"Mengecek Darah? Untuk apa?"
Aku merasa percakapan ini sedikitnya menarik, terlalu banyak peluang untuk melakukan kebohongan putih.
"Kau akan tahu nanti"
Sambil memasang senyum misterius, aku menggambar Huruf S yang ditusuk di atas meja dengan spidol biru, mengurungnya dengan sebuah segitiga yang memiliki lingkaran kecil di salah satu ujungnya.
"Sekarang Laura, bolehkah aku minta satu tetes darah darimu? Oleskan pada ujung peta"
"Kau berniat menggunakan darahku sebagai bahan untuk mantra? Tapi ini tidak berbahaya kan?"
Perlu menggunakan bahan tertentu untuk sebuah mantra, ini adalah kelemahan lain mantra yang tidak terikat, sangat merepotkan.
"Hanya mantra tingkat rendah, bahkan jika gagal tidak akan berbahaya"
Aku tidak menanggapi pertanyaan Laura, lagi pula aku menggunakan darahnya hanya untuk menutupi kebohonganku sebelumnya.
Setelah Laura selesai mengoleskan darahnya, aku menarik peta dan menyesuaikan salah satu ujungnya dengan bentuk segitiga yang ku gambar.
Sambil menekan bagian tengah peta dengan telapak tangan, mulutku mulai kugerakkan untuk mengucapkan sebuah mantra.
Meskipun sihir ini memang sihir tingkat rendah, tapi bukan berarti mantra ini mudah di lakukan terutama karena mantra ini membutuhkan konsentrasi lebih banyak daripada sihir di tingkat yang sama, membuat sihir ini mudah gagal terutama jika penggunanya tidak fokus.
Tetap saja, sama seperti sihir tingkat rendah lainnya mantra ini cukup pendek sehingga waktu yang dibutuhkan secara alami juga pendek.
Bahkan sekarang air yang membasahi peta sudah mulai terlihat berjalan mengalir menuju lingkaran di ujung segitiga, mengkristal menjadi sebuah es.
"Baiklah sudah selesai" setelah peta sudah mengering, aku mengangkat tanganku kembali. Mengambil botol kaca dari dalam tas dan memasukkan kristal es ke dalamnya.
Air mata Elves perawan berhasil di dapatkan. Bukan bahan yang benar-benar berharga, tapi masih cukup berguna sebagai bahan untuk ritual mantra yang tidak terikat.
"Tunggu Sedhulur! apa yang baru saja kau lakukan, berikan itu padaku"
Tanpa menggubris protes dari Laura, dengan cepat aku berusaha memasukkan kembali botol kaca ke dalam tas.
"Aku baru saja mendapatkan bahan sihir secara gratis, kenapa aku harus memberikannya padamu?"
Laura melompat ke arahku berusaha merebut tasku dengan paksa, tapi kau terlalu naif Laura, dengan gerakan yang mudah di baca seperti itu dia berniat merampas sesuatu dari tanganku? Bermimpilah.
Butuh beberapa saat untuk membuat Laura kelelahan dan berhenti mengejarku.
"Kembalikan air mataku Sedhulur!" kata Laura dengan punggung bersandar pada dinding karena kelelahan.
"Kalau begitu anggap saja air mata ini sebagai pembayaran atas makanan dan pertolonganku sebelumnya"
Laura tidak benar-benar menginginkan air matanya kembali, dia hanya terlalu malu karena air matanya 'diabadikan' oleh orang lain, karena itu untuk menghilangkan rasa malunya aku perlu memberinya alasan, seolah dia tidak punya pilihan lain.
"Dasar Pria Jahat"
Mendengar ejekan dari Laura aku hanya tersenyum. Kalimat ini adalah isyarat tidak langsung dari Laura bahwa dia sudah menyerah mencoba merebutnya dariku.
Sekarang waktunya kembali ke masalah utama.
Bagaimana pun juga aku sudah bersusah payah membuat gadis berisik ini kelelahan, setidaknya dia pasti akan tenang untuk beberapa saat.
Aku kembali melihat peta yang telah di tandai oleh Laura, bahkan Laura juga menuliskan dibalik peta untuk menjelaskan objek mencolok apa yang ia tandai.
Tidak terlalu banyak, mungkin hanya sekitar 25 objek yang telah di tandai oleh Laura, hampir tidak cukup untuk melakukan perhitungan.
Menggunakan pena dan kertas yang kuambil dari tas Laura, aku mulai menuliskan rumus matematika yang rumit di atasnya.
Tentu saja inti formasi sistem pertahanan kota tidak berada di salah satu objek mencolok ini, hanya saja karena objek mencolok seperti ini cenderung mempengaruhi formasi, sehingga saat membuat sistem pertahanan kota, pembuat harus berusaha untuk mencegah formasi terpengaruh.
Menggunakan ini sebagai titik awal aku mencoba, aku mencoba memperhitungkan dengan rumus eliminasi dan beberapa rumus lainnya untuk menemukan koordinat inti utama.
Dan karena ini hampir sama seperti tebakan, aku hanya bisa mengandalkan keberuntungan untuk melihat berapa banyak perhitungan yang harus kulakukan sebelum aku menemukan koordinat yang benar.
Atau... Setidaknya begitulah perkiraanku, tapi ketika aku baru saja menyelesaikan salah satu perhitungan dalam waktu 20 menit aku sudah menyelesaikan penaku kembali.
Mendongakkan kepala dan menatap langit-langit.
"Sial ini membutuhkan waktu terlalu lama"
Padahal saat terakhir sebelum aku mati, aku mampu melakukan perhitungan seperti ini dalam waktu kurang dari 2 menit.
Awalnya aku pikir itu karena kemampuan matematikaku telah meningkat, memang itu tidak sepenuhnya salah, jika kemampuan matematika tidak meningkat aku pasti memerlukan waktu yang jauh lebih lama untuk melakukan perhitungan seperti ini, tapi selain faktor yang membuatku meningkat secara alami, saat aku promosi menjadi penyihir lebih tinggi sepertinya kemampuan kalkulasiku juga meningkat.
Karena itu saat terakhir aku masih menjadi legenda, aku mampu membuat perhitungan seperti ini dalam waktu kurang dari 2 menit, sedangkan sekarang aku membutuhkan waktu lebih dari 10 kali lebih lama untuk melakukan perhitungan.
Lupakan saja masa lalu, aku harus fokus mencari cara menyelesaikan masalah perhitungan yang membutuhkan waktu yang terlalu lama ini.
Tidak ada jalan pintas yang berhasil terlintas di kepalaku, satu-satunya harapanku ada pada gadis di samping yang sedang mencoba mengatur nafasnya karena kelelahan.
"???" Laura menatapku dengan ekspresi bertanya-tanya.
Jika aku tidak salah ingat, Laura adalah salah satu 'pelajar cerdas' di sekolahnya.
"Tolong bantu aku Laura"
Begitu kata-kata ini keluar, Laura segera membentuk ekspresi kesal di wajahnya, ekspresi yang seolah mengatakan 'kau telah banyak mengerjaiku dan sekarang kau ingin aku membantumu?'.
"Aku mau membantumu, tapi aku ingin kau berjanji satu hal padaku. Jika suatu hari ini aku sudah tidak tahan lagi dengan semua masalahku dan ingin melarikan diri, bawalah aku pergi ke kampung halamanmu"
Melarikan diri ke duniaku, jika itu kunjungan lintas ke dua aku bisa melakukannya, masalah aku tidak yakin Laura mau menunggu dan bertahan sampai saat itu datang atau tidak.
"Baiklah, saat kita bertemu lagi nanti jika di kunjunganku berikutnya kau berpikir ingin melarikan diri ke duniaku, aku berjanji akan membawamu pergi sesuai permintaanmu"
Lagi pula aku akan mendapatkan bawahan gratis lainnya, kenapa aku harus menolak?
Laura tersenyum setelah mendengar janjiku. Sepertinya dia tidak keberatan harus menunggu hingga aku menemuinya lagi nanti.
"Baiklah, apa yang harus ku lakukan?"
"Bantu aku menghitung dengan rumus-rumus ini"
Aku menyodorkan salah satu 'kemungkinan' yang belum ku hitung kepada Laura, di sampingnya terdapat rumus-rumus cara penyelesaiannya.
"Tak masalah aku cukup jago matematika, tapi Sedhulur... masalahnya aku tidak bisa membaca huruf yang kau gunakan"
Ah aku lupa tentang itu, untuk mempermudah menghitung aku menggunakan nomor yang di gunakan di bumi, tapi jika aku ingin Laura ikut membantu ku aku harus menerjemahkannya terlebih dahulu.
"Baiklah, tunggu sebentar, biar ku terjemahkan"
Menerjemahkannya tidak sulit, lagi pula ini adalah matematika, secara alami tidak banyak kata-kata yang perlu di terjemahkan, aku hanya perlu menerjemahkan 10 angka dan beberapa simbol matematika.