Dae Hyun menghela nafas panjang dengan nafas yang masih memburu di dada. Haruskah ia melanjutkan apa yang tengah mereka lakukan di tengah perjalanan? Atau berhenti saja karena tidak tega mendebarkan suara perut Soo Yin yang keroncongan?
Ia menutup mata sejenak sambil berpikir di tengah menikmati ciuman yang Soo Yin berikan. Setelah berpikir sejenak, lebih baik melanjutkan nanti dari pada Soo Yin jatuh sakit. Itu lebih fatal akibatnya karena kemungkinan besar justru harus menunggu lebih lama lagi.
Dae Hyun akhirnya melepaskan ciumannya meski hasrat itu sudah memenuhi kepalanya dan bersiap meledak. Namun apalah daya karena tak mungkin melakukannya di saat sang istri kelaparan. Dia bukan seorang maniak yang tidak bisa menunda keinginannya.
Perlahan Dae Hyun mulai mengancingkan kemeja Soo Yin kembali satu per satu.