Pagi-pagi sekali, Asisten Chang sudah beberapa kali menghubungi nomor Dae Hyun. Namun sang empunya seperti enggan untuk menjawabnya.
Barulah untuk kesekian kalinya, akhirnya Dae Hyun menjawab panggilan Asisten Chang.
"Ada apa? kenapa pagi-pagi begini sudah menghubungiku?" tukas Dae Hyun dengan suara serak khas bangun tidur. Matanya melirik Soo Yin yang masih tertidur pulas.
Kepala Soo Yin bersandar pada lengan sebelah kiri Dae Hyun sebagai bantalan.
"Saya hanya mengingatkan kalau hari ini anda harus bertemu dengan Mr. Peter Anderson, Tuan," ujar Asisten Chang di seberang telepon.
"Apa kau tidak bisa melakukannya?" tanya Dae Hyun yang merasa kesal. Padahal dirinya masih ingin menikmati liburan lebih lama lagi.
"Maaf, Tuan. Mr. Peter Anderson ingin bertemu dengan anda secara langsung. Kita juga harus menjemputnya di bandara," tukas Asisten Chang.
"Baiklah, sebentar lagi jemput aku!" ujar Dae Hyun tidak ingin berlama-lama berbicara dengan Chang Yuan di telepon.
"Baik, Tuan."
Dae Hyun segera mematikan sambungan telepon. Meletakkan kembali ponselnya di atas nakas. Ia tersenyum bahagia saat melihat Soo Yin yang kini berada di sampingnya. Meski sudah menjalin hubungan dengan Aeri, namun baru kali ini bisa merasakan jatuh cinta kembali setelah cinta pertamanya. Bahkan dengan sabar tidak memaksakan kehendaknya.
'Alangkah bahagianya jika aku bertemu denganmu terlebih dahulu,' ~ batin Dae Hyun seraya merapikan rambut yang menutupi wajah istrinya.
'Itu tidak mungkin, karena kau pasti masih terlalu muda saat aku menikah dengan Aeri,' ~ batin Dae Hyun. Teringat kalau perbedaan usia mereka terbilang sangat jauh. Tidak heran jika Soo Yin kadang menyebutnya dengan Om-om.
Dae Hyun pelan-pelan meletakkan kepala Soo Yin ke bantal. Gadis itu sedikit terganggu dengan menggeliat namun segera tertidur kembali. Sekarang justru ia melingkarkan tangannya di tubuh bidang milik Dae Hyun.
Tadinya Dae Hyun sudah ingin bangun namun tidak jadi. Jika melepaskan tangannya pasti akan mengganggu tidur Soo Yin. Akhirnya memilih membalas memeluk tubuh kecil istrinya.
Soo Yin mengerjapkan dan mengucek kedua matanya begitu melihat ada seseorang yang sedang menatapnya.
"Apa tidurmu nyenyak?" tanya Dae Hyun sembari tersenyum.
"Hmm." Soo Yin menganggukan kepalanya. Segera menarik tangannya yang melingkar di perut Dae Hyun.
Cup... Dae Hyun menggenggam tangan Soo Yin kemudian mencium punggung tangannya.
"Tidak usah malu, aku senang saat kau memelukku," tukas Dae Hyun sembari mengedipkan sebelah matanya.
Wajah Soo Yin segera memerah. Tidak habis pikir dengan dirinya saat ini yang sudah terpesona oleh Dae Hyun. Meskipun ia belum ingin untuk mengakuinya.
"Apa hari ini kita akan bekerja?" tanya Soo Yin berusaha untuk mengalihkan pembicaraan.
"Asisten Chang bilang kalau Mr. Peter Anderson ingin bertemu denganku secara langsung," ujar Dae Hyun sembari menghela nafas panjang.
"Tidak apa-apa. Nanti aku akan ikut, namun aku tidak yakin bisa melakukan pekerjaanku dengan baik," ucap Soo Yin. Dirinya bahkan sama sekali tidak mengerti pekerjaan seorang sekretaris.
"Kau tidak perlu melakukan apapun. Kau hanya perlu berada di sampingku dengan begitu kita memiliki lebih banyak waktu untuk bersama," ujar Dae Hyun sembari menangkup wajah Soo Yin dengan kedua tangannya.
"Bagaimana jika aku membuat kacau pekerjaanmu?" tanya Soo Yin.
"Kehadiranmu mungkin akan membuatku tidak fokus," ujar Dae Hyun sembari mencubit hidung istrinya.
"Aduhh, sakit." Soo Yin memegang hidungnya.
Cup...
Cup...
Dae Hyun mengecup bibir Soo Yin sekilas kemudian segera bangun. Dirinya takut tidak bisa menahan hasratnya lagi. Bagaimanapun juga dia adalah pria normal.
°
°
Soo Yin bingung harus mengenakan pakaian yang seperti apa. Sudah beberapa mencoba pakaian namun masih terasa kurang cocok di tubuhnya. Soo Yin berpikir sepertinya butuh lebih banyak pakaian yang jauh lebih sopan. Karena yang ada di ruang ganti kebanyakan pakaiannya begitu terbuka di tubuhnya. Membuatnya terasa tidak nyaman.
Dae Hyun masuk ke dalam ruang ganti menyusul Soo Yin, ia sudah mengenakan pakaian kerja. Hanya dasi yang masih tersampir di pundaknya. Dae Hyun memijat pelipisnya saat melihat Soo Yin masih memilih baju.
"Kau belum siap?" tanya Dae Hyun.
"Maaf, aku tidak tahu harus mengenakan apa," ujar Soo Yin sembari menoleh ke arah suaminya.
Dae Hyun memilihkan pakaian menurutnya pantas. Sebenarnya semuanya terlihat bagus di tubuh istrinya namun dirinya tidak akan membiarkan Soo Yin memakai baju seksi.
"Semuanya terlihat terbuka, aku merasa tidak nyaman," ujar Soo Yin.
"Nanti kita akan membeli baju untukmu. Aku juga tidak ingin kau memakai pakaian yang terbuka," ujar Dae Hyun sembari memegang pundak Soo Yin.
"Lalu kenapa kau membelikan pakaian minimalis seperti ini?" Soo Yin mengerutkan Dahinya.
"Itu hanya boleh dipakai saat berada di rumah. Ingat baik-baik, hanya aku saja yang boleh melihat tubuhmu," bisik Dae Hyun.
"Ya sudah, cepat keluar! aku harus berganti pakaian dahulu." Soo Yin mendorong tubuh Dae Hyun agar keluar dari ruang pakaian.
Soo Yin segera keluar setelah mengganti pakaiannya. Ia memakai blouse berwarna merah maroon dengan bawahan rok berwarna hitam sebatas bawah lutut. Lalu berjalan mendekati Dae Hyun yang tengah di depan cermin sembari merapikan dasinya.
Soo Yin langsung mengulurkan tangannya untuk meraih dasi di leher suaminya. Mulai sekarang dirinya akan belajar menjadi istri yang baik.
"Terima kasih, Sayang," ujar Dae Hyun.
"Lebih baik kau berangkat terlebih dahulu dengan Asisten Chang. Aku akan berangkat dengan Chung Ho," ucap Soo Yin.
"Tidak, kita akan berangkat bersama. Jika sudah dekat baru nanti kau bersama Chung Ho," sanggah Dae Hyun tidak setuju jika mereka berangkat secara terpisah.
"Tapi ...." Belum sempat menyanggah namun tangannya sudah ditarik untuk mengikuti Dae Hyun keluar dari kamar.
Waktu sudah agak siang sehingga Soo Yin memilih untuk sarapan di mobil. Takut mereka akan terlambat. Lagi pula tadi Soo Yin sudah menyuruh Bibi Xia untuk membuatkan bekal untuk mereka.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Asisten Chang berpikir bahwa Dae Hyun yang sekarang sangat berbeda dengan yang selama ini dikenalnya.
Selama ini tidak pernah sekalipun melihat Dae Hyun bersikap sangat manja kepada Aeri. Saat bersama mereka bersikap acuh tak acuh. Mereka hanya terlihat romantis saat di depan kamera dan banyak orang.
Asisten Chang hanya menghela napas panjang saat melihat Dae Hyun dan Soo Yin duduk di kursi belakang. Mereka saling menyuapi satu sama lain. Terlihat seperti pasangan yang sangat bahagia.
Membuat jiwa jomblo Chang Yuan ingin meronta. Sebenarnya banyak wanita yang menyukainya namun dia terus menolak karena merasa ada yang belum cocok.
Seandainya Dae Hyun bukan bosnya pasti sudah dicaci maki olehnya. Mulai saat ini hanya bisa pasrah dan bersabar. Pura-pura tidak melihat mereka berdua yang semakin membuat hatinya panas.
"Hei, Chang Yuan, tidak usah mengintip. Aku yakin kau iri dengan kami, " ujar Dae Hyun dengan nada datar. Sejak tadi merasa Chang Yuan memperhatikan mereka dengan tatapan tidak suka.
"Maaf, Asisten Chang, jika kami membuatmu tidak nyaman," ujar Soo Yin sembari melotot ke arah suaminya.
"Tidak masalah sama sekali, Nona," ucap Chang Yuan sembari mengemudikan mobil. Bosnya kali ini benar-benar menguji kesabarannya.
Soo Yin menggeser tubuhnya agar ada jarak di antara dirinya dengan Dae Hyun. Gadis itu yakin kalau Chang Yuan pasti tidak nyaman jika melihat mereka duduk terlalu dekat. Apalagi pagi ini Dae Hyun selalu bersikap manja dengan menyandarkan kepala di bahunya.
Dae Hyun mengerutkan keningnya melihat Soo Yin yang duduk menjauh. Segera ikut menggeser tubuhnya untuk mendekati istrinya hingga tidak ada lagi jarak di antara mereka.
"Dae Hyun, tolong menjauh sedikit." Soo Yin mendorong suaminya agar menjauh. Namun Dae Hyun justru menarik tangannya hingga posisi Soo Yin berada di atas pangkuan Dae Hyun.
Dae Hyun tidak menyia-nyiakan kesempatan. Langsung melumat bibir istrinya meski Soo Yin berusaha untuk menolak.
"Ehmmm. Tuan, apa Nona akan tetap berada di mobil ini sampai hotel?" Chang Yuan menyadarkan mereka berdua.
Soo Yin langsung mendorong tubuh Dae Hyun. Segera duduk kembali.
"Asisten Chang, aku turun di sini saja," ujar Soo Yin sembari merapikan pakaian dan rambutnya yang berantakan. Sungguh merasa tidak enak kepada Chang Yuan. Merasa kalau dirinya saat ini sudah mulai tidak waras.
"Sayang, sampai ketemu nanti," ucap Dae Hyun hendak memeluk Soo Yin namun gadis itu justru sudah berbalik membuka pintu dan segera keluar.
Soo Yin hanya melambaikan tangannya. Segera masuk ke dalam mobil yang dikemudikan oleh Chung Ho.