Chapter 69 - Merusak Ritual

Reruntuhan kota tepat setelah matahari terbenam, Alan berdiri di depan patung dengan tangan memegang sebotol ekstraksi pohon dunia.

Setelah meneliti inti formasi tadi siang, Alan berhasil mengkonfirmasi bahwa inti formasi memang telah di modifikasi, yang sepertinya akan digunakan sebagai alat untuk melakukan sebuah ritual khusus.

Ritual kuno yang berfungsi menjebak dan mengumpulkan banyak jiwa untuk memancing Undead tingkat tinggi.

Alan tidak tahu mengapa Necromancer ingin melakukan ritual yang ketinggalan zaman seperti ini, yang pasti Alan ingin mengucapkan permintaan maaf karena dia di sini bersiap untuk menghancurkan ritualnya.

Bukan karena ritual ini jahat atau terlarang, lagi pula inti formasi hanya di gunakan untuk menjebak, bahkan jika umpan jiwa di makan oleh Undead tingkat tinggi mereka akan tetap bereinkarnasi.

Satu-satunya alasan Alan ingin menghancurkan ritual ini, hanya karena Alan merasa ritual ini sangat sia-sia.

Sama seperti ketika melihat orang yang memancing di kolam renang, siapa pun pasti tidak bisa menahan untuk tidak mendorong orang itu dari belakang dan berkata "Guoblog, ngapain sih elu"

Tentu Alan tidak hanya ingin menghancurkannya, dia juga harus mendapatkan hasil dari penghancuran ritual ini, jika tidak bahkan jika ritual ini adalah ritual terlarang yang bisa membahayakan kota terdekat, Alan masih tidak peduli, paling-paling Alan hanya akan meminta Laura melaporkannya pada lembaga pengelola reruntuhan terdekat.

Ide ini membuat Alan sedikit teringat, dia dulu pernah mendengar dari salah satu temannya, bahwa tingkat bahaya reruntuhan ini diperbarui berkat laporan oleh seorang gadis Elves Ra yang tidak di sebutkan namanya, Alan memang merasa gadis itu adalah Laura.

Tapi dengan campur tangan Alan di sini telah mengakibatkan sedikit perbedaan antara Laporan tersebut dengan situasi sekarang.

Alan mengingat laporan ini karena ia menemukan sesuatu yang menarik, dalam laporan lama disebut kan bahwa teman-temannya terjebak di reruntuhan ini dan kemudian di depan matanya teman-temannya di bunuh oleh seorang pria gila, tidak hanya membunuh teman-teman Laura, pria gila itu juga membunuh semua hantu di kota ini satu-persatu.

Terutama setalah Alan melihat modifikasi pada inti formasi, Alan jadi mulai mengerti semuanya termasuk bagaimana cara Ladur menyelesaikan reruntuhan.

Pria gila bukanlah Necromancer maupun robot, melainkan Ladur sendiri.

Kemungkinan besar Ladur juga telah memanfaatkan ritual ini untuk mendapatkan bahan utama promosi menjadi Necromancer. Masih tidak diketahui detail bagaimana Ladur menyelesaikannya, tapi yang pasti Ladur perlu membunuh atau membersihkan semua hantu di kota ini untuk mendapatkan item atau bahan utama promosi menjadi Necromancer.

Alan sendiri tidak berniat menggunakan cara Ladur meskipun itu lebih aman daripada cara yang akan Alan gunakan, ini terutama karena Alan tidak punya banyak waktu untuk mencari tahunya.

Sepanjang sore ia telah sibuk memodifikasi inti formasi untuk menambahkan beberapa fungsi baru dan menghapus beberapa fungsi lama.

Tentu karena item yang Alan butuh kan adalah item yang sama dengan item yang Ladur dapatkan, Alan sudah memberitahu Laura untuk membawa teman-temannya pergi sejauh mungkin, lebih baik bahkan jika dia mengikat teman-temannya di pohon agar mereka tidak kehilangan kendali nanti.

Setelah memastikan matahari telah terbenam dan hantu-hantu telah kembali bermunculan, Alan membuka botol di tangannya dan menuangkan sedikit ke tanah.

Dalam sekejap rumput di sekitar area yang terkena ekstraksi daun pohon tumbuh semakin lebat, membuatnya seolah waktu pertumbuhan rumput seolah dipercepat, membuat siapa pun merasa tertarik untuk terus melihatnya.

Oh kecuali Alan, dia bahkan tidak terlihat ingin melirik pemandangan menakjubkan ini sedikit pun, pandangannya hanya terfokus pada hantu-hantu yang berlari mendekat dengan sangat cepat, begitu bersemangat seperti ibu-ibu yang menemukan barang-barang diskon.

Inilah mengapa Alan berkata cara ini tidak terlalu aman, meskipun ia yakin ia masih bisa selamat dari banjir hantu ini, telapak tangannya masih berkeringat dingin karena gugup.

Namun sepertinya kegugupan Alan tanpa dasar, karena begitu hantu mendekat pada area formasi yang Alan atur di tanah hantu langsung tersambar oleh listrik.

Suara bzzztt tanpa akhir terdengar memenuhi daerah sekitar.

Setelah Hantu telah terkumpul banyak, Alan langsung menyalakan formasi ritual yang Alan modifikasi, membuat hantu-hantu yang tertegun tersedot dan berkumpul menjadi bola di depan Alan.

Tanpa penundaan Alan langsung menangkap bola tersebut, menggunakan spidol biru ia menggambar sebuah lingkaran sihir di atasnya.

Begitu selesai di gambar, lingkaran sihir langsung menyala bersamaan dengan itu bola hantu transparan yang semula berukuran bola basket, kini semakin mengecil berubah menjadi ukuran bola pingpong, warnanya juga mulai berubah daei yang awalnya putih transparan berubah menjadi hitam pekat.

Alan terus mengulangi gerakan yang sama hingga hantu di sekitar tidak tersisa lagi. Pada akhirnya ia mendapatkan 5 buah bola Pingpong hitam.

Sedikit melelehkan, tapi sial untuk Alan sepertinya ada seseorang yang tidak mau membiarkannya beristirahat.

"Bajing*n, siapa yang baru saja merusak ritualku"

Suara menggelegar terdengar dari hutan di selatan kota.

Alan tidak terkejut mendengar datangnya Necromancer ini, lagi pula berbeda dengan Ladur yang membunuh hantu satu persatu dengan diam-diam, Alan telah merusak ritual dengan sangat mencolok dan terang-terangan.

Bisa di bilang bahaya sebenarnya, dari cara yang di pilih Alan baru saja tiba.

"Jangan lari kau bajingan kecil"

"..." sial siapa juga yang mau Lari? Ini adalah fitnah.

Tapi Alan tidak menyangka pria yang sedang melayang ke aranya, memiliki wajah yang cukup familiar.

"Kau...Kau ayahnya Ladur?"

Wajahnya sama dengan wajah pria di lukisan yang ada di rumah Ladur.

"Oh kau mengenal pemilik tubuh ini? Tapi bahkan jika kau mengenal pemilik tubuh ini aku sama sekali tidak berniat untuk mengampuni bajingan kecil"

"..." Alan merasa ingin mengatakan banyak sekali kata umpatan untuk menggambarkan suasana hatinya.

Tapi jika mengabaikan kata-kata Necromancer, dan melihat fakta bahwa dia tidak lagi marah, Alan merasa hukuman yang dalam antara Necromancer dan Necromancer yang menempati tubuhnya.

Tapi tidak seperti yang Alan pikirkan, di dalam sebenarnya Necromancer masih mendidih marah.

Bagaimana mungkin dia memaafkan si bangs*t yang sudah merusak semua usahanya?!

Hanya karena jiwa sialan yang masih tersisa di tubuh ini membuat Necromancer terpaksa menahan amarahnya.

Tetap saja, apa-apaan sih? Padahal selama ini jiwa sisa ini selalu mau menurut setelah ia berjanji akan memberikan kekuatan kepada salah satu anaknya yang di tinggal mati. Paling-paling dia akan meminta jiwanya sesekali pulang ke rumah.

Tapi hanya dengan satu kalimat kecil, jiwa sialan ini mulai memberontak lagi.

Untungnya lawannya hannyalah penyihir tingkat rendah, melihat dirinya melayang dengan hebat dia bahkan terdiam ketakutan dan tidak mampu melarikan diri.

Jalur mananya juga belum stabil, menandakan dia belum lama ini menjadi Penyihir, karena tidak adanya akumulasi pengalaman kemampuan bertarungnya dalam sihir pasti juga sangat buat.

Melihat otot yang begitu tidak terlatih, Necromancer juga tidak lagi khawatir dengan kemampuan bertarungnya, dia bisa menjaminnya karena dia pernah meneliti berbagai macam tubuh semasa ia hidup.

Di bandingkan tubuh barunya ini tubuh lawan tidak bisa di bandingkan. Necromancer tidak bisa untuk tidak mencoba memamerkan otot-otot tubuh barunya.

Berpose di udara seperti binaragawan.

Alan "..."

Lihat dia bahkan terintimidasi lagi.

Untuk membuat musuh lebih terintimidasi Necromancer memutuskan untuk langsung menggunakan sihir kebanggaannya.

"Death Arrow" segera 3 buah panah hitam terbentuk di sekeliling.

Ini adalah sihir ciptaannya sendiri, berbeda dengan mana arrow sihir ini tidak merusak tubuh melainkan menyerap esensi kehidupan target, yang membuatnya lebih fatal dibandingkan mana arrow, sihir ini juga menggunakan lebih sedikit energi.

"Release" Necromancer meluncurkan tiga Death arrow ke arah lawan.

Meskipun dengan ini pertarungan akan menjadi sangat singkat, Necromancer hanya bisa menyalahkan lawan karena lemah.

Dengan tatapan menghina, tepat ketika panah hampir mengenai tubuh lawannya Necromancer melihat lawan jongkok ke samping dan pada akhirnya terhindar dari lintasan panah.

"..."

Necromancer meragukan pandangan matanya sendiri, ia merasa seolah panah baru saja menghindari lawannya?

Necromancer memutuskan untuk mencobanya lagi, kali ini dengan 15 panah sekaligus, ini adalah batas karena penurunan kekuatannya saat ini.

"Death Arrow Release"

Ia yakin kali ini musuh tidak akan bisa lolos.

Tapi ia di takdirkan untuk kecewa, Necromancer melihat lawan melakukan lompatan menyamping dengan sangat indah, membuatnya ingin bertepuk tangan.

"!!!" Tidak- tunggu- Wtf???

Apa-apaan dengan lompatan yang menakjubkan itu?