Chapter 70 - Menyesal

Necromancer masih tidak mau mengakuinya, dia kemudian memutuskan melancarkan serangan tipe Aoe, memastikan kali ini musuhnya tidak memiliki tempat Untuk melarikan diri.

Saat dia mengangkat tangannya hampir secara instan matahari putih muncul di atas kepalanya, matahari yang sangat dingin, bahkan tangannya yang di gunakan untuk merilis matahari itu, kini telah di tutupi lapisan es.

Suhu sekitar segera turun drastis, bahkan jika musuh melarikan diri sekarang dia pasti masih akan membeku dan terpaku di permukaan tanah.

Tapi Alan sama sekali tidak berniat untuk melarikan diri, ia hanya mencemooh Necromancer yang merupakan hal yang sangat penting dari tipe sihir.

Meskipun matahari putih hampir muncul secara instan, Sihir Aoe ini masih membutuhkan waktu 4 detik untuk menstabilkannya, jika tidak bahkan sebelum menyentuh musuh matahari akan memudar tepat setelah di lepas kan.

Melihat dari Area yang akan di hasilkan mungkin dia memang tidak akan bisa melarikan diri, tapi itu tidak masalah karena dia tidak bermaksud menghindar kali ini.

Tepat setelah matahari itu muncul tangan Alan sudah maju ke depan, kemampuan pemahaman antara otak dan tubuhnya benar-benar di tunjukkan kali ini, di saat otak baru selesai menentukan rencana tubuh sudah mulai mengimplementasikannya.

Dari telapak tangannya di tembakkan begitu banyak peluru-peluru dan itu bahkan instan, seperti senapan mesin serbu.

Necromancer terkejut dan ketakutan melihat ini, dia berusaha menghindar dan reaksi dari tubuh yang ia rasuki tidak membuatnya kecewa, setiap bagian tubuhnya seolah memiliki kesadaran dan berteriak untuk melarikan diri.

Sayangnya dibandingkan 'senapan serbu' milik Alan, kecepatan manusia yang ia miliki masih kalah.

Necromancer hanya bisa menatap ketika melihat beberapa peluru hendak mengenai tubuhnya.

Tepat saat dia bersiap terhadap rasa sakit yang akan datang, dia melihat peluru putih pecah ketika menyentuh pakaiannya, mewarnai pakaiannya coklat abu-abunya dengan warna putih, dan kembali bersih 2 detik setelahnya.

Peluru bahkan tidak menembus pakaiannya, setelah beberapa detik lag, Necromancer menyadari bahwa dia telah di tipu, itu bukan peluru ofensif, seharusnya dia sudah memperkirakan ini mengingat musuhnya bahkan belum genap 1 bulan menjadi penyihir, dan apa yang membuatnya semakin marah adalah karena sihirnya gagal di rilis berkat reaksi menghindari 'tingkat tinggi' yang ia lakukan, kini mataharinya telah terurai menjadi hembusan dingin ke udara.

Dengan jengkel dia berbalik kembali menatap musuhnya, hanya untuk mengetahui musuh tidak lagi di tempatnya, musuh telah melarikan diri.

"Bajing*n, jangan berpikir kau bisa melarikan diri dariku"

Necromancer terbang mengejar dengan sangat cepat, namun Alan tidak kalah cepat meskipun ia berlari dengan begitu banyak hambatan di permukaan tanah.

Itu semua berkat pola-pola biru yang bersinar dari paha hingga ke sepatunya.

"Sihir selalu membutuhkan waktu sebelum bisa di lepaskan, karena itu penyihir harus mempersiapkan segalanya sebelum pertarungan di mulai, menjalankan rencana dan memastikan kemenangan di akhir adalah gaya bertarung seorang penyihir" mentornya pernah mengatakan ini kepadanya, tapi ketika Necromancer mengingatnya sekarang, nasehat ini malah membuatnya berwajah masam.

Musuh telah melakukan persiapan penyihir sedangkan ia tidak. Sebelumnya setelah melihat tingkat kekuatan musuh yang sangat rendah kata 'persiapan' bahkan tidak lagi ada dalam kepalanya, Ia berpikir hanya dengan perbedaan kekuatan ia bisa menang dengan sangat mudah.

Namun alasan sebenarnya dia tidak melakukan persiapan adalah karena dia tidak pandai dalam melakukannya, dia tidak tahu esensi dari 'memprediksi masa depan' yang di katakan mentornya berkali-kali, dia tidak pandai menyiapkan rencana, yang lebih buruk lagi dia bahkan tidak pernah mencoba memperbaikinya.

Lagi pula, berbeda dengan mentornya yang lahir dan hidup di era perang, ia sendiri tumbuh di era yang damai, dia bahkan tidak pernah bertarung, dia hanya menyukai perasaan mempelajari sihir.

Meskipun mentornya selalu memintanya untuk bersiap dan dia sendiri selalu mengangguk mengerti, jauh dalam hati Necromancer menolak pandangan gurunya itu, menganggapnya sebagai pandangan yang sudah ketinggalan zaman.

Selama dia bisa meneliti dan mendalami hobinya ia sudah puas.

Hingga ketika perang lain tiba, baru kemudian dia menyesali dirinya yang lama yang tidak mendengarkan nasihat mentornya.

Dia menyesal tapi sudah terlambat, dia terlalu ketakutan hingga ia tidak mampu lagi untuk belajar, sejak mentornya yang bahkan merupakan veteran medan perang terbunuh dalam perang, Necromancer telah sepenuhnya kehilangan keinginan untuk bangkit dan melawan, dia terus melarikan diri berharap ada sebuah kota yang terhindar dari perang.

Dan harapannya terjawab ketika ia menemukan sebuah retakan ruang, kota damai yang ia dambakan ada di dunia lain, tanpa ragu ia melompat ke dalamnya, tidak berpikir sedikit pun dari kesalahannya dan mengabaikan bahaya perpindahan ruang tanpa persiapan.

Sebagai hasilnya perpindahannya tidak berjalan mulus, dia tidak terlalu mengingat apa yang terjadi dalam lorong ruang, saat dia sadar dia telah tiba di dunia tidak di kenal, menjadi seonggok jiwa yang di jadikan inti sekunder di sebuah kota.

Terjebak di sana dalam waktu yang lama, tentu selama itu ia tidak menganggur, dia mencoba mempelajari formasi dan bahkan berhasil memodifikasi inti formasi dari jarak jauh.

Selama ratusan dia melihat berbagai makhluk aneh tinggal di sini untuk sementara, dia melihat banyak arkeolog mati karena makhluk-makhluk aneh itu.

Jiwa mereka terjebak untuk terus tinggal di kota, jika rencananya berhasil dia bisa memanggil Undead tingkat tinggi untuk meratakan semua yang ada di dalam kota sehingga inti formasi rusak dan akhirnya ia bisa kembali bebas.

Sayangnya bahkan setelah ratusan tahun yang lain dan jiwa semakin banyak, Undead tingkat tinggi masih belum datang.

Ia kehilangan harapan dengan rencananya dan tidak lagi bersabar, ia memutuskan untuk membuat rencana lain.

Dia berusaha memecah kan pengekang inti formasi sekali lagi, dan hari itu akhirnya tiba, menggunakan modifikasi darinya dia berhasil keluar untuk sementara waktu dan merasuki ketua kelompok arkeolog yang saat itu sedang menjelajahi reruntuhan.

Dia merasa senang, dia merasa puas, dia ingin melampiaskan kekesalan lamanya kepada para arkeolog di tempat.

Sayangnya dia tidak menyangka jiwa dari pemilik asli masih tidak sepenuhnya terhapus, ini sepenuhnya karena tingkatnya sebagai penyihir telah menurun

Namun karena kekuatan tubuh barunya terlalu menarik baginya, dia tidak mau mengembalikan tubuh baru begitu saja. Sejak hari itu ia bersembunyi lagi sambil mencoba memperbesar kontrol pada tubuh barunya hingga, dan hasil akhirnya membuatnya berkompromi.

Menunggu setelah memanfaatkan begitu rencana lamanya di gunakan kembali untuk mempromosikan tingkat sihir nya lagi, baru dia akan mengembalikan tubuhnya.

Jiwa yang menyebalkan ini akhirnya kembali tenang, setelah Necromancer menyetujui syarat tambahan yang diberikan.