ia benar-benar merasakan hal yang aneh, entahlah ia juga tidak tau apa rasa aneh itu.
Ia menyenderkan kepalanya di senderan kursi, lalu ia menejamkan matanya sambil mematikan rokoknya, lalu ia lempar ke sembarang arah.
👑👑👑👑👑👑
Matahari kembali menampakkan sinarnya, seorang gadis sudah bangun sebelum matahari terbit, ia saat ini sudah selesai memakai seragam sekolah, sebenarnya ia bangun sepagi ini untuk menghindari kedua orang tuanya.
Setelah selesai ia langsung pergi karena ternyata benar saja kedua orang tuanya belum bangun dari tidur pulsanya, ia bukan pergi ke sekolah namun berhenti di depan rumah kemarin, ia tidak turun dari mobilnya ia hanya berdiam di sana sambil mengambil rokok dari saku bajunya.
Setelah itu ia mulai menyalakan rokok tersebut dan mengisapnya, lalu menghembuskannya kembali ke udara sambil sesekali ia tersenyum kecut sambil menatap langit, ia membuka kaca mobilnya untuk menatap langit yang sudah mulai terang.
Beberapa menit berlalu akhirnya keempat temannya datang dalam satu mobil, mereka menggunakan mobil Erik, bilangnya sih mereka malas untuk menyetir mobil hari ini.
"Woy udah gue bilangin yah, jangan ngerokok masih aja bantah, " Rico turun dari mobilnya dan langsung mengambil rokok dari tangan Klara lalu membuangnya.
Klara menatap sedih pada rokok yang di buah oleh Rico, lalu setelah itu Dinda menatap tajam ke arah Rico, " Apa-apaan sih, sayang tau gak, " balas Klara.
"Gue kan udah bilang jangan ngeroko, " balas Rico.
"Ok iya gue gak bakalan ngerokok lagi deh hari ini, " ujar Klara sambil melempar beberapa rokok yang tersisa.
"Jangan cuman hari ini doang, tapi selamanya, " balas Rico.
"Ah udah, lu malah pada ribut mau berangkat sekolah gak? " tanya Erik yang kesal melihat kerubutan mereka.
"Iya, minggir, gue yang bawa mobil, " Rico menyuruh Dinda untuk minggir.
Mereka pun sekarang mulai berangkat ke sekolahnya.