Jean meringkuk dengan posisi duduk di sudut ranjangnya dengan kedua kaki yang ditekuk untuk menopang kepalanya. Seharian ini dirinya sudah menangis meratapi nasib janin yang ada di dalam kandungannya.
Ia tidak ingin menggugurkannya. Baginya janin itu sama sekali tidak bersalah.
"Ibu akan menjagamu meski ayahmu tak menginginkanmu, Sayang," ucap Jean dengan air mata yang tak henti-hentinya menetes. Ia meluruskan kakinya kemudian mengusap perutnya pelan sembari tersenyum. Ingin mengatakan kepada calon anaknya jika dirinya cukup bahagia saat ini.
Tidak pernah terpikirkan olehnya, begitu pahit kisah cintanya padahal ini pertama kalinya Jean jatuh cinta pada seorang pria.
"Soo Hyun, kau sungguh tega!" umpat Jean dengan lirih.
Tok tok tok...
Jean menghentikan isak tangisnya ketika mendengar seperti ada seseorang yang mengetuk pintu rumahnya dengan suara cukup keras. Ia menurunkan kakinya di lantai kemudian mencoba bangkit berdiri meski tubuhnya sempoyongan.