Chereads / Istri Simpanan / Chapter 32 - Bab 32 - Kejutan

Chapter 32 - Bab 32 - Kejutan

Empat hari kemudian ....

Setelah mengunjungi beberapa tempat sejarah kini saatnya mereka kembali ke The Silla Seoul Hotel. Soo Yin bisa bernapas lega karena bisa terbebas dari Peter Anderson. Pekerjaan yang terlihat mudah namun tidak mengenakan. Begitu sampai Soo Yin langsung menuju ke ruangannya.

Dilihatnya dari sekat kaca, ternyata Dae Hyun tidak ada di tempat.

"Apa dia sudah pulang?" Soo Yin melihat jam dinding yang masih menunjukkan pukul tujuh malam. Masih terlalu sore untuk pulang.

Soo Yin kembali mencarinya ke sudut ruangan hingga toliet dan sebuah kamar yang ada di ruangannya. Tetap tidak ada.

"Apa kau mencariku?"

Suara Dae Hyun yang tiba-tiba membuat jantung Soo Yin ingin copot.

"Kau mengagetkanku." Soo Yin menghampiri Dae Hyun kemudian memukul bahunya dengan manja.

"Aduhhhh!" Dae Hyun pura-pura kesakitan sembari memegang dadanya.

"Aku memukul bahumu bukan dadamu," tukas Soo Yin. Sudah tahu jika suaminya pura-pura.

"Ayo ikut aku." Dae Hyun menarik pergelangan tangan Soo Yin agar mengikutinya. Masuk lift yang langsung menuju parkiran bawah tanah.

"Kita akan kemana? lepaskan tanganku, aku tidak ingin orang melihat kita," ujar Soo Yin.

Dae Hyun tidak memperdulikan perkataan Soo Yin. Langsung mendorong gadis itu ke dalam mobil. Menutupi mata Soo Yin dengan menggunakan kain.

"Jangan mengintip," ujar Dae Hyun.

Soo Yin menuruti perkataan Dae Hyun. Meski penasaran tapi gadis itu memilih diam saja tanpa banyak bertanya.

Setelah setengah jam perjalanan mobil berhenti. Dae Hyun membantu Soo Yin untuk ke luar dari mobil dan menuntunnya berjalan.

Soo Yin terus mengikuti langkah kaki Dae Hyun. Tangannya berpegangan dengan sangat erat. Soo Yin dapat mendengar bunyi aliran air.

"Buka matamu." Perlahan Dae Hyun membuka ikatan kain yang menutupi mata Soo Yin.

Soo Yin begitu terpesona dengan pemandangan lampu-lampu yang berwarna-warni. Ternyata Dae Hyun membawanya ke Cheonggyecheon Stream, sebuah aliran air yang terletak di pusat kota Seoul.

Kali ini Dae Hyun menyewa sebuah spot yang terkenal dengan sebutan Wall of Proposal. Konon di situlah banyak orang yang menyatakan cinta kepada pasangannya.

Soo Yin tidak pernah bermimpi bisa datang ke tempat ini bersama Dae Hyun. Dulu dirinya memang sering kemari, tapi hanya sekedar untuk bermain bersama teman-temannya.

"Apa kau menyukainya?" tanya Dae Hyun.

Gadis itu hanya menganggukan kepalanya. Perasaannya saat ini terlalu bahagia, tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Dae Hyun melingkarkan tangannya di pinggang Soo Yin sembari memegang kotak kecil berwarna biru. Membukanya tepat di depan gadis pujaannya.

Soo Yin membelalakan mata ketika melihat isinya. Ternyata kalung dengan liontin berbentuk love dengan permata berwarna biru.

"Apa ini tidak terlalu berlebihan?" ujar Soo Yin.

"Ini sebagai hadiah pernikahan kita. Aku bahkan tidak membelikanmu apa-apa saat kita menikah," ujar Dae Hyun kemudian memakaikan kalung tersebut di leher istrinya.

"Jika saat itu kau memberikan apapun padaku. Mungkin aku sudah membuangnya." Soo Yin teringat kembali saat mengetahui Dae Hyun sudah mempunyai istri. Sungguh dirinya sangat marah saat itu. Berbanding terbalik dengan apa yang dirasakannya saat ini.

"Lalu apa kau sekarang akan membuangnya?" tanya Dae Hyun.

"Akan kubuang jika kau berani bermain di belakangku," ujar Soo Yin sembari berbalik, menatap Dae Hyun dengan tatapan tajam.

"Tidak ada lagi yang kucintai selain dirimu. Percayalah!" Dae Hyun menangkup wajah Soo Yin dengan kedua tangannya. Mengecup bibir ranum yang sudah beberapa dirindukannya.

"Aku lapar," ujar Soo Yin sembari memegang perutnya.

Dae Hyun hampir lupa kalau tujuan utamanya membawa Soo Yin kemari adalah untuk makan malam romantis. Segera membawa Soo Yin agar duduk di kursi dengan hidangan yang bermacam - macam di meja.

Ada seorang Chef profesional yang tengah siap melayani mereka berdua.

"Kau terlalu berlebihan. Bagaimana jika ada orang yang melihat kita?" Soo Yin tidak ingin apa yang ditakutkannya benar-benar terjadi.

"Tidak mungkin, aku sudah mengatur semuanya agar aman." Dae Hyun menenangkan gadis itu agar tidak perlu khawatir.

Mereka makan dalam keadaan diam hanya raut wajah yang mencerminkan kalau mereka sangat bahagia. Saling memandang dan terukir senyuman di bibir mereka.

"Apa kau percaya kalau aku benar-benar mencintaimu?" tanya Dae Hyun sembari menatap Soo Yin dengan penuh cinta. Dirinya akan membuktikan kalau sangat mencintai wanita yang ada di depannya.

Soo Yin mengangguk dengan senyum merekah di bibirnya. Membuat Dae Hyun mabuk kepayang dibuatnya. Ini pertama kalinya jatuh cinta kembali setelah dulu pernah merasakannya saat SMA.

"Terima kasih." Soo Yin berdiri kemudian memeluk tubuh Dae Hyun dengan sangat erat.

"Ayo pulang, ini sudah malam. Kau pasti sangat lelah," ajak Dae Hyun.

Derrtt.

Derrtt.

Tiba-tiba ponsel Dae Hyun bergetar. Saat memeriksa ternyata nama Aeri yang memanggil.

"Dae Hyun, cepat pulang. Jo Yeon Ho mengalami demam tinggi," ujar Aeri di seberang telepon dengan panik.

"Baiklah, aku akan segera pulang." Dae Hyun mematikan sambungan telepon. Saat ini sangat khawatir dengan keadaan putranya.

"Ada apa?" tanya Soo Yin.

"Sayang, aku harus pulang. Saat ini Jo Yeon Ho sedang demam," ujar Dae sembari menggenggam tangan Soo Yin.

"Pulanglah! aku yakin Yeon Ho sangat membutuhkanmu."

"Bagaimana denganmu?" Dae Hyun tidak tega jika harus meninggalkan Soo Yin.

"Aku akan menghubungi Chung Ho untuk menjemputku." Soo Yin mendorong tubuh Dae Hyun agar segera pergi dan tidak perlu mengkhawatirkannya.

Setelah mengantar Dae Hyun masuk ke dalam mobil, Soo Yin berjalan-jalan mengelilingi aliran air karena Chung Ho belum muncul juga.

Mencoba untuk menenangkan hatinya agar tetap tenang. Berpikir positif kalau suaminya hanya menjenguk putranya. Lagi pula Soo Yin adalah gadis baik-baik yang tidak akan tega membiarkan Dae Hyun bersama dengannya sedangkan putranya sedang sakit.